KPU dinilai lindungi kekuatan parpol Senayan
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya sebagai penjaga pintu partai politik (parpol) penguasa yang akan bertarung di Pemilu 2014.
Hal itu, tambahnya, karena sikap KPU yang tidak perduli dalam menanggapi keputusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), terkait sengketa Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) yang memenangkan Partai Bulan Bintang (PBB), untuk masuk menjadi peserta pemilu.
"Sekarang KPU menjadi instrumen dan penjaga gawang kekuasaan partai yang ada di parlemen," kata Ray di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2013).
Ray juga mengatakan, slogan yang dianut KPU sendiri saat ini sangat tidak sesuai dengan apa yang sudah terjadi beberapa waktu terakhir. "Karena yang enggak siap kalah dan siap menang itu sebenarnya KPU sendiri," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, dia juga mengaku kecewa terhadap kinerja KPU sebagai penyelenggara Pemilu 2014 mendatang. Karena, putusan sidang ajudikasi Bawaslu yang merekomendasikan KPU agar meloloskan PKPI tidak dihiraukan. Kemudian, putusan PT TUN yang memenangkan PBB sebagai peserta pemilu juga tak digubris oleh KPU.
"Jujur saya agak dongkol betul dengan KPU kita ini. Keputusan PT TUN dan Bawaslu harus diikuti KPU," tandasnya.
Maka itu, Ray mempertanyakan kredibilitas KPU. Kemudian dia juga mencurigai adanya pihak partai parlemen yang melakukan intervensi terhadap KPU.
"Saya ragu apa pemilu kita bisa diharapkan dengan independen atau tidak. KPU kita ini mudah diintervensi oleh parpol di Senayan," tandasnya.
Hal itu, tambahnya, karena sikap KPU yang tidak perduli dalam menanggapi keputusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), terkait sengketa Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) yang memenangkan Partai Bulan Bintang (PBB), untuk masuk menjadi peserta pemilu.
"Sekarang KPU menjadi instrumen dan penjaga gawang kekuasaan partai yang ada di parlemen," kata Ray di Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2013).
Ray juga mengatakan, slogan yang dianut KPU sendiri saat ini sangat tidak sesuai dengan apa yang sudah terjadi beberapa waktu terakhir. "Karena yang enggak siap kalah dan siap menang itu sebenarnya KPU sendiri," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, dia juga mengaku kecewa terhadap kinerja KPU sebagai penyelenggara Pemilu 2014 mendatang. Karena, putusan sidang ajudikasi Bawaslu yang merekomendasikan KPU agar meloloskan PKPI tidak dihiraukan. Kemudian, putusan PT TUN yang memenangkan PBB sebagai peserta pemilu juga tak digubris oleh KPU.
"Jujur saya agak dongkol betul dengan KPU kita ini. Keputusan PT TUN dan Bawaslu harus diikuti KPU," tandasnya.
Maka itu, Ray mempertanyakan kredibilitas KPU. Kemudian dia juga mencurigai adanya pihak partai parlemen yang melakukan intervensi terhadap KPU.
"Saya ragu apa pemilu kita bisa diharapkan dengan independen atau tidak. KPU kita ini mudah diintervensi oleh parpol di Senayan," tandasnya.
(mhd)