Ketimpangan pembangunan di Indonesia makin parah
A
A
A
Sindonews.com - Ekonomi dunia dalam 150 tahun terakhir didominasi oleh kekuatan industri besar dunia utara yakni Amerika Serikat, Inggris Raya, Jerman, Perancis, Kanada dan Italia.
Namun untuk pertama kali setelah 150 tahun lebih, dominasi negara-negara utara tersebut, tersaingi oleh kekuatan ekonomi besar di Cina, Brasil, dan India di lapis pertama kemudian disusul Indonesia, Meksiko, Afrika Selatan, dan Turki.
Rektor Universitas Gajah Mada (UGM), Pratikno mengatakan, kekuatan tiga negara Brasil, Cina, dan India diperkirakan akan mengambil porsi 40 persen dari ekonomi dunia di 2050. Menurutnya, hal ini bisa terjadi apabila dikombinasikan dengan kekuatan Indonesia dan beberapa negara selatan lain, maka dunia selatan akan menjadi kekuatan terbesar ekonomi dunia.
“Indonesia saat ini berada di uturan ke 16 ekonomi terbesar dunia, akan terus naik menjadi 10 besar dunia tahun 2040-an,” kata Pratikno dalam pidato wisuda program pascasarjana periode III, di Graha Sabha Pramana, Yogyakarta, Kamis 25 April 2013.
Menurut Pratikno, kemampuan negara-negara selatan untuk memenuhi kebutuhan pangan serta produk manufaktur untuk kebutuhan sendiri dan ekspor ke negara-negara utara menjadi penggerak utama. "Indonesia harus mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi serta menjaga kekuatan bangsa dalam semangat keikaan dalam kebhinekaan," ucapnya.
Namun diakuinya, Indonesia masih menghadapi permasalahan lingkungan, demografi, dan tata kelola pemerintahan serta ketimpangan pemerataan pembangunan. “Dengan semangat kebersamaan kita harus terus koreksi ketimpangan pembangunan yang semakin memprihatinkan,” urainya.
Diakui Pratikno, pemerataan pembangunan seharusnya dinikmati untuk seluruh rakyat dan seluruh wilayah, karenanya percepatan pembangunan Indonesia kawasan timur perlu diprioritaskan, karena kawasan ini mengalami ketertinggalan dibanding kawasan lainnya. “Saya berharap alumni UGM bisa mendorong itu,” tandasnya.
Namun untuk pertama kali setelah 150 tahun lebih, dominasi negara-negara utara tersebut, tersaingi oleh kekuatan ekonomi besar di Cina, Brasil, dan India di lapis pertama kemudian disusul Indonesia, Meksiko, Afrika Selatan, dan Turki.
Rektor Universitas Gajah Mada (UGM), Pratikno mengatakan, kekuatan tiga negara Brasil, Cina, dan India diperkirakan akan mengambil porsi 40 persen dari ekonomi dunia di 2050. Menurutnya, hal ini bisa terjadi apabila dikombinasikan dengan kekuatan Indonesia dan beberapa negara selatan lain, maka dunia selatan akan menjadi kekuatan terbesar ekonomi dunia.
“Indonesia saat ini berada di uturan ke 16 ekonomi terbesar dunia, akan terus naik menjadi 10 besar dunia tahun 2040-an,” kata Pratikno dalam pidato wisuda program pascasarjana periode III, di Graha Sabha Pramana, Yogyakarta, Kamis 25 April 2013.
Menurut Pratikno, kemampuan negara-negara selatan untuk memenuhi kebutuhan pangan serta produk manufaktur untuk kebutuhan sendiri dan ekspor ke negara-negara utara menjadi penggerak utama. "Indonesia harus mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi serta menjaga kekuatan bangsa dalam semangat keikaan dalam kebhinekaan," ucapnya.
Namun diakuinya, Indonesia masih menghadapi permasalahan lingkungan, demografi, dan tata kelola pemerintahan serta ketimpangan pemerataan pembangunan. “Dengan semangat kebersamaan kita harus terus koreksi ketimpangan pembangunan yang semakin memprihatinkan,” urainya.
Diakui Pratikno, pemerataan pembangunan seharusnya dinikmati untuk seluruh rakyat dan seluruh wilayah, karenanya percepatan pembangunan Indonesia kawasan timur perlu diprioritaskan, karena kawasan ini mengalami ketertinggalan dibanding kawasan lainnya. “Saya berharap alumni UGM bisa mendorong itu,” tandasnya.
(maf)