Kantor Dirjen Peternakan dan Kesehatan Kementan disegel KPK

Kamis, 31 Januari 2013 - 14:15 WIB
Kantor Dirjen Peternakan...
Kantor Dirjen Peternakan dan Kesehatan Kementan disegel KPK
A A A
Sindonews.com- Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Kementrian Pertanian (Kementan) disegel oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kaitan kasus suap impor daging sapi. Terpampang tulisan 'Ruangan Ini Disegel' di bagian pintunya.

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syukur Iriwanto. "Ya masih disegel, tapi saya belum ke situ," ungkapnya di Gedung Kementrian Pertanian, Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Menurutnya, impor daging sejak 2012 tidak hanya dilakukan oleh Kementan. Namun, lintas sektor dimulai dengan penetapan alokasi nasional yang sejalan dengan road map swasembada daging 2014.

"Setelah ditetapkan Menko Perekonomian, tahun 2012/2013 itu dijabarkan oleh lintas sektor, yaitu peternakan, perindustrian, dan dirjen perdagangan luar negeri. Dalam menetapkan kriteria ada enam. Setelah itu mereka rapat di tingkat eselon untuk alokasi per-perusahannya," paparnya.

Dia mengaku, tidak mengetahui anggaran yang diberikan kepada PT Indoguna Utama pada 2011 untuk mengirim daging impor. "Waktu itu saya belum jadi Dirjen. Secara detail saya nggak hapal satu per satu. Untuk 2012 ada 52 perusahaan yang mendapatkan itu. Tahun 2013 naik menjadi 67 perusahaan, jadi sangat terbuka," sambungnya.

Syukur menjelaskan, perusahaan yang ingin menjadi mitra Kementan dalam mengimpor daging harus mengajukan permohonan impor daging melalui pusat perizinan.

"Dari situ diseleksi, kalau memenuhi persyaratan dikirim kemari, prosesnya berdasarkan itu semua. Kemudian, digabungkan dengan ke perindustrian dan perdagangan. Jadi bukan tender tapi ditetapkan bersama-sama," simpulnya.

Setelah ditetapkan, lanjut Syukur, akan langsug diproses surat rekomendasi persetujuannya oleh Kementerian Perdagangan melalui pusat perizinan.

"Untuk 2013 hanya 400 ton, memang dari kuota besar menurun, dalam rangka swasembada. 67 perusahaan itu kami evaluasi dan terbuka," tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8550 seconds (0.1#10.140)