Adik tiri Obama bawa misi pendidikan & perdamaian
A
A
A
Sindonews.com - Sebagian orang menilai, Amerika Serikat selalu menerapkan standar ganda tentang perang dan perdamaian. Kendati begitu, Dr Maya Sutoro-Ng, adik tiri Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, menebar pidato perdamaian di kampus UGM Yogyakarta, Selasa (11/6/2013).
Sehari sebelumnya, Senin 10 Juni 2013, Maya juga menyampaikan materi yang sama 'Peace trough Education' di kampus UII Yogyakarta. Agaknya, Yogyakarta menjadi kota istimewa bagi adik lain bapak dari Obama itu. Maya yang lahir di Jakarta tahun 1970 itu pernah tinggal di Yogyakarta saat berusia 6-8 tahun.
Tak heran bila Maya mengaku sangat senang bisa kembali mengunjungi Yogyakarta. Ia yang datang sebagai pakar pendidikan bersama 20 orang lainya rombongan dari University of Hawaii akan berada di Kota Pelajar itu hingga Sabtu (18/6/2013).
"Bahkan mimpi saya pertama itu dalam bahasa Jawa," ujar Maya sambil tersenyum.
Ia pun cukup fasih berbahasa Indonesia. Meski mengaku tak belajar bahasa Indonesia secara khusus, tapi ketika kecil keluarga besarnya selalu menggunakan bahasa Indonesia sehingga ia pun menjadi fasih berbahasa Indonesia.
Tinggal di kampung Ngasem, ketika itu, Maya mengisahkan sangat senang ketika bermain ke Tamansari, alun-alun, dan belajar tari serta gamelan di Kraton Yogyakarta. "Seni sangat penting sehingga ketika meninggalkan Indonesia saya bisa membawa budaya Indonesia serta masih terus memiliki ikatan batin dengan Indonesia," katanya.
Sebagai pakar pendidikan dan sangat peduli dengan perdamaian, Maya mengaku, memiliki prinsip hidup dekat dengan masyarakat. "Sangat penting untuk hidup penuh harmoni, saling menghargai, toleransi, dan saling pengertian antar-agama," tuturnya kemudian.
Selain memberikan kuliah umum tentang perdamaian melalui pendidikan, Maya beserta rombongan dari University of Hawaii itu juga akan mengikuti seminar tentang kebencanaan, serta meninjau salah satu proyek binaan UGM tentang pemantau dan pendeteksi dini bencana tanah longsor berbasis masyarakat.
Sebelum kuliah umum, Rektor UGM Prof Dr Pratikno MSocSc dengan Rektor University of Hawaii Dr MRC Greenwood juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan nota kesepakatan (MoA) terutama tentang kerjasama double degree, riset, dan program pertukaran dosen maupun mahasiswa.
"Sebenarnya penandatanganan itu merupakan tindaklanjut kerjasama yang telah terjalin sejak belasan tahun lalu, terutama tentang manajemen kebencanaan karena Indonesia dan Hawaii sebagai negara tropis, sama-sama memiliki lingkungan yang mirip serta memiliki pertautan budaya yang cukup kental," ujar Pratikno.
Sehari sebelumnya, Senin 10 Juni 2013, Maya juga menyampaikan materi yang sama 'Peace trough Education' di kampus UII Yogyakarta. Agaknya, Yogyakarta menjadi kota istimewa bagi adik lain bapak dari Obama itu. Maya yang lahir di Jakarta tahun 1970 itu pernah tinggal di Yogyakarta saat berusia 6-8 tahun.
Tak heran bila Maya mengaku sangat senang bisa kembali mengunjungi Yogyakarta. Ia yang datang sebagai pakar pendidikan bersama 20 orang lainya rombongan dari University of Hawaii akan berada di Kota Pelajar itu hingga Sabtu (18/6/2013).
"Bahkan mimpi saya pertama itu dalam bahasa Jawa," ujar Maya sambil tersenyum.
Ia pun cukup fasih berbahasa Indonesia. Meski mengaku tak belajar bahasa Indonesia secara khusus, tapi ketika kecil keluarga besarnya selalu menggunakan bahasa Indonesia sehingga ia pun menjadi fasih berbahasa Indonesia.
Tinggal di kampung Ngasem, ketika itu, Maya mengisahkan sangat senang ketika bermain ke Tamansari, alun-alun, dan belajar tari serta gamelan di Kraton Yogyakarta. "Seni sangat penting sehingga ketika meninggalkan Indonesia saya bisa membawa budaya Indonesia serta masih terus memiliki ikatan batin dengan Indonesia," katanya.
Sebagai pakar pendidikan dan sangat peduli dengan perdamaian, Maya mengaku, memiliki prinsip hidup dekat dengan masyarakat. "Sangat penting untuk hidup penuh harmoni, saling menghargai, toleransi, dan saling pengertian antar-agama," tuturnya kemudian.
Selain memberikan kuliah umum tentang perdamaian melalui pendidikan, Maya beserta rombongan dari University of Hawaii itu juga akan mengikuti seminar tentang kebencanaan, serta meninjau salah satu proyek binaan UGM tentang pemantau dan pendeteksi dini bencana tanah longsor berbasis masyarakat.
Sebelum kuliah umum, Rektor UGM Prof Dr Pratikno MSocSc dengan Rektor University of Hawaii Dr MRC Greenwood juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan nota kesepakatan (MoA) terutama tentang kerjasama double degree, riset, dan program pertukaran dosen maupun mahasiswa.
"Sebenarnya penandatanganan itu merupakan tindaklanjut kerjasama yang telah terjalin sejak belasan tahun lalu, terutama tentang manajemen kebencanaan karena Indonesia dan Hawaii sebagai negara tropis, sama-sama memiliki lingkungan yang mirip serta memiliki pertautan budaya yang cukup kental," ujar Pratikno.
(kri)