Sejak 2006, UN sudah bermasalah
A
A
A
Sindonews.com - Permasalahan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sebenarnya bukan hanya pada 2013 ini saja. Sejak 2006, persoalan UN sudah muncul dan hal ini menunjukkan perlaksanaan UN tidak mengalami perbaikan.
Pernyataan itu dikatakan oleh pengamat pendidikan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, M Isnur. Menurutnya, saat 2006, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu dijabat oleh Bambang Sudibyo.
"2006 pernah kacau pelaksanaan UN, karena apa yang dipelajari oleh siswa, ternyata kurikulumnya berbeda. Saat itu kurikulum yang dipelajari 2003, tapi yang diujikan kurikulum 2005. Alhasil banyak siswa yang kesulitan menyelesaikan soal," kata M Isnur, saat dihubungi Sindonews, Senin (22/4/2013).
Sebelumnya, Mendikbud M Nuh memastikan, UN Sekolah Menengah Perama (SMP) dan sederajat berlangsung aman. Menurutnya, naskah soal saat ini sudah sampai di kabupaten kota.
Mendikbud menyatakan, pihaknya memang bertekad agar UN SMP tidak tertunda seperti UN SMA. Oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan ialah mengalihkan percetakan naskah soal dari PT Ghalia Indonesia Printing (GIP) ke ketiga percetakan lainnya.
Dia mengaku, pengalihan percetakan ini ke ketiga perusahaan itu membuat distribusi naskah soal ke 11 provinsi yang pada UN SMA kemarin terkendala sudah terdistribusikan dengan baik.
"Alhamdulillah semuanya sudah terkirim ke 11 provinsi terutama di NTB (Nusa Tenggara Barat) dan NTT (Nusa Tenggara Timur),“ kata M Nuh saat menggelar konferensi pers UN SMP, di Gedung Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu 21 April 2013.
Pernyataan itu dikatakan oleh pengamat pendidikan dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, M Isnur. Menurutnya, saat 2006, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat itu dijabat oleh Bambang Sudibyo.
"2006 pernah kacau pelaksanaan UN, karena apa yang dipelajari oleh siswa, ternyata kurikulumnya berbeda. Saat itu kurikulum yang dipelajari 2003, tapi yang diujikan kurikulum 2005. Alhasil banyak siswa yang kesulitan menyelesaikan soal," kata M Isnur, saat dihubungi Sindonews, Senin (22/4/2013).
Sebelumnya, Mendikbud M Nuh memastikan, UN Sekolah Menengah Perama (SMP) dan sederajat berlangsung aman. Menurutnya, naskah soal saat ini sudah sampai di kabupaten kota.
Mendikbud menyatakan, pihaknya memang bertekad agar UN SMP tidak tertunda seperti UN SMA. Oleh karena itu langkah pertama yang dilakukan ialah mengalihkan percetakan naskah soal dari PT Ghalia Indonesia Printing (GIP) ke ketiga percetakan lainnya.
Dia mengaku, pengalihan percetakan ini ke ketiga perusahaan itu membuat distribusi naskah soal ke 11 provinsi yang pada UN SMA kemarin terkendala sudah terdistribusikan dengan baik.
"Alhamdulillah semuanya sudah terkirim ke 11 provinsi terutama di NTB (Nusa Tenggara Barat) dan NTT (Nusa Tenggara Timur),“ kata M Nuh saat menggelar konferensi pers UN SMP, di Gedung Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu 21 April 2013.
(maf)