Dari Sang Kyai, PKB bidik 35 juta pemilih pemula
A
A
A
Sindonews.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berharap bisa mencuri tambahan suara dari 35 juta pemilih pemula dalam pemilu 2014 mendatang.
Karenanya, pemutaran serentak film Sang Kyai di 60 bioskop seluruh Indonesia sengaja disuguhkan untuk pemudi dan pemuda tanah air.
“Selain pemilih pemula kita juga membidik kelas menengah,“ ujar Wasekjen DPP PKB Zainul Munasichin kepada wartawan di sela diskusi behind the scene film Sang Kyai di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Diponegoro Kota Tulungagung, Minggu (26/5/2013).
Sebelum acara nonton bareng tergelar, PKB selaku “promotor” bayangan film besutan sutradara Rako Prijanto itu akan terus bergerilya menggelar road show diskusi behind the scence Sang Kyai di kampus, pondok pesantren dan sekolah-sekolah.
“Kita berharap anak muda yang belum tahu dengan KH Hasyim Asyari bisa mengerti dan melek sejarah. Khususnya para anak muda yang selama ini menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang bersifat hedonis,“ terangnya.
Film berdurasi sekitar 120 menit itu berkisah tentang peran besar pendiri Nahdatul Ulama (NU) Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari dalam pertempuran 10 November 1945.
Atas ultimatum tentara Inggris yang ingin kembali menguasai Indonesia melalui Surabaya, kakek mantan Presiden RI (alm) KH Abdurrahman Wahid ini mengeluarkan resolusi jihad yang intinya berseru kepada seluruh bangsa Indonesia untuk memerangi penjajah.
“Tidak banyak kalangan muda yang tahu bahwa pertempuran 10 November yang akhirnya dijadikan Hari Pahlawan berawal dari terbitnya Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asyari, “jelasnya.
PKB dan Rapi Films selaku produser Sang Kyai menargetkan film yang dibintangi aktor kawakan seperti Ikranegara, Christine Hakim dan Agus Kuncoro ini ditonton minimal 4 juta penduduk Indonesia.
Jumlah yang lebih besar dari film Sang Pencerah tentang biografi KH Ahmad Dahlan yang hanya ditonton 1 juta penduduk Indonesia.
“Karenanya di 60 bioskop yang nonton serentak itu, kita akan berikan tiket gratis. Pada hari yang sama itu kita akan booking termasuk bioskop di Tulungagung,“ terangnya.
Kendati tidak bisa lepas dari kepentingan politik, tujuan utama dari pemutaran film Sang Kyai adalah bagaimana mengembalikan sejarah NU ke tengah bangsa.
Khususnya mengenai resolusi jihad untuk bisa masuk ke dalam kurikulum pelajaran anak sekolah.
PKB, lanjut Zaenul pernah mendorong hal itu pada tahun 2009. Termasuk juga melakukan kirab kampanye resolusi jihad di 23 kota di Indonesia.
“Namun hingga kini apa yang menjadi cita-cita warga NU (resolusi jihad masuk kurikulum) belum juga direalisasi oleh pemerintah,“ jelasnya.
Seperti diketahui dalam diskusi behind the scene itu juga dilakukan pemutaran cuplikan film Sang Kyai selama 20 menit.
Acara itu juga dihadiri Ketua PCNU Kabupaten Tulungagung Abdul Hakim Mustofa, Komisariat PMII STAI DIPO, dan salah seorang pemeran murid KH Hasyim Asyari.
“Sebulan setelah pemutaran film secara serentak, kita juga akan melakukan pemutaran secara road show di kampung-kampung,“ pungkas Zaenul.
Ketua PCNU Kabupaten Tulungagung Abdul Hakim menyambut baik pemutaran film Sang Kyai. Ia bersyukur Kota Marmer terpilih menjadi salah satu daerah yang terpilih untuk pemutaran serentak.
“Film ini sarat dengan sejarah, khususnya tentang peranan NU dalam membela negara kesatuan republik Indonesia,“ ujarnya.
Karenanya, pemutaran serentak film Sang Kyai di 60 bioskop seluruh Indonesia sengaja disuguhkan untuk pemudi dan pemuda tanah air.
“Selain pemilih pemula kita juga membidik kelas menengah,“ ujar Wasekjen DPP PKB Zainul Munasichin kepada wartawan di sela diskusi behind the scene film Sang Kyai di kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Diponegoro Kota Tulungagung, Minggu (26/5/2013).
Sebelum acara nonton bareng tergelar, PKB selaku “promotor” bayangan film besutan sutradara Rako Prijanto itu akan terus bergerilya menggelar road show diskusi behind the scence Sang Kyai di kampus, pondok pesantren dan sekolah-sekolah.
“Kita berharap anak muda yang belum tahu dengan KH Hasyim Asyari bisa mengerti dan melek sejarah. Khususnya para anak muda yang selama ini menghabiskan waktunya untuk kegiatan yang bersifat hedonis,“ terangnya.
Film berdurasi sekitar 120 menit itu berkisah tentang peran besar pendiri Nahdatul Ulama (NU) Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari dalam pertempuran 10 November 1945.
Atas ultimatum tentara Inggris yang ingin kembali menguasai Indonesia melalui Surabaya, kakek mantan Presiden RI (alm) KH Abdurrahman Wahid ini mengeluarkan resolusi jihad yang intinya berseru kepada seluruh bangsa Indonesia untuk memerangi penjajah.
“Tidak banyak kalangan muda yang tahu bahwa pertempuran 10 November yang akhirnya dijadikan Hari Pahlawan berawal dari terbitnya Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asyari, “jelasnya.
PKB dan Rapi Films selaku produser Sang Kyai menargetkan film yang dibintangi aktor kawakan seperti Ikranegara, Christine Hakim dan Agus Kuncoro ini ditonton minimal 4 juta penduduk Indonesia.
Jumlah yang lebih besar dari film Sang Pencerah tentang biografi KH Ahmad Dahlan yang hanya ditonton 1 juta penduduk Indonesia.
“Karenanya di 60 bioskop yang nonton serentak itu, kita akan berikan tiket gratis. Pada hari yang sama itu kita akan booking termasuk bioskop di Tulungagung,“ terangnya.
Kendati tidak bisa lepas dari kepentingan politik, tujuan utama dari pemutaran film Sang Kyai adalah bagaimana mengembalikan sejarah NU ke tengah bangsa.
Khususnya mengenai resolusi jihad untuk bisa masuk ke dalam kurikulum pelajaran anak sekolah.
PKB, lanjut Zaenul pernah mendorong hal itu pada tahun 2009. Termasuk juga melakukan kirab kampanye resolusi jihad di 23 kota di Indonesia.
“Namun hingga kini apa yang menjadi cita-cita warga NU (resolusi jihad masuk kurikulum) belum juga direalisasi oleh pemerintah,“ jelasnya.
Seperti diketahui dalam diskusi behind the scene itu juga dilakukan pemutaran cuplikan film Sang Kyai selama 20 menit.
Acara itu juga dihadiri Ketua PCNU Kabupaten Tulungagung Abdul Hakim Mustofa, Komisariat PMII STAI DIPO, dan salah seorang pemeran murid KH Hasyim Asyari.
“Sebulan setelah pemutaran film secara serentak, kita juga akan melakukan pemutaran secara road show di kampung-kampung,“ pungkas Zaenul.
Ketua PCNU Kabupaten Tulungagung Abdul Hakim menyambut baik pemutaran film Sang Kyai. Ia bersyukur Kota Marmer terpilih menjadi salah satu daerah yang terpilih untuk pemutaran serentak.
“Film ini sarat dengan sejarah, khususnya tentang peranan NU dalam membela negara kesatuan republik Indonesia,“ ujarnya.
(hyk)