Mengubah tubuh bak idola

Minggu, 03 Februari 2013 - 11:21 WIB
Mengubah tubuh bak idola
Mengubah tubuh bak idola
A A A
Operasi kecantikan yang selama ini kerap dikaitkan dengan wanita, kini mengalami pergeseran. Operasi untuk memperbaiki struktur wajah atau tubuh tidak lagi hanya dilakukan wanita. Tokoh seperti mendiang ”King of Pop”asal Amerika Serikat (AS) Michael Jackson pun pernah menjalani serangkaian proses di meja ruang operasi.

”Dia datang hampir setiap dua bulan. Ketika aku bekerja dengan ahli bedahnya, dia melakukan operasi 10–12 kali dalam waktu dua tahun,” tutur Wallace Goodstein, seorang ahli bedah asal Los Angeles, dikutip dari people.com (7 Oktober 2009).

Selain Michael Jackson, pria yang juga melakukan operasi plastik adalah Justin Jedlica. Pria asal New York City itu menjelma menjadi Ken, sosok boneka pasangan Barbie, dalam kehidupan nyata.

Dia mulai melakukan operasi saat usianya masih18 tahun. Saat itu, operasi yang dilakukan merupakan kebutuhan untuk memperbaiki struktur hidungnya.”Operasi tersebut membuatku tampil berbeda dan aku sangat gembira, ”kata Jedlin dalam acara televisi Amerika ” The Doctors”. Kini, tampaknya mengubah penampilan dengan operasi sudah menjadi kebutuhannya.

Pria yang kini berusia 32 tahun itu telah menghabiskan USD100.000 (Rp969,9 juta) untuk mendapatkan penampilannya sekarang. Dalam rentang waktu 10 tahun, dia telah melakukan 90 hingga 100 kali operasi, termasuk operasi hidung, pembentukan tulang alis, implan dada, bokong, trisep dan bisep, serta pembesaran pipi, bibir, dan dagu menggunakan silikon.

Dalam acara ”The Doctors”, dokter ahli bedah Andrew Ordon menjelaskan bahwa implan yang ada dalam tubuh dapat merusak jaringan tubuh seiring berjalannya waktu.

Alih-alih mendengarkan, Justin menegaskan masih akan melakukan operasi di kemudian hari untuk menyempurnakan penampilannya. ”Aku belum selesai karena tak ada alasan bagiku untuk berhenti. Jika kau memintaku berhenti, sama saja kau menyuruh Picasso untuk tidak melukis,” tandasnya.

Jedlica bisa saja berolahraga untuk memperoleh otot dan dada yang bidang. Namun, dia beranggapan bahwa olahraga merupakan bukan cara yang menarik, glamor, dan hebat untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Maka itu, dia memilih untuk mendobrak norma dan ”mengubah”dirinya sendiri.

Seperti di kisahnya, Jedlica yang dijuluki ”Human Ken Doll” (Boneka Ken) akhirnya bertemu dengan pasangannya, Barbie. Jedlica bertemu dengan si ”Barbie Hidup” Valeria Lukyanova di New York beberapa hari lalu untuk pemotretan. Valeria, model asal Ukraina muncul di dunia maya April 2012 dengan sosok rambut panjang pirang,mata biru yang besar, pinggang mungil, dan payudara besar. Tampilan Valeria layaknya boneka Barbie.

Tidak seperti di cerita, Barbie dan Ken nyata ini tidak saling jatuh cinta, tetapi saling mencela. Jedlica menganggap Valeria seperti waria yang menggunakan korset dan riasan wajah berat untuk mempercantik diri.

Valeria membela diri dengan mengatakan bahwa dia hanya melakukan operasi pembesaran payudara untuk menunjang penampilan. Valeria menambahkan, Jedlica cukup tampan tapi operasi di bibirnya berlebihan.

Selain Jedlica, pengubahan diri melalui operasi plastik juga dilakukan Herbert Chavez. Pria asal Filipina ini terobsesi dengan superhero bertubuh baja ”Superman”. Dia mengoleksi berbagai pernak-pernik berhubungan dengan Superman. Bahkan, dia memiliki tiga patung Superman ukuran manusia di depan rumahnya di Kota Calamba,Manila.

Untuk mendapatkan rupa dan tubuh seperti tokoh figur idolanya, Chavez telah melakukan beberapa perubahan, seperti operasi hidung, pembentukan dagu, penyuntikan silikon di bibir, serta implan paha. Penampilannya pun menjadi perpaduan sosok semua aktor yang pernah memerankan Superman dan karakter komik.

Dilansir dari dailymail.co.uk, seorang psikiater mengatakan ke Bandila News bahwa Chavez mengalami gangguan dismorfik tubuh, yaitu gangguan kejiwaan yang terobsesi pada pengubahan kecantikan pada tubuhnya. Menurut psikolog Ratih Ibrahim, keinginan seseorang untuk mengubah penampilan melalui bedah plastik tergantung kepada kepribadian masingmasing.

”Setiap orang yang melakukan operasi pasti memiliki tujuan masing-masing, tergantung motif sugestif dirinya sendiri,” ujar Ratih kepada SINDO,Sabtu (2 Februari 2013). Kisah sejumlah orang yang berani mengubah diri mereka layaknya idola sejatinya dilakukan berdasarkan sebuah keinginan semata bukan kebutuhan.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1213 seconds (0.1#10.140)