Ini status sindiran dari Anas

Sabtu, 23 Februari 2013 - 07:48 WIB
Ini status sindiran...
Ini status sindiran dari Anas
A A A
Sindonews.com - Sebanyak empat status BlackBerry Messenger (BBM) Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Pasalnya, status itu diduga kuat sebagai sindiran terhadap penegakan hukum dirinya dalam kasus Hambalang dan di Partai Demokrat.

Pada status pertama saat dirinya dituding sebagai penyebab elektabilitas Partai Demokrat anjlok. Dia menulis pada status BBM-nya "Politik Para Sengkuni".

Dimana Sengkuni merupakan tokoh dalam pewayangan salah satu karakter wayang dengan lakon Mahabarata. Dia adalah patih di Astina, sebuah negara yang diperintah oleh Kurawa.

Pada karakter fisik, Sengkuni digambarkan berbadan kurus dengan muka tirus dan cara bicara yang lemah, tapi menjengkelkan. Sengkuni juga digambarkan memiliki watak yang licik, senang menipu, menghasut, memfitnah, dan munafik. Gambaran tentang Sengkuni adalah orang yang ingin orang lain celaka.

Pada status yang kedua, Anas menulis dengan kalimat "Ojo Dumeh" yang dapat diartikan jangan mentang-mentang. Status itu pasca pidato dari Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengambil alih wewenangnya dari Partai Demokrat.

Kemudian, status yang ketiga pada hari Jumat 22 Februari 2013 kemarin. Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Ketum PB HMI) itu kembali menulis status dengan kata "Ojo Gumunan", yang artinya jangan mudah takjub.

Kata tersebut dapat diartikan untuk segala kejadian di alam dunia telah tercatat dalam skenario besar Tuhan. Tidak mudah terkejut salah satunya dapat dimaknai sebagai sifat tawakkal manusia pada kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Status tersebut sempat bertahan sampai Jumat sore, hingga akhirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan dirinya sebagai tersangka dalam kasus sport center di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Hingga status Anas yang keempat dengan kata "Nabok Nyilih Tangan" yang bisa diartikan secara bebas menampar dengan meminjam tangan orang lain. Hal itu menunjukkan kalau dalam penetapan Anas sebagai tersangka pada kasus Hambalang, ini merupakan adanya sebuah drama besar dibalik penetapan tersebut.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)