Pilih mengurus 3 adiknya, Tasripin ogah sekolah di asrama

Kamis, 25 April 2013 - 14:38 WIB
Pilih mengurus 3 adiknya,...
Pilih mengurus 3 adiknya, Tasripin ogah sekolah di asrama
A A A
Sindonews.com - Simpati dan uluran tangan dari banyak penjuru termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Tasripin (12) yang harus menghidupi tiga adiknya Dendi (7), Rianti (5), dan Dario (4).

Bahkan, Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) akan menyekolahkan mereka di pondokkan (srekolah di asrama). Hal itu disampaikan SDA saat menerima kedatangan Tasripin dan ayahnya di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2013).

Menurutnya, jika Tasripin berada di asrama kehidupan baik itu pendidikan dan kehidupan keseharian lebih teratur. "Saat di asrama nanti, Tasripin bisa mengenal banyak anak-anak seumuran mereka, sistem belajar lebih tertib dan belajar mengurus dirinya sendiri," kata Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Lanjut Suryadharma, dalam memberikan bantuan, tentunya Kemenag sudah mengirimkan tim khusus untuk meninjau daerah dan masyarakatnya. Informasi yang berkaitan tentu akan di teliti.

"Ini bukan karena ada informasi tetapi kita bereaksi. Jadi kita kirim tim khusus untuk melihat geografis daerahnya," katanya.

Menurutnya, melihat struktur daerah dan keadaan desanya memang sangat memprihatinkan, jadi wajar jika bantuan susah untuk sampai di sana.

Pada kesempatan itu Tasripin mengatakan, tidak mau ditempatkan di Asrama. "Nanti jauh dari adik. Saya mau bersawah," tandas dia.

Dia menceritakan, selama ditinggalkan bapaknya bekerja di Kalimantan dirinya menghidupi ketiga adiknya. Dengan uang secukupnya dan itu belum tentu didapatkan setiap hari. "Kadang juga enggak dapat uang dan enggak makan," ujarnya.

Lanjut Tasripin, selama ini dirinya berhenti sekolah semenjak bapaknya pergi merantau. Selain itu, dirinya juga enggan bersekolah karena jarak tempuh sekolah terdekat dari rumahnya sangatlah jauh.

Ayah Tasripin, Puspito (41) mengaku, tidak pernah berfikir bahwa anaknya akan mendapatkan rumah dan bantuan-bantuan. Selama bekerja di Kalimantan Barat sebagai pemelihara kelapa sawit dirinya juga merasa kangen dengan anak-anaknya.

Dia berjanji, akan merawat anak-anaknya dean tidak akan kembali ke Kalimantan. Menurutnya, dari bantuan-bantuan yang diberikan kepada keluarganya akan membuka usaha ternak lele didekat rumahnya. "Saya akan usaha di Jakarta saja, tanpa kembali ke Kalimantan," tandansnya.

Sekadar diketahui, seorang bocah berusia (12), di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus bertahan hidup sambil menghidupi tiga adiknya. Empat bocah itu ditinggal ayahnya bekerja ke luar Jawa, sementara sang ibu meninggal akibat tertimpa longsor dua tahun silam.

Tak mudah untuk menjangkau tempat tinggal empat bocah yakni Tasripin (12) bersama tiga adiknya, Riyanti (9), Dandi (7) dan Daryo (5). Setelah menempuh jalan menanjak dan bebatuan terjal, terlihat sebuah rumah terpencil di atas bukit di Dusun Pesawahan, Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok.

Kondisi rumah itu cenderung lembab sehingga tidak sehat bagi pertumbuhan anak-anak. Kawasan itu juga sering diselimuti kabut menjelang sore. Jarak dari pusat kota cukup jauh yakni sekira 30 kilometer.

Tasripin yang mestinya duduk di bangkus kelas VI SD, harus putus sekolah dan menjadi kepala keluarga sekaligus mengurus tiga adiknya. Empat anak itu ditinggal ayah, Narsun, dan kakaknya sejak enam bulan lalu untuk bekerja di kebun kelapa sawit di Kalimantan. Sementara ibunya, Satinah, meninggal dua tahun lalu akibat tertimpa tanah longsor.

Kini, Tasripin harus menjadi tumpuan hidup tiga adiknya. Dia harus mengambil alih tugas ayah dan ibu, mulai dari urusan mencuci pakaian, piring, dan mengurus keperluan rumah tangga lainnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0640 seconds (0.1#10.140)