Richard Sambera: Bergerak untuk sehat

Jum'at, 31 Mei 2013 - 11:42 WIB
Richard Sambera: Bergerak untuk sehat
Richard Sambera: Bergerak untuk sehat
A A A
Sindonews.com - Di tengah-tengah segudang kesibukan kita, pernahkah kita dihadapkan pada kondisi badan yang mudah lelah, stamina menurun dan sekujur tubuh rasanya pegal-pegal?

Lalu segera berpaling pada sejumlah treatment atau bahkan obatan-obatan agar tubuh kembali bugar. Mungkin sesungguhnya kita justru kurang jeli melihat apa penyebabnya.

Terkadang, justru yang membuat semua itu adalah hal yang sangat sederhana namun sering diabaikan, yakni kita hidup dengan pola yang terlalu santai dan kurang mengolah raga kita.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu Indonesian Olympian, Richard Sambera, dia membagikan pandangan, dimana sudah seharusnya pola hidup yang aktif harus berjalan seiring dengan gaya hidup masa kini yang cenderung memanjakan kita.

Kita hidup dijaman yang serba canggih, lengkap dengan tawaran makanan dan minuman yang bervariasi. Apalagi kecenderungan manusia untuk memilih konsumsi makanan atau minuman yang manis dan berkalori, menjadikan sebuah tantangan baru dalam masyarakat modern.

Tapi sesungguhnya apakah memang makanan atau minuman yang patut kita takutkan? Lihat saja, Richard Sambera dalam kesibukannya tetap dapat menikmati waktunya tapi juga tetap bugar. Bagi pria yang masih aktif mengikuti kompetisi triathlon ini. “Buat saya, olahraga sudah menjadi suatu kebutuhan. Jika tubuh ini tidak bergerak, saya merasa ada yang kurang,” ungkap Richard Sambera.

Lebih lanjut, Richard membagi tips dimana kebanyakan orang berpikir kalau bergerak itu berarti melakukan olahraga yang keras seperti sepak bola, basket, gym, lari, dan semacamnya. Padahal banyak olahraga ringan yang bisa dilakukan disela rutinitas sehari-hari.

Richard menyontohkan, dirinya kadang memarkir mobil di tempat yang agak jauh, atau memilih untuk naik tangga ketimbang lift. “Atau untuk kaum profesional, kita bisa memilih untuk mendatangi langsung rekan kerja dibandingkan mengangkat telepon atau email.

Menyapu, mengepel, atau bahkan mencuci mobil secara manual juga termasuk kegiatan fisik yang bisa membakar kalori. Maka saya rasa, tak ada istilah terlalu sibuk untuk berolahraga, karena semua bisa kita selipkan dalam gaya hidup sehari-hari,” tuturnya.

Richard prihatin melihat tren kaum perkotaan yang kini mengalami perubahan, jarang melakukan aktifitas yang dapat membakar kalori seperti olahraga. Hal ini menurut Richard karena mereka sudah disibukkan dengan aktifitas kerja dan fenomena ini hampir dialami seluruh dunia.

Padahal, lanjut Richard tubuh yang kurang bergerak akan lebih beresiko mengakibatkan penyakit. Richard menyarankan supaya jumlah kalori yang dibakar lewat bergerak ini harus sebanding dengan jumlah kalori yang masuk lewat makanan dan minuman.

“Setiap hari, tubuh kita mendapat asupan kalori dari makanan dan minuman yang kita konsumsi. Jika tidak dibakar dengan aktivitas fisik, kalori ini akan menumpuk dan lama-kelamaan, menjadi sumber penyakit,” ucapnya.

Saat ini yang terjadi, menurut Richard lagi, biasanya banyak orang akan langsung menyalahkan berbagai jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Padahal bukan itu penyebabnya. Sebab aktivitas fisik sangat penting untuk mewujudkan tubuh yang sehat. “Jadi, jangan biarkan gaya hidup modern memanjakan kita,” tegasnya.

Menyinggung kaum muda sekarang yang gemar “nongkrong”, biasanya ditemani dengan minuman yang manis seperti kopi, teh, bahkan softdrink. “Sebenarnya kegiatan apapun itu termasuk ‘nongkrong’, ataupun pesta bisa kita lakukan, asal ingat untuk terus diimbangi dengan aktifitas fisik yang cukup.” ungkap Richard.

Ada berbagai pendapat yang mengatakan bahwa “tubuh yang beraktifitas akan membakar kalori” atau biasa yang di kenal dengan “ENERGY BALANCE”. Menurut Richard itu ada benarnya dan yang perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa olahraga jangan dijadikan hukuman, akan olahraga harus menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan tubuh.

Memang, kata Richard banyak orang lebih memilih untuk mengurangi asupan makanan dan minuman yang ia konsumsi. “Yang paling sering kita dengar mungkin banyak orang menghindari makanan sarat karbohidrat atau menolak minuman manis. Ini tidak sepenuhnya benar, karena saya percaya kalau kegemukan itu tidak disebabkan oleh salah satu jenis makanan atau minuman saja.

Untuk menjaga stamina, saya perlu asupan makanan, dari karbohidrat, protein, lemak,” jelasnya.
Saya juga suka minum soda seusai pertandingan. Tapi tubuh saya tetap fit, karena saya menyeimbangkannya dengan berolahraga. Singkatnya, percuma saja kalau diet, tapi tidak diiringi dengan aktivitas fisik. “Sudah rugi tidak bisa makan enak, berat badan tetap sulit turun, sayangkan,” pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6283 seconds (0.1#10.140)