Pesan SBY untuk pimpinan TNI & Polri
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan, anggota TNI maupun anggota Polri yang ada di daerah, jangan menyepelekan hal yang kecil. Karena, hal tersebut bisa berdampak yang sangat luar biasa.
Dia mencontohkan, kasus penembakan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, itu sangat berdampak bagi keamanan negara Indonesia di mata dunia.
"Prajurit yang tidak profesional di daerah operasi yang melakukan tindakan yang melebih kepatutannya, yang disebut melanggar HAM, itu dampaknya sampai ketingkat dunia, sampai ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," kata SBY di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2013).
Dia mengatakan, kasus adanya prajurit yang melakukan di luar kepatutan juga terdapat di sejumlah negara sahabat. Tapi, kata dia, hal itu bukanlah khas dari para prajurit Indonesia.
"Oleh karena itu, kepemimpinan pemimpin harus menyayangi anak buahnya. Cara menyayanginya, latihlah supaya kalau bertempur dia selamat dan tetap hidup. Jangan karena sayang tidak melatihnya, tidak melatih dengan keras. Sehingga dalam pertempuran hanya harus menjadi korban, itu berarti tidak sayang," tuturnya.
Maka itu, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu mengimbau, pimpinan TNI dan Polri agar bisa menyayangi anak buahnya secara profesional.
"Sayang juga memikirkan pendidikan dan kariernya. Wujudkan rasa sayang itu dengan membina, mendidik, mendorong, memajukan dan memotivasi mereka dengan baik," imbuhnya.
Dia menambahkan, beberapa kali harus menjelaskan kepada dunia soal berbagai insiden di tanah air, seperti kasus Lapas Sleman, dan Papua.
"Saya harus menjelaskan ke Sekjen PBB, menjelaskan ke teman-teman saya para pemimpin dunia. Presiden atau perdana menteri oleh kejadian satu-dua orang anggota TNI atau satu-dua orang anggota Polri," kata dia.
Dia mengatakan, mungkin beberapa insiden yang terjadi di Indonesia tidak terlalu diperhatikan bagi para kedua lembaga tersebut. Tapi, bagi kepala negara itu merupakan hal yang memalukan. "Hal barangkali di mata Saudara tidak luar biasa, tapi di mata saya luar biasa," tandasnya.
Dia mencontohkan, kasus penembakan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, itu sangat berdampak bagi keamanan negara Indonesia di mata dunia.
"Prajurit yang tidak profesional di daerah operasi yang melakukan tindakan yang melebih kepatutannya, yang disebut melanggar HAM, itu dampaknya sampai ketingkat dunia, sampai ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," kata SBY di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2013).
Dia mengatakan, kasus adanya prajurit yang melakukan di luar kepatutan juga terdapat di sejumlah negara sahabat. Tapi, kata dia, hal itu bukanlah khas dari para prajurit Indonesia.
"Oleh karena itu, kepemimpinan pemimpin harus menyayangi anak buahnya. Cara menyayanginya, latihlah supaya kalau bertempur dia selamat dan tetap hidup. Jangan karena sayang tidak melatihnya, tidak melatih dengan keras. Sehingga dalam pertempuran hanya harus menjadi korban, itu berarti tidak sayang," tuturnya.
Maka itu, mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu mengimbau, pimpinan TNI dan Polri agar bisa menyayangi anak buahnya secara profesional.
"Sayang juga memikirkan pendidikan dan kariernya. Wujudkan rasa sayang itu dengan membina, mendidik, mendorong, memajukan dan memotivasi mereka dengan baik," imbuhnya.
Dia menambahkan, beberapa kali harus menjelaskan kepada dunia soal berbagai insiden di tanah air, seperti kasus Lapas Sleman, dan Papua.
"Saya harus menjelaskan ke Sekjen PBB, menjelaskan ke teman-teman saya para pemimpin dunia. Presiden atau perdana menteri oleh kejadian satu-dua orang anggota TNI atau satu-dua orang anggota Polri," kata dia.
Dia mengatakan, mungkin beberapa insiden yang terjadi di Indonesia tidak terlalu diperhatikan bagi para kedua lembaga tersebut. Tapi, bagi kepala negara itu merupakan hal yang memalukan. "Hal barangkali di mata Saudara tidak luar biasa, tapi di mata saya luar biasa," tandasnya.
(mhd)