Perindo minta PKL Jakarta cegah parkir liar
A
A
A
Sindonews.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) JT 46, Lapangan Tembak, Cibubur, Jakarta Timur terlihat antusias saat menyambut kedatangan organisasi masyarakat Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hanura. Mereka dengan semangat membersihkan lokasi usahanya dari sampah dan sanitasi yang tersumbat.
Untuk meminta para pedagang tetap peduli dengan kebersihan lingkungan, Perindo dan Partai Hanura juga memberikan peralatan kebersihan seperti tempat sampah dan sapu bagi setiap kios para pedagang. Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Srikandi Partai Hanura dan Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Partai Hanura Guntur.
Lurah Cibubur Mulyadi mengatakan lokasi PKL JT 46 tersebut merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jakarta Timur. Hal itu dimaksudkan agar PKL tertata dengan baik.
"Aturan tersebut diatur dibawah pemerintah DKI, kelurahan Cibubur.
Tujuannya agar para pedagang jaga kebersihan lingkungannya, karena yang namanya pedagang, harus membuat pembeli menjadi nyaman untuk pembeli. Nanti dari unit kebersihan akan bantu untuk pengangkutan," ungkapnya dalam sambutannya di lokasi, Minggu (26/05/2013).
Mulyadi meminta agar para PKL mampu ikut mengingatkan para konsumen agar tidak parkir sembarangan. Sebab hal itu akan menambah kemacetan Jakarta.
"Bisa enggak kiosnya ditata dengan baik. Kami selalu melakukan penilaian kepada para PKL, kalau bagus akan kami rekomendasikan untuk dipertahankan, misalnya bersih dan nyaman. Misalnya ini lokasi jalan raya jadi akses masyarakat, keluhan banyak pembeli yang parkirnya tak tertata, jadi macet. Kalau macet PKL sebenarnya tak mengganggu mereka, tapi akhirnya keluhan ke saya parkir liar, yang kena pedagang," jelasnya.
Ketua Perindo DKI Jakarta yang juga caleg Partai Hanura dapil Jakarta Timur nomor urut 1, Wijaya Kusuma mengatakan, PKL memang harus memiliki kemauan untuk mewujudkan usaha yang mandiri. Ia mengungkapkan banyak pelaku UKM yang belum terekspos karena tak memahami pola pemasaran.
"Karena itu Perindo bersinergis membantu pelaku usaha kecil dan menengah serta pemerintah, banyak kan dari mereka yang membuat kerajinan daur ulang bagus-bagus tapi tak dikenal karena pemasaran yang kurang, dan kami mendampingi mereka, jangan sampai para UMKM justru gagal di negeri sendiri dan jadi TKW ke luar negeri," jelas Wijaya.
Untuk meminta para pedagang tetap peduli dengan kebersihan lingkungan, Perindo dan Partai Hanura juga memberikan peralatan kebersihan seperti tempat sampah dan sapu bagi setiap kios para pedagang. Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Srikandi Partai Hanura dan Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Partai Hanura Guntur.
Lurah Cibubur Mulyadi mengatakan lokasi PKL JT 46 tersebut merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap perkembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jakarta Timur. Hal itu dimaksudkan agar PKL tertata dengan baik.
"Aturan tersebut diatur dibawah pemerintah DKI, kelurahan Cibubur.
Tujuannya agar para pedagang jaga kebersihan lingkungannya, karena yang namanya pedagang, harus membuat pembeli menjadi nyaman untuk pembeli. Nanti dari unit kebersihan akan bantu untuk pengangkutan," ungkapnya dalam sambutannya di lokasi, Minggu (26/05/2013).
Mulyadi meminta agar para PKL mampu ikut mengingatkan para konsumen agar tidak parkir sembarangan. Sebab hal itu akan menambah kemacetan Jakarta.
"Bisa enggak kiosnya ditata dengan baik. Kami selalu melakukan penilaian kepada para PKL, kalau bagus akan kami rekomendasikan untuk dipertahankan, misalnya bersih dan nyaman. Misalnya ini lokasi jalan raya jadi akses masyarakat, keluhan banyak pembeli yang parkirnya tak tertata, jadi macet. Kalau macet PKL sebenarnya tak mengganggu mereka, tapi akhirnya keluhan ke saya parkir liar, yang kena pedagang," jelasnya.
Ketua Perindo DKI Jakarta yang juga caleg Partai Hanura dapil Jakarta Timur nomor urut 1, Wijaya Kusuma mengatakan, PKL memang harus memiliki kemauan untuk mewujudkan usaha yang mandiri. Ia mengungkapkan banyak pelaku UKM yang belum terekspos karena tak memahami pola pemasaran.
"Karena itu Perindo bersinergis membantu pelaku usaha kecil dan menengah serta pemerintah, banyak kan dari mereka yang membuat kerajinan daur ulang bagus-bagus tapi tak dikenal karena pemasaran yang kurang, dan kami mendampingi mereka, jangan sampai para UMKM justru gagal di negeri sendiri dan jadi TKW ke luar negeri," jelas Wijaya.
(lal)