Densus 88 akan bubar dengan sendirinya
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Slamet Effendi Yusuf menegaskan, Detasemen Khusus (Densus) 88 akan bubar dengan sendirinya, ketika masyarakat dan kepolisian sudah menyatu.
"Jadi Densus 88 ini akan bubar dengan sendirinya kalau pihak masyarakat dan kepolisian menyatu kembali ke dalam prinsip kebangsaan dan kenegaraan yang sama," ujar Slamet Effendi Yusuf setelah acara diskusi di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).
Slamet menuturkan beredarnya video kekejaman Densus 88 saat melakukan penangkapan terhadap terduga teroris, merupakan tindakan kesewenang-wenangan aparat yang tidak memiliki nilai kebangsaan.
"Seharusnya dalam SOP (standard operating procedure), Densus lebih mengedepankan nilai pluralis dan kemanusiaan, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan tindakan kekerasan dan tidak manusiawi yang dilakukan oleh Densus tidak akan terjadi lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin secara tegas menolak aksi terorisme dan bentuk kekerasan lainnya di tanah air. Ia juga menjelaskan, dalam agama apa pun hal itu juga dilarang.
"Ormas Islam dan ormas keagamaan lain sangat menentang terorisme dalam berbagai bentuk," kata Din di Kantor PP Muhammadiyah.
Dirinya menjelaskan, aksi terorisme tidak hanya dilakukan oleh individu namun juga bisa dilaksanakan oleh pihak lainnya. "Selain dilakukan oleh individual dan kelompok, ada juga terorisme oleh negara," cetusnya.
"Jadi Densus 88 ini akan bubar dengan sendirinya kalau pihak masyarakat dan kepolisian menyatu kembali ke dalam prinsip kebangsaan dan kenegaraan yang sama," ujar Slamet Effendi Yusuf setelah acara diskusi di Kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2013).
Slamet menuturkan beredarnya video kekejaman Densus 88 saat melakukan penangkapan terhadap terduga teroris, merupakan tindakan kesewenang-wenangan aparat yang tidak memiliki nilai kebangsaan.
"Seharusnya dalam SOP (standard operating procedure), Densus lebih mengedepankan nilai pluralis dan kemanusiaan, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan tindakan kekerasan dan tidak manusiawi yang dilakukan oleh Densus tidak akan terjadi lagi," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin secara tegas menolak aksi terorisme dan bentuk kekerasan lainnya di tanah air. Ia juga menjelaskan, dalam agama apa pun hal itu juga dilarang.
"Ormas Islam dan ormas keagamaan lain sangat menentang terorisme dalam berbagai bentuk," kata Din di Kantor PP Muhammadiyah.
Dirinya menjelaskan, aksi terorisme tidak hanya dilakukan oleh individu namun juga bisa dilaksanakan oleh pihak lainnya. "Selain dilakukan oleh individual dan kelompok, ada juga terorisme oleh negara," cetusnya.
(maf)