KPU superior karena Bawaslu lemah
A
A
A
Sindonews.com - Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) menilai, kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) masih lemah, sehingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menolak berbagai putusan yang dikeluarkan terkait sengketa Pemilu 2014.
"Ini KPU seperti superior saja, kuatnya KPU ini karena lemahnya Bawaslu. Lihat saja putusan mereka banyak yang ditolak oleh KPU, tetapi Bawaslu diam saja," tegas Direktur Sigma, Said Salahudin, dalam diskusi dan bedah buku Skandal Imam Bonjol, di Kantor DPP PKPI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2013).
Said pun mencontohkan, kelemahan Bawaslu terhadap KPU sejak rekomendasi 18 partai politik (Parpol) untuk mengikuti verifikasi faktual. Namun sayangnya, hal itu ditolak sebelum akhirnya diputuskan dalam sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Lihat saja yang dahulu, Bawaslu rekomendasikan verifikasi faktual parpol tetapi ditolak, sudah ditolak tidak melapor ke DKPP, hingga akhirnya saya yang mendorong dan mereka baru mau, kesimpulannya DKPP minta verifikasi 18 parpol," tegasnya.
Dia pun melanjutkan, lemahnya Bawaslu kembali terulang ketika KPU menolak putusan untuk meloloskan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menjadi peserta Pemilu 2014.
"Yang sekarang apa, mereka masih diam saja. Saya khawatir kalau tidak ada yang mendorong mereka tidak melapor, saya sangat sedih melihatnya. Mereka lembaga besar tetapi tidak berani," terangnya.
"Ini KPU seperti superior saja, kuatnya KPU ini karena lemahnya Bawaslu. Lihat saja putusan mereka banyak yang ditolak oleh KPU, tetapi Bawaslu diam saja," tegas Direktur Sigma, Said Salahudin, dalam diskusi dan bedah buku Skandal Imam Bonjol, di Kantor DPP PKPI, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2013).
Said pun mencontohkan, kelemahan Bawaslu terhadap KPU sejak rekomendasi 18 partai politik (Parpol) untuk mengikuti verifikasi faktual. Namun sayangnya, hal itu ditolak sebelum akhirnya diputuskan dalam sidang Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Lihat saja yang dahulu, Bawaslu rekomendasikan verifikasi faktual parpol tetapi ditolak, sudah ditolak tidak melapor ke DKPP, hingga akhirnya saya yang mendorong dan mereka baru mau, kesimpulannya DKPP minta verifikasi 18 parpol," tegasnya.
Dia pun melanjutkan, lemahnya Bawaslu kembali terulang ketika KPU menolak putusan untuk meloloskan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) menjadi peserta Pemilu 2014.
"Yang sekarang apa, mereka masih diam saja. Saya khawatir kalau tidak ada yang mendorong mereka tidak melapor, saya sangat sedih melihatnya. Mereka lembaga besar tetapi tidak berani," terangnya.
(maf)