Mengapa Anas kebanjiran dukungan dari elite politik?
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi mengatakan, kedatangan elite politik ke kediaman mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bisa dilihat dari tiga perspektif.
Perspektif pertama, kedatangan elite politik yang mendukung Anas secara masif lebih karena memanfaatkan momentum menyerang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jadi, simpati yang mengalir kepada Anas dibalut rasa sakit hati kepada SBY. Tak pelak, simpati itu datang diboncengi kebencian para elite politik itu kepada pemerintah SBY," ujar Muradi ketika berbincang dengan Sindonews, Sabtu (2/3/2013).
Kedua, kata Muradi, kedatangan tokoh-tokoh ke kediaman Anas murni bentuk simpati dan prihatin atas musibah politik yang dialami mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut. "Untuk poin kedua ini saya meragukannya keseriusan dukungan para elit yang mendatangi Anas," ucapnya.
Ketiga adalah, lebih karena latah politik semata agar mendapatkan simpati publik. Para elite yang memberi simpati kepada Anas mencoba mendulang simpati sekaligus ikut-ikutan membangun citra positif di mata publik.
"Dari tiga perspektif tersebut, kecenderungan lebih mengarah kepada poin ketiga. Dimana latah politik telah menggejala tanpa oriestasi politik yang jelas, alias hanya sebatas agar dikenal publik. Itung-itung publikasi gratis," tandasnya.
Perspektif pertama, kedatangan elite politik yang mendukung Anas secara masif lebih karena memanfaatkan momentum menyerang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jadi, simpati yang mengalir kepada Anas dibalut rasa sakit hati kepada SBY. Tak pelak, simpati itu datang diboncengi kebencian para elite politik itu kepada pemerintah SBY," ujar Muradi ketika berbincang dengan Sindonews, Sabtu (2/3/2013).
Kedua, kata Muradi, kedatangan tokoh-tokoh ke kediaman Anas murni bentuk simpati dan prihatin atas musibah politik yang dialami mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut. "Untuk poin kedua ini saya meragukannya keseriusan dukungan para elit yang mendatangi Anas," ucapnya.
Ketiga adalah, lebih karena latah politik semata agar mendapatkan simpati publik. Para elite yang memberi simpati kepada Anas mencoba mendulang simpati sekaligus ikut-ikutan membangun citra positif di mata publik.
"Dari tiga perspektif tersebut, kecenderungan lebih mengarah kepada poin ketiga. Dimana latah politik telah menggejala tanpa oriestasi politik yang jelas, alias hanya sebatas agar dikenal publik. Itung-itung publikasi gratis," tandasnya.
(kri)