Perguruan tinggi belum ramah bagi penyandang disabilitas

Jum'at, 18 Januari 2013 - 17:07 WIB
Perguruan tinggi belum ramah bagi penyandang disabilitas
Perguruan tinggi belum ramah bagi penyandang disabilitas
A A A
Sindonews.com- Sensifitas perguruan tinggi (PT) terhadap keberadaan para difabel wajib lebih ditingkatkan. Dengan sensifitas yang tinggi, tiap PT dengan sendirinya akan merancang kebijakan, anggaran dan kurikulum yang ramah bagi para difabel.

"Saat ini masih sedikit PT yang sensitif dengan isu disabilitas. Ini tercermin dari kurangnya aksesibilitas khusus para difabel di PT, baik akses pendidikan, fasilitas dan sarana maupun kurikulum. Minimnya aksesibilitas ini bahkan dimulai dari saat pendaftaran mahasiswa baru yang tidak bisa diakses difabel, khususnya tunanetra hingga ujian masuk yang seringkali tidak menggunakan huruf braille," ujar Ketua Pusat Studi dan Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Ro'fah PhD.

Ditemui di UIN Jumat (18/1/2013) dalam rangkaian acara Holding Hands Movement (HHM), Ro'fah menuturkan, sangat jelas terlihat diskriminasi juga terjadi pada saat pembelajaran mahasiswa. PT harusnya menyadari kebutuhan mahasiswanya, apalagi untuk mahasiswa difabel. PT bisa berupaya melakukan modifikasi kurikulum maupun teknik penyampaian mata kuliah agar proses pembelajaran bisa terakses oleh para difabel.

"Meski sedikit, modifikasi wajib dilakukan. Pelayanan pembelajaran ini juga termasuk penyediaan literatur sebagai bahan belajar di perpustakaan agar bisa diakses para difabel. Kesadaran dan political will PT dalam memberikan akses pendidikan bagi difabel ini sering dibenturkan dengan alasan minimnya dana yang dimiliki. Padahal cukup dengan kesadaran, saya yakin mampu mengubah perilaku PT terhadap para difabel," tegasnya.

Ro'fah menambahkan, sejak 2010 lalu, pihaknya sudah mulai menularkan kesadaran akan pentingnya pemberian aksesibilitas bagi para difabel melalui forum komunikasi cinta difabel di kampus-kampus lain. Tak hanya itu, para dosen sebagai pengajar pun menurutnya perlu mendapat bimbingan dan kesadaran dari dosen itu sendiri untuk melakukan sesuatu jika menemukan mahasiswanya adalah difabel.

"Untuk dosen kami sendiri, sudah ada beberapa kali workshop mengenai pembelajaran bagi difabel. Selain itu, kami sendiri dari pusat studi akan mengirimkan surat pemberitahuan mengenai mahasiswa difabel, buku panduan pengajaran dan menyarankan untuk berbagi informasi dengan kami jika menemukan kesulitan dalam mengajar para difabel," paparnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7392 seconds (0.1#10.140)