Parpol dinilai gagal lakukan kaderisasi & berjenjang
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Islan Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Iding R Hasan mengatakan, maraknya artis yang terjun ke dunia politik disebabkan pengkaderan yang tak berhasil.
"Masalah utamanya parpol (partai politik) gagal melakukan kaderisasi politik yang benar dan berjenjang," kata doses ilmu politik UIN ini kepada Sindonews, Minggu (28/4/2013).
Pada kesempatan itu dia mengatakan, ada beberapa poin untuk melekukan penyeleksian agar pengkaderan sukses serta berjenjang karir politiknya. Maka itu, dia menambahkan, tidak asal-asalan dalam penyeleksian kader.
"Pertama, parpol harus merekrut orang-orang yang tepat, tidak sembarangan. Kedua, membina mereka menjadi kader-kader ideolog yang siap membawa misi partai. Ketiga, baru menurunkan mereka dalam kompetisi politik
Dia juga mengatakan, jika parpol terus mengutamakan popularitas arti untuk mendulang tinggi elektabilitasnya, itu sama saja dengan menghalalkan segala cara serta bisa mencederai perasaan kader yang sebelumnya sudah terjun lama di dunia politik.
"Ya benar (dapat mencederai), kader-kader lain banyak yang tersingkirkan," tandas Deputi Direktur Bidang Politik The Political Literacy Institute ini.
Sekadar diketahui, dalam daftar bakal calon anggota legislatig (bacaleg) yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), hampir semua parpol menyertakan artis dalam jajaran calegnya.
Sebut saja, Yenny Rahman dan Dede Yusuf (Partai Demokrat), Yessy Gusman dan Edo Kondologit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Katon Bagaskara dan Ari Lasso (Partai Golkar), dan Mat Solar dan Angel Lelga dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu ada Arzetti Bilbina dan Akrie ‘Patrio’ Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lisa Natalia, Gisel, Anang Hermasyah dari Partai Amanat Nasional (PAN), David Chalik dan Andre Hehanusa dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), serta Irwansyah dan Helmalia Putri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
"Masalah utamanya parpol (partai politik) gagal melakukan kaderisasi politik yang benar dan berjenjang," kata doses ilmu politik UIN ini kepada Sindonews, Minggu (28/4/2013).
Pada kesempatan itu dia mengatakan, ada beberapa poin untuk melekukan penyeleksian agar pengkaderan sukses serta berjenjang karir politiknya. Maka itu, dia menambahkan, tidak asal-asalan dalam penyeleksian kader.
"Pertama, parpol harus merekrut orang-orang yang tepat, tidak sembarangan. Kedua, membina mereka menjadi kader-kader ideolog yang siap membawa misi partai. Ketiga, baru menurunkan mereka dalam kompetisi politik
Dia juga mengatakan, jika parpol terus mengutamakan popularitas arti untuk mendulang tinggi elektabilitasnya, itu sama saja dengan menghalalkan segala cara serta bisa mencederai perasaan kader yang sebelumnya sudah terjun lama di dunia politik.
"Ya benar (dapat mencederai), kader-kader lain banyak yang tersingkirkan," tandas Deputi Direktur Bidang Politik The Political Literacy Institute ini.
Sekadar diketahui, dalam daftar bakal calon anggota legislatig (bacaleg) yang sudah diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), hampir semua parpol menyertakan artis dalam jajaran calegnya.
Sebut saja, Yenny Rahman dan Dede Yusuf (Partai Demokrat), Yessy Gusman dan Edo Kondologit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Katon Bagaskara dan Ari Lasso (Partai Golkar), dan Mat Solar dan Angel Lelga dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu ada Arzetti Bilbina dan Akrie ‘Patrio’ Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Lisa Natalia, Gisel, Anang Hermasyah dari Partai Amanat Nasional (PAN), David Chalik dan Andre Hehanusa dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), serta Irwansyah dan Helmalia Putri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
(mhd)