Harga hunian vertikal terus melambung
A
A
A
Harga kondominium terus mengalami lonjakan. Tren kenaikan ini ditengarai akibat harga tanah di Jakarta yang terlampau tinggi dari tahun ke tahun. Menutup tahun 2012, seperti dilaporkan Konsultan Properti Chusman & Wakefield Indonesia Kuartal IV,harga jual rata-rata kondominium di area pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta mencapai Rp24,83 juta per m2, naik 3,3 persen dari kuartal sebelumnya.
Sementara harga rata-rata kondominium di area primer (Kebayoran Baru, Senayan,Menteng, Pondok Indah,Permata Hijau,dan Kemang) tercatat pada harga Rp23,46 juta per m2 atau naik 3,2 persen dibanding kuartal sebelumnya. Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan,kenaikan harga kondominium terjadi seiring dengan kenaikan harga tanah di Ibu Kota.
Meski harganya terus mengalami kenaikan, aktivitas penjualan kondominium diperkirakan akan terus meningkat tahun depan. Peningkatan harga ini dipengaruhi permintaan pembeli yang terdiri atas investor dan pengguna akhir yang jumlahnya masih tinggi.
”Terdapat 57.318 unit kondominium yang akan diluncurkan ke pasar tahun depan. Hal ini akan membuat persaingan pasar semakin ketat,” kata Arief.
Sepanjang kuartal IV/2012, Chusman & Wakefield Indonesia mencatat, ada 17 proyek kondominium yang baru diluncurkan ke pasar yaitu Gold Coast Apartment (Tower Atlantic), Bloomington, Green Park View (Tower G), Menteng Park, Bintaro Parkview (Tower A), 1 Park Avenue, Aeropolis Residences (Phase 2), Saveria Apartment (Tower South dan North),Bassura City (Tower Edelweiss), Bogor Green Forest, BTC Residence, Majestic Point Apartment (Tower Khan),Gallery West Residences, Trivium Terrace (Tower North), Sentul Tower Apartment,Point 8 Terrace Mansion (Blok D dan E), serta District 8 (Tower Infinity).
Dia menegaskan,keberadaan kondominium baru ini akan menambah total pasokan tahun depan menjadi 79.622 unit. Proyek mendatang yang baru diluncurkan di kuartal IV didominasi proyek-proyek berkelas menengahbawah (41,1 persen), diikuti dengan kelas menengah (34,3 persen),kelas atas (13,7 persen), dan kelas menengah-atas (10,9 persen).
Menurut Senior Research Manager Knight Frank Indonesia Hasan Pamudji, terdapat beberapa komponen yang memicu kenaikan harga kondominium mewah di antaranya terjadi sentimen positif terhadap prospek ekonomi Indonesia dan kenaikan harga tanah yang semakin tinggi.
”Sehingga bukan hal yang mustahil bila sepanjang 2012, kenaikan harga kondominium mencapai 5 persen,” kata Hasan.
Selain itu, kenaikan ini juga dipengaruhi jumlah orang kaya yang berinvestasi dan cenderung menganggap investasi ini lebih menggiurkan dengan ekspektasi imbal dan kenaikan nilai aset yang lebih tinggi daripada investasi lain seperti emas, saham, obligasi yang tidak stabil atau mudah bergejolak dan deposito yang rendah. Untuk segmen kondominium mewah, kenaikan harga diakibatkan terbatasnya pasokan di CBD dan daerah mahal di luar CBD.
Permintaan yang tinggi juga menjadi faktor para pengembang menaikkan harga jual kondominium. ”Kebutuhan permintaan akan hunian vertikal bagi orang kaya baik sebagai rumah kedua yang berdekatan dengan tempat bekerja karena alasan kemacetan, menganggap lebih aman, dan pemeliharaan properti yang lebih mudah,” ungkapnya.
Pada akhir kuartal IV/2012 ini harga-harga properti mewah, tidak terkecuali pada sektor kondominium di Jakarta, tetap terasa meningkat. Kenaikan rata-rata mencapai kira-kira sebesar 15-20 persen selama semester kedua meski antisipasi perlambatan volume transaksi penjualan karena ada liburan Lebaran dan akhir tahun.
Berbeda dengan harga kondominium di Indonesia,pertumbuhan harga di negara-negara Eropa tengah mengalami sedikit perbaikan meski krisis di zona Benua Biru ini masih mengkhawatirkan. Pembeli dan investor tidak lagi hanya memperhatikan kota-kota utama yang mampu memberikan permintaan tinggi, kualitas hidup yang baik dan daya tarik dari pembeli dan investor dunia, tapi juga peningkatan tren terhadap properti mewah di kota-kota utama yang mampu memberikan daya tahan tinggi akibat dari imbas utang Eropa.
Sebagai contoh,London,Jenewa,dan Zurich. ”Ketiganya berada di posisi atas perbaikan pertumbuhan kinerja ratarata tahunan masing-masing sebesar 10,5 persen, 6,0 persen, dan 5,9 persen. Tren perpindahan lokasi pembelian properti mewah kepada lokasi dengan tingkat jaminan keamanan yang lebih baik, risiko eksternal yang lebih rendah dan nilai investasi yang lebih menguntungkan adalah karakteristik utama pembeli dan investor internasional,” ungkap Sales & Marketing Manager Knight Frank,Natalia Sutrisno.
Sementara harga rata-rata kondominium di area primer (Kebayoran Baru, Senayan,Menteng, Pondok Indah,Permata Hijau,dan Kemang) tercatat pada harga Rp23,46 juta per m2 atau naik 3,2 persen dibanding kuartal sebelumnya. Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan,kenaikan harga kondominium terjadi seiring dengan kenaikan harga tanah di Ibu Kota.
Meski harganya terus mengalami kenaikan, aktivitas penjualan kondominium diperkirakan akan terus meningkat tahun depan. Peningkatan harga ini dipengaruhi permintaan pembeli yang terdiri atas investor dan pengguna akhir yang jumlahnya masih tinggi.
”Terdapat 57.318 unit kondominium yang akan diluncurkan ke pasar tahun depan. Hal ini akan membuat persaingan pasar semakin ketat,” kata Arief.
Sepanjang kuartal IV/2012, Chusman & Wakefield Indonesia mencatat, ada 17 proyek kondominium yang baru diluncurkan ke pasar yaitu Gold Coast Apartment (Tower Atlantic), Bloomington, Green Park View (Tower G), Menteng Park, Bintaro Parkview (Tower A), 1 Park Avenue, Aeropolis Residences (Phase 2), Saveria Apartment (Tower South dan North),Bassura City (Tower Edelweiss), Bogor Green Forest, BTC Residence, Majestic Point Apartment (Tower Khan),Gallery West Residences, Trivium Terrace (Tower North), Sentul Tower Apartment,Point 8 Terrace Mansion (Blok D dan E), serta District 8 (Tower Infinity).
Dia menegaskan,keberadaan kondominium baru ini akan menambah total pasokan tahun depan menjadi 79.622 unit. Proyek mendatang yang baru diluncurkan di kuartal IV didominasi proyek-proyek berkelas menengahbawah (41,1 persen), diikuti dengan kelas menengah (34,3 persen),kelas atas (13,7 persen), dan kelas menengah-atas (10,9 persen).
Menurut Senior Research Manager Knight Frank Indonesia Hasan Pamudji, terdapat beberapa komponen yang memicu kenaikan harga kondominium mewah di antaranya terjadi sentimen positif terhadap prospek ekonomi Indonesia dan kenaikan harga tanah yang semakin tinggi.
”Sehingga bukan hal yang mustahil bila sepanjang 2012, kenaikan harga kondominium mencapai 5 persen,” kata Hasan.
Selain itu, kenaikan ini juga dipengaruhi jumlah orang kaya yang berinvestasi dan cenderung menganggap investasi ini lebih menggiurkan dengan ekspektasi imbal dan kenaikan nilai aset yang lebih tinggi daripada investasi lain seperti emas, saham, obligasi yang tidak stabil atau mudah bergejolak dan deposito yang rendah. Untuk segmen kondominium mewah, kenaikan harga diakibatkan terbatasnya pasokan di CBD dan daerah mahal di luar CBD.
Permintaan yang tinggi juga menjadi faktor para pengembang menaikkan harga jual kondominium. ”Kebutuhan permintaan akan hunian vertikal bagi orang kaya baik sebagai rumah kedua yang berdekatan dengan tempat bekerja karena alasan kemacetan, menganggap lebih aman, dan pemeliharaan properti yang lebih mudah,” ungkapnya.
Pada akhir kuartal IV/2012 ini harga-harga properti mewah, tidak terkecuali pada sektor kondominium di Jakarta, tetap terasa meningkat. Kenaikan rata-rata mencapai kira-kira sebesar 15-20 persen selama semester kedua meski antisipasi perlambatan volume transaksi penjualan karena ada liburan Lebaran dan akhir tahun.
Berbeda dengan harga kondominium di Indonesia,pertumbuhan harga di negara-negara Eropa tengah mengalami sedikit perbaikan meski krisis di zona Benua Biru ini masih mengkhawatirkan. Pembeli dan investor tidak lagi hanya memperhatikan kota-kota utama yang mampu memberikan permintaan tinggi, kualitas hidup yang baik dan daya tarik dari pembeli dan investor dunia, tapi juga peningkatan tren terhadap properti mewah di kota-kota utama yang mampu memberikan daya tahan tinggi akibat dari imbas utang Eropa.
Sebagai contoh,London,Jenewa,dan Zurich. ”Ketiganya berada di posisi atas perbaikan pertumbuhan kinerja ratarata tahunan masing-masing sebesar 10,5 persen, 6,0 persen, dan 5,9 persen. Tren perpindahan lokasi pembelian properti mewah kepada lokasi dengan tingkat jaminan keamanan yang lebih baik, risiko eksternal yang lebih rendah dan nilai investasi yang lebih menguntungkan adalah karakteristik utama pembeli dan investor internasional,” ungkap Sales & Marketing Manager Knight Frank,Natalia Sutrisno.
(rsa)