KPK miliki rekaman Zulkarnaen & Wamenag soal kasus Alquran

Sindonews.com - Zulkarnaen Djabar, terdakwa kasus dugaan suap pengadaan Alquran di Kementerian Agama (Kemenag), merampungkan pemeriksaan sebagai saksi untuk Ahmad Jauhari, tersangka dalam kasus ini, di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Usai diperiksa, politikus Partai Golkar ini tak menampik, bahwa ada komunikasi dengan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar. Pembicaraan itu diduga membahas proyek pengadaan Alquran tahun 2011-2012 dan laboratorium komputer tahun 2011.

"Memang ada komunikasi, saya pakai istilah yunior dan permintaan, saya minta komunikasikan ke Pak Nasaruddin (Wamenag). Rekaman itu sudah ada di KPK, responnya Pak Nasaruddin ya positif, pesannya minta diteruskan kebawahan," kata Zulkarnaen di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2013) malam.

Namun, Zulkarnaen tidak membeberkan lebih jauh mengenai rekaman tersebut, dia menyarankan agar hal ini dikonfirmasi ke Kemenag. "Biar pihak Kemenag yang klarifikasi," imbuhnya.

Diketahui, nama Nazaruddin Umar acapkali disebut dalam kasus Alquran tersebut. Pada persidangan Zulkarnaen dan Dendy terungkap, fakta-fakta di persidangan terkait peran Nasaruddin.

Dalam beberapa rekaman sadapan pembicaraan Zulkarnaen-Dendy, Dendy-Nasaruddin, dan Zulkarnaen-Nasaruddin terungkap, mantan Dirjen Bimas Islam itu mengiyakan untuk memenangkan PT Abdi Aksara Abadi Indonesia (A3I) dalam lelang pekerjaan pengadaan Alquran, melalui tekanan kepada Ketua Unit Layanan Pengadaan (ULP) Alquran Mashuri. Nasaruddin kemudian meminta agar Fahd El Fouz langsung menemui Mashuri.

Sementara, Ahmad Jauhari dijerat KPK karena diduga menyalahgunakan kewenangannya. Jauhari disangka melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-undang (UU) tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).