Penerapan kurikulum 2013 berisiko
A
A
A
Sindonews.com - Penerapan kurikulum 2013 dianggap berisiko jika dilakukan tanpa pembekalan pelatihan kompetensi guru dan sosialisasi kurikulum yang memadai.
Sebab pada kurikulum baru 2013, dilakukan pendekatan tematik yang terintegrasi. Sehingga peluang salah implementasi di lapangan sangat besar tanpa kemampuan yang cukup dari tenaga pendidik, sekalipun sekolah itu adalah sekolah unggulan yang terakreditasi A.
“Cukup beresiko tanpa ada pelatihan dan sosialisasi. Tidak semua guru punya kemampuan untuk mengintegrasikan mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata pelajaran lain dengan baik. Kalau kemampuan tidak cukup maka tidak akan efektif,” ungkap Rektor UNM Prof Arismunandar, Rabu (19/6/213).
Dia mencontohkan, untuk muatan SD saja, guru harus bisa memasukkan mata pelajaran IPA ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang disajikan melalui satu tema menarik .
Karena itu, jika Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar tetap akan menerapkan kurikulum tersebut, maka harus berinisitiaf mengambil alih pelatihan guru dan sosialisi tanpa bertumpu pada komando dari pusat.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Makassar Mahmud BM mengatakan, penerapan sistem kurikulum baru di Kota Makassar telah memasuki tahap verifikasi atau peninjauan persiapan sekolah pada penerapannya, dengan melihat buku paket bagi sekolah yang menjadi percontohan.
Adapun sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project adalah semua sekolah eks. RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) daris etiap tingkatan.
"Sekolah unggulan atau yang eks RSBI akan dijadikan sebagai pilot projek, hal ini karena persiapan juga harus matang, baik dari Kepala Sekolah, Guru dan buku panduannya," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Makassar Bahrun menjelaskan jika Disdik Makassar sudah melakukan sosialisasi dari awal serta terus melakukan pendampingan.
“Penerapan kurikulum baru memerlukan proses panjang, mungkin kurikulum ini akan tuntas diterapkan di semua sekolah pada tahun 2015 nantinya," katanya
Sebab pada kurikulum baru 2013, dilakukan pendekatan tematik yang terintegrasi. Sehingga peluang salah implementasi di lapangan sangat besar tanpa kemampuan yang cukup dari tenaga pendidik, sekalipun sekolah itu adalah sekolah unggulan yang terakreditasi A.
“Cukup beresiko tanpa ada pelatihan dan sosialisasi. Tidak semua guru punya kemampuan untuk mengintegrasikan mata pelajaran IPA dan IPS ke dalam mata pelajaran lain dengan baik. Kalau kemampuan tidak cukup maka tidak akan efektif,” ungkap Rektor UNM Prof Arismunandar, Rabu (19/6/213).
Dia mencontohkan, untuk muatan SD saja, guru harus bisa memasukkan mata pelajaran IPA ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang disajikan melalui satu tema menarik .
Karena itu, jika Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar tetap akan menerapkan kurikulum tersebut, maka harus berinisitiaf mengambil alih pelatihan guru dan sosialisi tanpa bertumpu pada komando dari pusat.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Makassar Mahmud BM mengatakan, penerapan sistem kurikulum baru di Kota Makassar telah memasuki tahap verifikasi atau peninjauan persiapan sekolah pada penerapannya, dengan melihat buku paket bagi sekolah yang menjadi percontohan.
Adapun sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project adalah semua sekolah eks. RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) daris etiap tingkatan.
"Sekolah unggulan atau yang eks RSBI akan dijadikan sebagai pilot projek, hal ini karena persiapan juga harus matang, baik dari Kepala Sekolah, Guru dan buku panduannya," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Seksi pengembangan Kurikulum Dinas Pendidikan Makassar Bahrun menjelaskan jika Disdik Makassar sudah melakukan sosialisasi dari awal serta terus melakukan pendampingan.
“Penerapan kurikulum baru memerlukan proses panjang, mungkin kurikulum ini akan tuntas diterapkan di semua sekolah pada tahun 2015 nantinya," katanya
(lns)