Survei capres dari militer harus dianalisa kembali
A
A
A
Sindonews.com - Kelompok kajian pembangunan sosial politik Indonesia, merilis tiga tokoh politik dari kalangan militer, menjadi calon presiden (Capres) potensial di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.
Ketiga tokoh itu yakni, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto dan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto.
Menanggapi hasil survei ini peneliti dari Maarif Institute, Fajar Rizal Ul Haq menilai, hasil survei tersebut perlu dianalisis kembali.
"Hasil survei itu perlu dilihat lebih jauh, karena hasil ini agak berbeda dari (berbagai survei) yang selama ini berkembang," ucapnya saat dihubungi Sindonews, Rabu (13/2/2013).
Menurutnya, beberapa nama tersebut, termasuk Prabowo, memiliki catatan buruk saat mereka masih memiliki jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hanya Djoko Suyanto saja yang tidak memiliki catatan negatif dalam karir kemiliterannya.
"Prabowo, Sutiyoso, maupun Wiranto, sama-sama pernah melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Sutiyoso pernah terlibat di kasus 27 Juli, Prabowo dan Wiranto juga pernah terlibat kasus HAM," pungkasnya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menambahkan, pemahaman mahasiswa Indonesia terhadap sejumlah tokoh berlatar belakang militer sangat terbatas. Informasi itu hanya hanya diperoleh dari media massa.
"Pemahaman mahasiswa terhadap tokoh militer hanya didapat dari berita surat kabar," ujar Ikrar di Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 12 Februari 2013, malam.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, kelompok kajian pembangunan sosial politik Indonesia merilis hasil survei tentang pilihan politik mahasiswa di tujuh kota besar di Indonesia mengenai tokoh militer yang dijagokan pada Pilpres 2014 mendatang.
Berdasarkan rekapitulasi hasil survei 'young intellectual opinion' yang dilakukan dalam rangka mengukur capres dari sepuluh tokoh kalangan militer, berdasarkan penilaian responden, ada tiga tokoh militer yang dipersepsikan layak menjadi capres.
Ketiga tokoh itu Sutiyoso, Djoko Suyanto, Wiranto. Ketiga tokoh tersebut mendapatkan nilai tertinggi dari 10 nama perwira dan mantan perwira tinggi militer yang disurvei.
Di posisi pertama yakni Sutiyoso dengan total 112.280 suara atau 80,2 persen. Di posisi kedua yakni Djoko Suyanto dengan total 107.100 suara atau 76,5 persen. Lalu di posisi ketiga Wiranto, dengan total 103.320 suara atau 73,8 persen.
Kemudian di posisi keempat adalah Endriartono Sutarto dengan 93.940 suara atau 67,1 persen. Lalu diposisi kelima Prabowo Subianto dengan 92.120 suara atau 65,8 persen.
Disusul posisi keenam Agum Gumelar dengan 85.960 suara atau 61,4 persen. Di posisi ketujuh yakni Pramono Edhie Wibowo dengan 78.820 suara atau 56,3 persen.
Sementara di posisi kedelapan, yakni Saurip Kadi dengan 77.700 suara atau 55,5 persen. Sedangkan di posisi kesembilan yaitu Slamet Subijanto dengan 73.360 suara atau 52,4 persen. Lalu, diposisi paling buncit atau kesepuluh adalah Kivlan Zein dengan 63.140 suara atau 45,1 persen.
Ketiga tokoh itu yakni, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto dan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto.
Menanggapi hasil survei ini peneliti dari Maarif Institute, Fajar Rizal Ul Haq menilai, hasil survei tersebut perlu dianalisis kembali.
"Hasil survei itu perlu dilihat lebih jauh, karena hasil ini agak berbeda dari (berbagai survei) yang selama ini berkembang," ucapnya saat dihubungi Sindonews, Rabu (13/2/2013).
Menurutnya, beberapa nama tersebut, termasuk Prabowo, memiliki catatan buruk saat mereka masih memiliki jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hanya Djoko Suyanto saja yang tidak memiliki catatan negatif dalam karir kemiliterannya.
"Prabowo, Sutiyoso, maupun Wiranto, sama-sama pernah melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Sutiyoso pernah terlibat di kasus 27 Juli, Prabowo dan Wiranto juga pernah terlibat kasus HAM," pungkasnya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menambahkan, pemahaman mahasiswa Indonesia terhadap sejumlah tokoh berlatar belakang militer sangat terbatas. Informasi itu hanya hanya diperoleh dari media massa.
"Pemahaman mahasiswa terhadap tokoh militer hanya didapat dari berita surat kabar," ujar Ikrar di Wisma Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa 12 Februari 2013, malam.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, kelompok kajian pembangunan sosial politik Indonesia merilis hasil survei tentang pilihan politik mahasiswa di tujuh kota besar di Indonesia mengenai tokoh militer yang dijagokan pada Pilpres 2014 mendatang.
Berdasarkan rekapitulasi hasil survei 'young intellectual opinion' yang dilakukan dalam rangka mengukur capres dari sepuluh tokoh kalangan militer, berdasarkan penilaian responden, ada tiga tokoh militer yang dipersepsikan layak menjadi capres.
Ketiga tokoh itu Sutiyoso, Djoko Suyanto, Wiranto. Ketiga tokoh tersebut mendapatkan nilai tertinggi dari 10 nama perwira dan mantan perwira tinggi militer yang disurvei.
Di posisi pertama yakni Sutiyoso dengan total 112.280 suara atau 80,2 persen. Di posisi kedua yakni Djoko Suyanto dengan total 107.100 suara atau 76,5 persen. Lalu di posisi ketiga Wiranto, dengan total 103.320 suara atau 73,8 persen.
Kemudian di posisi keempat adalah Endriartono Sutarto dengan 93.940 suara atau 67,1 persen. Lalu diposisi kelima Prabowo Subianto dengan 92.120 suara atau 65,8 persen.
Disusul posisi keenam Agum Gumelar dengan 85.960 suara atau 61,4 persen. Di posisi ketujuh yakni Pramono Edhie Wibowo dengan 78.820 suara atau 56,3 persen.
Sementara di posisi kedelapan, yakni Saurip Kadi dengan 77.700 suara atau 55,5 persen. Sedangkan di posisi kesembilan yaitu Slamet Subijanto dengan 73.360 suara atau 52,4 persen. Lalu, diposisi paling buncit atau kesepuluh adalah Kivlan Zein dengan 63.140 suara atau 45,1 persen.
(maf)