Masuknya mantan KSAD tak pengaruhi elektabilitas Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Pramono Edhie Wibowo didaulat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, setelah resmi bergabung usai pensiun dari karirnya sebagai TNI.
Pakar komunikasi politik Universitas Mercu Buana, Heri Budianto mengatakan, dengan masuknya Pramono Edhie ke Demokrat, tak akan angkat popularitas dan elektabilitas Demokrat.
"Saya sepakat bahwa Pramono Edhie merupakan darah segar bagi Demokrat, seperti yang disampaikan oleh petinggi Demokrat. Namun akan sulit bagi Pramono untuk mendongkrak citra Demokrat," kata Heri kepada Sindonews, Senin (1/7/2013).
Menurut Heri, meski Pramono sudah resmi masuk ke Demokrat. Namun ruang gerak bagi adik ipar Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, sangat terbatas.
"Aroma Pramono akan menggantikan SBY sebagai ketua umum begitu kental dengan munculnya Jenderal Pramono Edhie. Kalau itu benar-benar terjadi, maka politik dinasti kembali menyeruak di panggung politik kita," ucapnya.
Lebih lanjut Heri mengungkapkan, pesan lain yang bisa dipetik dari masuknya Pramono ini yaitu, Jenderal Purnawirawan itu, diperkirakan telah dipersiapkan untuk mengikuti pertarungan di konvensi Demokrat. "Saya kira Demokrat semakin jelas sikapnya akan mendorong Pramono Edhie untuk mengikuti konvensi," ujarnya.
Lalu, yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah Demokrat juga merencanakan Pramono untuk didorong menjadi calon presiden (capres) dari Partai Demokrat? Kita tunggu saja setiap episode perjalanan dari pimpinan SBY ini.
Pakar komunikasi politik Universitas Mercu Buana, Heri Budianto mengatakan, dengan masuknya Pramono Edhie ke Demokrat, tak akan angkat popularitas dan elektabilitas Demokrat.
"Saya sepakat bahwa Pramono Edhie merupakan darah segar bagi Demokrat, seperti yang disampaikan oleh petinggi Demokrat. Namun akan sulit bagi Pramono untuk mendongkrak citra Demokrat," kata Heri kepada Sindonews, Senin (1/7/2013).
Menurut Heri, meski Pramono sudah resmi masuk ke Demokrat. Namun ruang gerak bagi adik ipar Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, sangat terbatas.
"Aroma Pramono akan menggantikan SBY sebagai ketua umum begitu kental dengan munculnya Jenderal Pramono Edhie. Kalau itu benar-benar terjadi, maka politik dinasti kembali menyeruak di panggung politik kita," ucapnya.
Lebih lanjut Heri mengungkapkan, pesan lain yang bisa dipetik dari masuknya Pramono ini yaitu, Jenderal Purnawirawan itu, diperkirakan telah dipersiapkan untuk mengikuti pertarungan di konvensi Demokrat. "Saya kira Demokrat semakin jelas sikapnya akan mendorong Pramono Edhie untuk mengikuti konvensi," ujarnya.
Lalu, yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah Demokrat juga merencanakan Pramono untuk didorong menjadi calon presiden (capres) dari Partai Demokrat? Kita tunggu saja setiap episode perjalanan dari pimpinan SBY ini.
(maf)