BKKBN sosialisasi alat kontrasepsi jangka panjang

Minggu, 16 Juni 2013 - 17:00 WIB
BKKBN sosialisasi alat kontrasepsi jangka panjang
BKKBN sosialisasi alat kontrasepsi jangka panjang
A A A
Sindonews.com - Dibanding alat kontrasepsi suntik, pil, dan kondom, metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dinilai lebih menguntungkan wanita. Namun sayangnya, keberadaannya kurang populer.

Ada beberapa hal yang membuat metode kontrasepsi jangka panjang tak populer yakni, banyaknya orang yang kurang mendapat informasi terkini mengenai penggunaan yang tepat dan kurangnya sinergi antara tenaga medis, guna memasang alat kontrasepsi tersebut.

"Memang metode kontrasepsi jangka panjang atau MKJP ini banyak kendala atau tantangan yang harus dihadapi agar keberadaannya sepopuler kontrasepsi hormonal," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr Sudibyo Alimoeso, dalam rilisnya, Minggu (16/6/2013).

Menurutnya, metode ini memerlukan ketrampilan khusus untuk bisa dipakai oleh peserta seperti implant dan IUD. Sedangkan dua metode lainnya yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita (sterilisasi) hanya dokter yang ahli yang boleh melakukan, sehingga tenaga menjadi terbatas.

Lebih jauh, Sudibyo menjelaskan pemintaan terhadap metode MKJP ini juga terbatas, baik karena keengganan pemakaian (misal IUD harus dimasukkan ke rahim) atau pasangan implan ke dalam tubuh, dan lain sebagainya.

"Karenanya, sosialisasi sangat penting, agar mitos-mitos atau ketakutan terhadap MKJP bisa dihilangkan atau
diminimalisir," jelasnya.

Tak hanya itu, BKKBN juga telah membuat alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) untuk memberikan edukasi dan pemahaman yang cukup kepada masyarakat dan keluarga akan pentingnya menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang.

Sebagai badan yang menaungi masalah keluarga berencana dan kependudukan, BKKBN tak segan-segan untuk melatih tenaga medis agar lebih trampil untuk memasang alat kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD dan implan.

"Tenaga bidan kita inventarisir dan yang belum terampil kemudian kita latih. Tahun 2011 BKKBN melatih sekitar 35.000 bidan," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3405 seconds (0.1#10.140)