Anas selalu berpikir tentang masa depan negeri
A
A
A
Sindonews.com - Keluarga tetap yakin mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak bersalah dalam kasus proyek pembangunan Sport Center Hambalang, Jawa Barat.
Putra kedua dari empat bersaudara itu tak sedikitpun dikenal memiliki sifat buruk, sebaliknya selalu menjunjung tinggi kebaikan.
Adik kandung Anas yang juga anggota DPRD Jawa Timur, Lutfi mengatakan, orangtuanya selalu menanamkan sifat yang baik kepada anak-anaknya. Sehingga mereka besar menjadi orang yang selalu ingin berbagi dengan sesama.
"Bagaimana mungkin Mas Anas melakukan seperti yang dituduhkan, kami mengenal betul Mas Anas," tutur Lutfi ketika berbincang dengan Sindo Radio di rumah Anas, Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2013).
Tidak ada sifat Anas ingin menguntungkan diri sendiri, sejak kecil hingga sama-sama telah berkeluarga saat ini, mereka selalu berbicara tentang bagaimana membangun masa depan bangsa, membangun masyarakat dan membangun negeri ini.
"Sekeluarga dekat sekali, kami saling support, sesuatu selalu dibangun bersama-sama. Kami selalu berdiskusi tentang masa depan, demokrasi dan masa depan negeri ini, bagaimana bisa memberikan sumbangiih untuk bangsa dan negara," tuturnya.
Demokrasi selalu dijadikan bahan diskusi disaat bertemu dengan Anas.
Lutfi mengatakan, jauh-jauh dari Blitar dia datang ke rumah Anas, karena ingin memberikan dukungan moril. Dia ingin selalu memberikan dukungan agar kakaknya itu bisa menghadapi masalah hukum dengan baik.
Ketika ditanya mengenai saat-saat yang tak pernah dilupakan, Lutfi mengatakan, selalu mengingat masa-masa sekolah dulu.
Setiap pulang sekolah, Lutfi dan Anas selalu mencetak bata merah. Selanjutnya bata-bata itu, dijual hasilnya disumbangkan ke sekolah Madarasah dan sisanya untuk menambah biaya sekolah.
Putra kedua dari empat bersaudara itu tak sedikitpun dikenal memiliki sifat buruk, sebaliknya selalu menjunjung tinggi kebaikan.
Adik kandung Anas yang juga anggota DPRD Jawa Timur, Lutfi mengatakan, orangtuanya selalu menanamkan sifat yang baik kepada anak-anaknya. Sehingga mereka besar menjadi orang yang selalu ingin berbagi dengan sesama.
"Bagaimana mungkin Mas Anas melakukan seperti yang dituduhkan, kami mengenal betul Mas Anas," tutur Lutfi ketika berbincang dengan Sindo Radio di rumah Anas, Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2013).
Tidak ada sifat Anas ingin menguntungkan diri sendiri, sejak kecil hingga sama-sama telah berkeluarga saat ini, mereka selalu berbicara tentang bagaimana membangun masa depan bangsa, membangun masyarakat dan membangun negeri ini.
"Sekeluarga dekat sekali, kami saling support, sesuatu selalu dibangun bersama-sama. Kami selalu berdiskusi tentang masa depan, demokrasi dan masa depan negeri ini, bagaimana bisa memberikan sumbangiih untuk bangsa dan negara," tuturnya.
Demokrasi selalu dijadikan bahan diskusi disaat bertemu dengan Anas.
Lutfi mengatakan, jauh-jauh dari Blitar dia datang ke rumah Anas, karena ingin memberikan dukungan moril. Dia ingin selalu memberikan dukungan agar kakaknya itu bisa menghadapi masalah hukum dengan baik.
Ketika ditanya mengenai saat-saat yang tak pernah dilupakan, Lutfi mengatakan, selalu mengingat masa-masa sekolah dulu.
Setiap pulang sekolah, Lutfi dan Anas selalu mencetak bata merah. Selanjutnya bata-bata itu, dijual hasilnya disumbangkan ke sekolah Madarasah dan sisanya untuk menambah biaya sekolah.
(lns)