PKS lebih baik konsolidasi dibanding ungkap konspirasi
A
A
A
Sindonews.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diminta untuk segera membangun konsolidasi ketimbang mengungkapkan adanya konspirasi dalam kasus mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Zulfikar Ghazali mengatakan, sejauh ini kekompakan dan kebersamaan partai berbasis Islam itu telah menurun, terlebih ketika dipimpin oleh Luthfi Hasan.
Karenanya, dia mengingatkan, agar Presiden PKS Anis Matta, lebih fokus membangun kembali kebersamaan tersebut, ketimbang harus mengungkapkan adanya konspirasi mantan presidennya itu.
"Adanya konspirasi atau tidak, saya belum tahu, tapi yang saya lihat massa PKS di kepemimpinan Luthfi kurang bersama, karena kumpul-kumpul kurang," jelas Zulfikar saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (1/2/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, jika dahulu kader PKS kerap membuat acara yang di dalamnya bisa menyatukan antar kader di berbagai daerah. Namun, situasi itu berubah ketika Luthfi menjabat sebagai Presiden PKS.
"Memang agak kurang, kegiatan menggalakkan kumpul saja tidak terlihat, jadi saya pesan kepada Pak Anis Matta untuk kembali solid dan kerja keras. Kurang kumpul ini membuat suasana kurang meriah dengan kader mereka," tegasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, setelah mendapat status tersangka dan sudah menjalani pemeriksaan dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Luthfi Hasan mengundurkan diri dari jabatannya.
Seperti diketahui, Luthfi Hasan bersama tiga orang lainnya berinisial AAE (Arya Arby Effendi) dari PT Indoguna Utama, AF (Ahmad Fathanah), dan JE (Juard Effendi) ditetapkan sebagai tersangka kasus suap-menyuap dalam impor daging.
"Saya mundur dari Presiden PKS, saat ini saya sudah tidak bisa lagi mengendalikan dan mengatur PKS," ucap Luthfi dihadapan wartawan, di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 31 Januari 2013.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Zulfikar Ghazali mengatakan, sejauh ini kekompakan dan kebersamaan partai berbasis Islam itu telah menurun, terlebih ketika dipimpin oleh Luthfi Hasan.
Karenanya, dia mengingatkan, agar Presiden PKS Anis Matta, lebih fokus membangun kembali kebersamaan tersebut, ketimbang harus mengungkapkan adanya konspirasi mantan presidennya itu.
"Adanya konspirasi atau tidak, saya belum tahu, tapi yang saya lihat massa PKS di kepemimpinan Luthfi kurang bersama, karena kumpul-kumpul kurang," jelas Zulfikar saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (1/2/2013).
Lebih lanjut dia mengatakan, jika dahulu kader PKS kerap membuat acara yang di dalamnya bisa menyatukan antar kader di berbagai daerah. Namun, situasi itu berubah ketika Luthfi menjabat sebagai Presiden PKS.
"Memang agak kurang, kegiatan menggalakkan kumpul saja tidak terlihat, jadi saya pesan kepada Pak Anis Matta untuk kembali solid dan kerja keras. Kurang kumpul ini membuat suasana kurang meriah dengan kader mereka," tegasnya.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, setelah mendapat status tersangka dan sudah menjalani pemeriksaan dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Luthfi Hasan mengundurkan diri dari jabatannya.
Seperti diketahui, Luthfi Hasan bersama tiga orang lainnya berinisial AAE (Arya Arby Effendi) dari PT Indoguna Utama, AF (Ahmad Fathanah), dan JE (Juard Effendi) ditetapkan sebagai tersangka kasus suap-menyuap dalam impor daging.
"Saya mundur dari Presiden PKS, saat ini saya sudah tidak bisa lagi mengendalikan dan mengatur PKS," ucap Luthfi dihadapan wartawan, di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 31 Januari 2013.
(maf)