PKS berharap petuah SBY
A
A
A
Sindonews.com - Penangkapan dan penahanan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq diyakini para kader PKS akibat konspirasi besar. Mereka meyakini, saat ini partai sedang dizalimi.
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid (HNW) pun berharap ada hikmah di balik peristiwa itu.
Seperti juga dialami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu, menurut HNW, orang nomor satu di Indonesia itu juga pernah dizalimi ketika menjadi Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).
SBY saat itu dipecat Presiden Megawati, namun yang terjadi, selang enam bulan kemudian SBY justru menjadi presiden. HNW berharap petuah itu berulang kepada partainya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dengan menjadi pemenang.
"SBY melakukan kampanye 2004 adalah suatu kondisi yang merasa terzalimi. Dan hanya dalam waktu enam bulan beliau terpilih presiden," jelas HNW usai pengumuman Presiden PKS di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang No 82, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2013).
Berkaca dari kejadian itu, PKS yang masih memiliki waktu cukup lama, kata HNW sudah sepatutnya dapat lebih baik dari kisah SBY. Caranya, dengan melakukan pembenahan. "PKS waktunya masih lama, dan waktu yang cukup untuk berbenah," tegasnya.
Menurut HNW, dengan status sebagai partai yang terzolimi maka mereka meyakini bisa menarik simpati masyarakat. "PKS merasa ada yang menzalimi, dan itu mendapat respon dan simpati yang luar biasa. Di sms, bbm, email Masya Allah sudah banyak sekali dari kader kami untuk memberikan dukungan," pungkasnya.
Sekadar informasi, pekan ini PKS ikut disebut sebagai partai korup setelah mantan presiden mereka terseret dugaan kasus perizinan daging sapi impor hingga akhirnya ditetapkan tersangka dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nurwahid (HNW) pun berharap ada hikmah di balik peristiwa itu.
Seperti juga dialami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa waktu lalu, menurut HNW, orang nomor satu di Indonesia itu juga pernah dizalimi ketika menjadi Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).
SBY saat itu dipecat Presiden Megawati, namun yang terjadi, selang enam bulan kemudian SBY justru menjadi presiden. HNW berharap petuah itu berulang kepada partainya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dengan menjadi pemenang.
"SBY melakukan kampanye 2004 adalah suatu kondisi yang merasa terzalimi. Dan hanya dalam waktu enam bulan beliau terpilih presiden," jelas HNW usai pengumuman Presiden PKS di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang No 82, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2013).
Berkaca dari kejadian itu, PKS yang masih memiliki waktu cukup lama, kata HNW sudah sepatutnya dapat lebih baik dari kisah SBY. Caranya, dengan melakukan pembenahan. "PKS waktunya masih lama, dan waktu yang cukup untuk berbenah," tegasnya.
Menurut HNW, dengan status sebagai partai yang terzolimi maka mereka meyakini bisa menarik simpati masyarakat. "PKS merasa ada yang menzalimi, dan itu mendapat respon dan simpati yang luar biasa. Di sms, bbm, email Masya Allah sudah banyak sekali dari kader kami untuk memberikan dukungan," pungkasnya.
Sekadar informasi, pekan ini PKS ikut disebut sebagai partai korup setelah mantan presiden mereka terseret dugaan kasus perizinan daging sapi impor hingga akhirnya ditetapkan tersangka dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(lns)