Panlok SBMPTN DIY tangkap basah joki
A
A
A
Sindonews.com - Setelah berhasil menangkap basah peserta ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pengguna telepon seluler berbentuk jam tangan di hari pertama, panitia lokal (panlok) DIY kembali menemukan peserta yang bertindak curang.
Di hari kedua, pelaku yang berjenis kelamin pria ini ketahuan membawa telepon seluler yang berisi data-data seperti jawaban soal ke dalam ruang ujian.
"Hari ini pengawas ujian kembali menangkap basah satu peserta. Sama dengan kemarin, peserta kali ini juga mengikuti ujian di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk kategori IPC. Saya kira pengawas kurang berhati-hati sampai ada peserta yang lolos membawa handphone ke dalam ruangan," ujar Ketua Panlok SBMPTN DIY Prof Dr Rochmat Wahab Rabu (19/6/2013).
Ditemui di ruang kerjanya, Rochmat menuturkan, pihaknya telah melakukan interogasi pada pelaku pria tersebut mengenai latar belakang dan sistem perjokian yang dilakukan.
Menurut Rochmat, calon mahasiswa baru yang mendaftar ke ITB tersebut sejak awal sengaja mencari perjokian.
"Waktu ditanya, ia mengaku mengenal si joki setelah mencari-cari di internet. Hubungan mereka pun berawal melalui facebook. Hingga akhirnya Mr.X atau calon mahasiswa ini sepakat dan membayar jasa joki sebesar Rp15juta. Pembayaran pun dilakukan secara kontan dengan bertatap muka di Plaza Ambarukmo," jelas Sekertaris Panitia Pusat SBMPTN 2013 ini.
Saat ditelusuri asal Mr.X, ia saat ini sebenarnya sudah tercatat sebagai salah satu mahasiswa PTN di Jawa Tengah.
Pendaftarannya kali ini dikarenakan ia merasa tidak puas dengan pendidikan tinggi yang telah dijalaninya selama dua semester ini. Namun saat menerima jawaban berupa SMS dari joki, Mr.X sendiri meragukan jawaban tersebut.
"Ia mengaku ragu karena jumlah soal hanya 75 saja, sedangkan kunci jawaban yang diberikan jumlahnya 90 jawaban. Selain itu, menurut catatan berita acara, ada dua peserta yang diduga melakukan kecurangan karena menggunakan jam tangan seperti handphone. Padahal sejak awal pelaksanaan hari ini sudah dikatakan jam tangan pun tidak boleh dibawa masuk ruangan," imbuhnya.
Di hari kedua, pelaku yang berjenis kelamin pria ini ketahuan membawa telepon seluler yang berisi data-data seperti jawaban soal ke dalam ruang ujian.
"Hari ini pengawas ujian kembali menangkap basah satu peserta. Sama dengan kemarin, peserta kali ini juga mengikuti ujian di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk kategori IPC. Saya kira pengawas kurang berhati-hati sampai ada peserta yang lolos membawa handphone ke dalam ruangan," ujar Ketua Panlok SBMPTN DIY Prof Dr Rochmat Wahab Rabu (19/6/2013).
Ditemui di ruang kerjanya, Rochmat menuturkan, pihaknya telah melakukan interogasi pada pelaku pria tersebut mengenai latar belakang dan sistem perjokian yang dilakukan.
Menurut Rochmat, calon mahasiswa baru yang mendaftar ke ITB tersebut sejak awal sengaja mencari perjokian.
"Waktu ditanya, ia mengaku mengenal si joki setelah mencari-cari di internet. Hubungan mereka pun berawal melalui facebook. Hingga akhirnya Mr.X atau calon mahasiswa ini sepakat dan membayar jasa joki sebesar Rp15juta. Pembayaran pun dilakukan secara kontan dengan bertatap muka di Plaza Ambarukmo," jelas Sekertaris Panitia Pusat SBMPTN 2013 ini.
Saat ditelusuri asal Mr.X, ia saat ini sebenarnya sudah tercatat sebagai salah satu mahasiswa PTN di Jawa Tengah.
Pendaftarannya kali ini dikarenakan ia merasa tidak puas dengan pendidikan tinggi yang telah dijalaninya selama dua semester ini. Namun saat menerima jawaban berupa SMS dari joki, Mr.X sendiri meragukan jawaban tersebut.
"Ia mengaku ragu karena jumlah soal hanya 75 saja, sedangkan kunci jawaban yang diberikan jumlahnya 90 jawaban. Selain itu, menurut catatan berita acara, ada dua peserta yang diduga melakukan kecurangan karena menggunakan jam tangan seperti handphone. Padahal sejak awal pelaksanaan hari ini sudah dikatakan jam tangan pun tidak boleh dibawa masuk ruangan," imbuhnya.
(lns)