Kisah dibalik lukisan Perjamuan Terakhir

Kamis, 13 Desember 2012 - 09:25 WIB
Kisah dibalik lukisan Perjamuan Terakhir
Kisah dibalik lukisan Perjamuan Terakhir
A A A
Lukisan ‘Perjamuan Terakhir’ dilukis oleh Leonardo Da Vinci, seorang artis Italia yang terkenal. Lukisan ini dibuat selama 7 tahun, dan menggambarkan 12 rasul serta Yesus sendiri yang sedang mengadakan perjamuan terakhir.

Mereka ini dilukis berdasarkan model orang-orang yang hidup. Pertama-tama, Da Vinci memilih untuk melukis Kristus. Karena ini merupakan proyek yang serius dari raja, Da Vinci pun melakukan observasi.

Pertama-tama, ia mengamati ratusan anak muda untuk mencari pola wajah dan kepribadian yang cocok, tidak terlalu tercemar oleh dosa. Setelah berminggu-minggu, akhirnya ada seorang model yang cocok dengan penggambaran Yesus.

Dia merupakan seorang anak muda berusia 19 tahun yang memiliki wajah polos dan tidak tercemar dosa. Selama enam bulan, Da Vinci melukis karakter ini dengan serius. Selama enam tahun , Da vinci melanjutkan pekerjaannya. Satu demi satu, dia mencari tokoh-tokoh yang tepat untuk dilukis sebagai perlambang kesebelas rasul.

Akhirnya tinggal tokoh Yudas Iskariot sebagai tahap akhir dari mahakaryanya. Yudas Iskariot? Dia adalah murid yang mengkhianati Yesus dengan imbalan 30 keping perak atau setara nilainya dengan USD16,95. Selama berminggu-minggu, Da Vinci mencari orang berwajah keras, bertampang penipu dan suka mengkhianati teman sendiri.

Akhirnya dia menemukan sesosok pria di penjara bawah tanah di Roma. Orang tersebut dijatuhi hukuman mati sebagai seorang penjahat dan pembunuh.

Ketika Da Vinci melihatnya dalam kegelapan bawah tanah, dia melihat pria yang tak terurus, berewokan dan rambutnya yang tidak disisir, menutupi raut mukanya. Seraut wajah yang melukiskan sifat yang sangat kejam dan bejat.

Inilah sosok yang dapat mewakili karakter Yudas dalam lukisan, pikir Da Vinci. Atas seizin raja, tahanan ini dibawa ke Milan untuk dilukis.

Selama enam bulan tahanan ini duduk di hadapan Da Vinci. Saat menyelesaikan sapuannya yang terakhir, Da Vinci berkata kepada pengawal, “Saya sudah selesai. Bawalah tahanan ini keluar.” Saat itu, si tahanan mendadak melepaskan diri dari pengawasan si pengawal dan berlari menuju ke Da Vinci seraya menangis.

“Oh, Da Vinci, pandanglah saya ! Apakah anda tidak tahu siapa diri saya sebenarnya ?” Dengan mata tertatih, Da Vinci mengamati wajah si tahanan. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, “Tidak, saya tidak pernah melihat anda sebelumnya hingga anda diizinkan ke luar dari penjara bawah tanah Roma.”

Sambil menengadahkan wajah ke atas, tahanan itu menangis dan berdoa, “Ya Tuhan, apakah saya sudah terjatuh begitu dalamnya ?” Lalu dia memandang kembali si pelukis dan sambil menangis dia berkata, “Da Vinci, saya adalah anak muda yang pernah anda lukis 7 tahun yang lalu sebagai perlambang Yesus !”

Inilah kisah nyata di balik lukisan ‘Perjamuan Terakhir’, yang mengajar kita tentang besarnya pengaruh pemikiran yang benar dan yang salah bagi seseorang.

Anak muda yang tadinya begitu murni dan tidak terlalu tercemar oleh dosa-dosa dunia, tujuh tahun kemudian jatuh ke dalam dosa dan kejahatan. Dia pun berubah, dari perlambang Yesus, menjadi perlambang karakter seorang Yudas Iskariot.

Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? (Galatia 3:3)

(sumber: gkiialetia.wordpress.com)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8653 seconds (0.1#10.140)