Kecantikan herbal kian diminati
A
A
A
Keanekaragaman budaya dan sumber daya alam Indonesia adalah kekayaan yang tidak ternilai. Beragam kekayaan tersebut sebenarnya sudah lama dipergunakan masyarakat Indonesia, salah satunya dengan memanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Di tengah industri kecantikan modern berkembang pesat, sejumlah pengusaha kecantikan Indonesia berusaha untuk menampilkan resep alami warisan budaya. Hal ini diperlihatkan oleh pengusaha Martha Tilaar yang memberikan perhatian pada bahan-bahan kecantikan asli Indonesia.
Menurut Founder & Chairwoman Martha Tilaar Group ini, warisan budaya tersebut dijaga secara turun temurun, terutama dilakukan oleh para wanita Indonesia. Kini, seiring industrialisasi, Martha Tilaar terus mengampanyekan agar wanita Indonesia menggunakan kosmetik lokal.
Lambat laun industri kecantikan asli Indonesia berkembang. ”Saat ini kosmetik lokal sudah dapat diterima oleh masyarakat dan department store,” tutur istri dari Prof Dr H.A.R Tilaar ini sebagaimana dilansir dari Okezone.
Martha menceritakan, beberapa dekade lalu produk kecantikan tradisional tidak banyak dilirik orang.Dalam memperkenalkan produk kecantikan tradisional Indonesia, banyak mendapatkan kendala. Banyak konsumen yang tidak percaya dengan produk lokal, termasuk orang Indonesia sendiri.
Mereka masih yakin bahwa produk asing lebih bagus dan berkhasiat. Namun,Martha tidak pernah lelah untuk memperkenalkan kecantikan Indonesia. Saat itu banyak supermarket yang tidak mau menjual produk lokal.
Mereka lebih tertarik dengan produk luar negeri yang banyak beriklan di televisi. Namun, kini diakuinya, produk kosmetik lokal sudah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Usaha tidak sia-sia. Kini produk kecantikan dalam negeri mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia.
”Sekarang kami sudah membuka beberapa outlet di pusat perbelanjaan. Hal ini karena bantuan dari berbagai pihak juga,”ujar Martha.
Dalam sebuah wawancara Martha pernah mengatakan bahwa yang mengerti kulit Indonesia adalah orang Indonesia sendiri. Banyak produk kosmetik asing yang tidak cocok dengan kulit tropis wanita Indonesia. Akibatnya, kosmetik yang dipergunakan pun bermasalah dengan kulit. Keunggulan kosmetik Indonesia salah satunya adalah karena menggunakan bahan herbal yang alami.
Selain produk kosmetik, industri kecantikan herbal Indonesia juga diwarnai dengan munculnya berbagai salon kecantikan. Martha Tilaar grup, misalnya,mempunyai sejumlah salon kecantikan. Bahkan, saat ini Martha Tilaar telah mempunyai sekolah khusus kecantikan yang selalu menghasilkan lulusan terbaiknya.
Penelitian Herbal
Walaupun kini obat herbal alami asli Indonesia semakin banyak dikenal, tidak banyak orang yang memberikan perhatiannya.Banyak akademisi yang kurang tertarik untuk meneliti obat herbal, padahal potensinya besar.
Demi merangsang penelitian tentang obat dan kecantikan berbahan herbal, beberapa waktu lalu Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama Martha Tilaar Innovation Center (MTIC) menggelar lomba penelitian dengan tema ”Riset Bahan Alam Berbasis Konsep Ramah Lingkungan untuk Kecantikan dan Kesehatan”. Lomba tersebut rupanya mendapat sambutan para peneliti Indonesia.
Penghargaan ini dalam rangka mendukung kegiatan penelitian di Indonesia dan meningkatkan kesadaran dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia di bidang kesehatan, obatobatan dan kecantikan.
Dalam ajang tersebut tiga peneliti penghargaan atas riset khasiat bahan alam Indonesia untuk kecantikan. Pemenang pertama Enos Tangke Arung PhD, berasal dari Universitas Mulawarman, Kaltim, meneliti tentang daun Callicarpa, bahan herbal untuk bedak suku Dayak sebagai pencerah kulit.
Pemenang kedua yaitu Dodi Darmakusuma dari Universitas Nusa Cendana NTT yang menyajikan tentang beberapa ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional sebagai kandidat bahan aktif anti-photoaging.
Sedangkan, pemenang ketiga Irmanida Batubara dari IPB yang menyajikan penelitian tentang inhalasi minyak atsiri bangle untuk pelangsing. Pada dasarnya banyak potensi yang bisa dikembangkan dari kekayaan herbal Indonesia.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan dunia usaha diperlukan untuk memberikan perhatian kepada penelitian tentang herbal. Diyakini penelitian ini bisa menjadi modal untuk perkembangan industri yang lebih baik
Di tengah industri kecantikan modern berkembang pesat, sejumlah pengusaha kecantikan Indonesia berusaha untuk menampilkan resep alami warisan budaya. Hal ini diperlihatkan oleh pengusaha Martha Tilaar yang memberikan perhatian pada bahan-bahan kecantikan asli Indonesia.
Menurut Founder & Chairwoman Martha Tilaar Group ini, warisan budaya tersebut dijaga secara turun temurun, terutama dilakukan oleh para wanita Indonesia. Kini, seiring industrialisasi, Martha Tilaar terus mengampanyekan agar wanita Indonesia menggunakan kosmetik lokal.
Lambat laun industri kecantikan asli Indonesia berkembang. ”Saat ini kosmetik lokal sudah dapat diterima oleh masyarakat dan department store,” tutur istri dari Prof Dr H.A.R Tilaar ini sebagaimana dilansir dari Okezone.
Martha menceritakan, beberapa dekade lalu produk kecantikan tradisional tidak banyak dilirik orang.Dalam memperkenalkan produk kecantikan tradisional Indonesia, banyak mendapatkan kendala. Banyak konsumen yang tidak percaya dengan produk lokal, termasuk orang Indonesia sendiri.
Mereka masih yakin bahwa produk asing lebih bagus dan berkhasiat. Namun,Martha tidak pernah lelah untuk memperkenalkan kecantikan Indonesia. Saat itu banyak supermarket yang tidak mau menjual produk lokal.
Mereka lebih tertarik dengan produk luar negeri yang banyak beriklan di televisi. Namun, kini diakuinya, produk kosmetik lokal sudah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Usaha tidak sia-sia. Kini produk kecantikan dalam negeri mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia.
”Sekarang kami sudah membuka beberapa outlet di pusat perbelanjaan. Hal ini karena bantuan dari berbagai pihak juga,”ujar Martha.
Dalam sebuah wawancara Martha pernah mengatakan bahwa yang mengerti kulit Indonesia adalah orang Indonesia sendiri. Banyak produk kosmetik asing yang tidak cocok dengan kulit tropis wanita Indonesia. Akibatnya, kosmetik yang dipergunakan pun bermasalah dengan kulit. Keunggulan kosmetik Indonesia salah satunya adalah karena menggunakan bahan herbal yang alami.
Selain produk kosmetik, industri kecantikan herbal Indonesia juga diwarnai dengan munculnya berbagai salon kecantikan. Martha Tilaar grup, misalnya,mempunyai sejumlah salon kecantikan. Bahkan, saat ini Martha Tilaar telah mempunyai sekolah khusus kecantikan yang selalu menghasilkan lulusan terbaiknya.
Penelitian Herbal
Walaupun kini obat herbal alami asli Indonesia semakin banyak dikenal, tidak banyak orang yang memberikan perhatiannya.Banyak akademisi yang kurang tertarik untuk meneliti obat herbal, padahal potensinya besar.
Demi merangsang penelitian tentang obat dan kecantikan berbahan herbal, beberapa waktu lalu Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama Martha Tilaar Innovation Center (MTIC) menggelar lomba penelitian dengan tema ”Riset Bahan Alam Berbasis Konsep Ramah Lingkungan untuk Kecantikan dan Kesehatan”. Lomba tersebut rupanya mendapat sambutan para peneliti Indonesia.
Penghargaan ini dalam rangka mendukung kegiatan penelitian di Indonesia dan meningkatkan kesadaran dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia di bidang kesehatan, obatobatan dan kecantikan.
Dalam ajang tersebut tiga peneliti penghargaan atas riset khasiat bahan alam Indonesia untuk kecantikan. Pemenang pertama Enos Tangke Arung PhD, berasal dari Universitas Mulawarman, Kaltim, meneliti tentang daun Callicarpa, bahan herbal untuk bedak suku Dayak sebagai pencerah kulit.
Pemenang kedua yaitu Dodi Darmakusuma dari Universitas Nusa Cendana NTT yang menyajikan tentang beberapa ekstrak tumbuhan kosmetik tradisional sebagai kandidat bahan aktif anti-photoaging.
Sedangkan, pemenang ketiga Irmanida Batubara dari IPB yang menyajikan penelitian tentang inhalasi minyak atsiri bangle untuk pelangsing. Pada dasarnya banyak potensi yang bisa dikembangkan dari kekayaan herbal Indonesia.
Kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan dunia usaha diperlukan untuk memberikan perhatian kepada penelitian tentang herbal. Diyakini penelitian ini bisa menjadi modal untuk perkembangan industri yang lebih baik
(kur)