Sprindik bocor, KPK tak lagi steril?
A
A
A
Sindonews.com - Bocornya dokumen sprindik penetapan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi tersangka dinilai banyak kalangan kental nuansa politis. Pasalnya, beredarnya sprindik itu berdekatan dengan diambil alihnya tampuk kepemimpinan Partai Demokrat oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berkaca dari bocornya sprindik Anas yang menjadi polemik berkepanjangan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta belajar dari kesalahan. KPK juga diharapkan ke depannya bisa membentengi diri agar tak terbawa harus permainan politik segelintir kepentingan.
"Kita berharap KPK ini jangan menangani sebuah perkara atau memproses kasus dalam konteks penegakan hukum berdasarkan pada pesanan dan tekanan. Ini adalah suatu pertaruhan kredibilitas KPK di mata publik," ujar Anggota Komisi III DPR Sarifudin Sudding ketika dihubungi Sindonews, Jumat (15/2/2013).
Sampai hasil investigasi internal KPK keluar, lanjut Sudding, bocornya dokumen penting KPK ke publik masih menjadi misteri. "Pertanyaannya siapa yang mengedarkan? Kalau memang dari internal berarti KPK sendiri tidak steril dari kepentingan kelompok tertentu," tandasnya.
Politikus Hanura ini menuturkan, bocornya sprindik ditambah dengan pernyataan salah satu pimpinan KPK yang menarik tanda tangannya menimbulkan kesan pimpinan KPK terpecah. Menurutnya, angapan publik bahwa para pimpinan KPK tak solid menjadi sulit terbantahkan.
"Kalau selama ini saya memakai bahasa berbeda pandangan. Jika melihat kondisi sekarang ini, apa yang dianggap atau opini yang berkembang di luar bisa mengandung kebenaran," ucapnya.
Berkaca dari bocornya sprindik Anas yang menjadi polemik berkepanjangan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta belajar dari kesalahan. KPK juga diharapkan ke depannya bisa membentengi diri agar tak terbawa harus permainan politik segelintir kepentingan.
"Kita berharap KPK ini jangan menangani sebuah perkara atau memproses kasus dalam konteks penegakan hukum berdasarkan pada pesanan dan tekanan. Ini adalah suatu pertaruhan kredibilitas KPK di mata publik," ujar Anggota Komisi III DPR Sarifudin Sudding ketika dihubungi Sindonews, Jumat (15/2/2013).
Sampai hasil investigasi internal KPK keluar, lanjut Sudding, bocornya dokumen penting KPK ke publik masih menjadi misteri. "Pertanyaannya siapa yang mengedarkan? Kalau memang dari internal berarti KPK sendiri tidak steril dari kepentingan kelompok tertentu," tandasnya.
Politikus Hanura ini menuturkan, bocornya sprindik ditambah dengan pernyataan salah satu pimpinan KPK yang menarik tanda tangannya menimbulkan kesan pimpinan KPK terpecah. Menurutnya, angapan publik bahwa para pimpinan KPK tak solid menjadi sulit terbantahkan.
"Kalau selama ini saya memakai bahasa berbeda pandangan. Jika melihat kondisi sekarang ini, apa yang dianggap atau opini yang berkembang di luar bisa mengandung kebenaran," ucapnya.
(kri)