Media massa dan politik hubungannya erat
A
A
A
Sindonews.com - Media massa dan politik memiliki kaitan yang erat. Oleh media massa 2013 ini dianggap sebagai tahun politik. Media massa memiliki peranan strategis sebagai saluran penunjang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam dunia kancah politik.
"Media massa sangat strategis perannya. Karena antara keduanya memiliki kaitan yang erat. Pers berpesan secara nyata bagaimana pers melakukan fungsi untuk menyampaikan tujuan," kata praktisi media Linda Poernomo saat diskusi Temu Insan Pers 'Peran Pers Dlam Dinamika Politik Nasional Menjelang 2014' di Graha Insan Cita, Depok, Rabu (13/0/2013).
Tahun ini diperkirakan kue iklan dari dari parpai politik meningkat. Hal itu dilakukan parpol untuk meningkatkan dukungan terhadap kandidat yang diusung.
Media memiliki saluran komunikasi yang paling dekat dengan politik sehingga sering dijadikan corong pemberitaan. Untuk itu, dia mengingatkan agar media menyadari fungsi kenetralan.
"Wartawan bertugas membentuk realitas yand ada kemudian diketengahkan di publik. Ini yang dijadikan ajang perang politik," paparnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Tempo Media Group Wahyu Muyadi menuturkan, netralitas media sangat penting. Karena media bertanggung jawab sebagai clearing house terhadap pemberitaan. Kendati demikian, dia memperbolehkan keberpihakan media massa sepanjang disadari konsekuensinya.
"Boleh memihak tapi sadari konsekuensinya," tukasnya.
Ketua Umum Yayasan Bina Insan Cita, Akbar Tandjung menambahkan, pemberitaan memiliki dampak luas di masyarakat. Yang berakibat pada pembentukan opini masyarakat termasuk yang berkaitan dengan partai politik.
"Masyarakat kritis merespon dan sudah bisa punya penilaian tentang apa yang terjadi dan dianggap baik oleh masyarakat," tutur mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
"Media massa sangat strategis perannya. Karena antara keduanya memiliki kaitan yang erat. Pers berpesan secara nyata bagaimana pers melakukan fungsi untuk menyampaikan tujuan," kata praktisi media Linda Poernomo saat diskusi Temu Insan Pers 'Peran Pers Dlam Dinamika Politik Nasional Menjelang 2014' di Graha Insan Cita, Depok, Rabu (13/0/2013).
Tahun ini diperkirakan kue iklan dari dari parpai politik meningkat. Hal itu dilakukan parpol untuk meningkatkan dukungan terhadap kandidat yang diusung.
Media memiliki saluran komunikasi yang paling dekat dengan politik sehingga sering dijadikan corong pemberitaan. Untuk itu, dia mengingatkan agar media menyadari fungsi kenetralan.
"Wartawan bertugas membentuk realitas yand ada kemudian diketengahkan di publik. Ini yang dijadikan ajang perang politik," paparnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi Tempo Media Group Wahyu Muyadi menuturkan, netralitas media sangat penting. Karena media bertanggung jawab sebagai clearing house terhadap pemberitaan. Kendati demikian, dia memperbolehkan keberpihakan media massa sepanjang disadari konsekuensinya.
"Boleh memihak tapi sadari konsekuensinya," tukasnya.
Ketua Umum Yayasan Bina Insan Cita, Akbar Tandjung menambahkan, pemberitaan memiliki dampak luas di masyarakat. Yang berakibat pada pembentukan opini masyarakat termasuk yang berkaitan dengan partai politik.
"Masyarakat kritis merespon dan sudah bisa punya penilaian tentang apa yang terjadi dan dianggap baik oleh masyarakat," tutur mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
(lns)