Pengamanan di Laut Natuna perlu ditingkatkan
A
A
A
Sindonews.com - Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) dan Pemerintah Kabupaten Natuna mempererat kerja sama di bidang keamanan laut. Perairan Natuna merupakan wilayah yang rentan terjadi pencurian ikan dan menjadi jalur pelayaran padat karena masuk kawasan Laut Cina Selatan.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Pusat Informasi, Hukum dan Kerja sama Laksma Tri Yuswoyo menuturkan, Kabupaten Natuna selain merupakan salah satu daerah terdepan Indonesia, juga derah yang masuk dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I. Sehingga, menjadi tempat lalu lintas kapal-kapal asing, baik kapal niaga, pesiar, tanker dan lainnya.
Karenanya, sudah menjadi keharusan bagi negara untuk melakukan pemantauan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai negara kepulauan dan sebagai anggota International Maritime Organization (IMO). Selama ini Bakorkamla memiliki Rescue Coordinating Center (RCC) untuk pengelolaan keamanan laut dan hal lainnya yang berkaitan dengan kemaritiman di Natuna.
Bambang menyebut, selama dua tahun kerja sama pertama, Pemkab Natuna secara aktif telah berkoordinasi dengan Bakorkamla melalui RCC.
"RCC bisa dimanfaatkan Pemkab Natuna untuk sharing informasi berupa pemantauan perairan wilayah Kabupaten Natuna melalui visual dan radio komunikasi, kegiatan intelijen dalam rangka penanggulangan perompakan di perairan," tuturnya, di Jakarta, Rabu (7/11/2012).
Bupati Natuna Ilyas Sabli berharap, Bakorkamla bisa lebih mengamankan perairan Natuna yang rawan terjadi pencurian ikan. Masyarakat Natuna berharap potensi yang ada khususnya di laut Natuna dapat dinikmati oleh masyarakat Natuna sendiri.
"Laut Natuna rawan terjadinya pencurian ikan, baik oleh nelayan asing maupun nelayan yang berada di luar Natuna. Kita siap memberikan dukungan baik materil maupun moral terhadap pengamanan laut," katanya.
Pemkab Natuna berharap Bakorkamla juga dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada nelayan-nelayannya agar tidak melakukan penangkapan ikan dengan bom ikan atau pukat harimau.
Sebab, hal itu bisa mengancam kelangsungan sumber daya laut, terutama ikan, yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat. "Di Natuna, perikanan menjadi andalan kita," ucapnya.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Pusat Informasi, Hukum dan Kerja sama Laksma Tri Yuswoyo menuturkan, Kabupaten Natuna selain merupakan salah satu daerah terdepan Indonesia, juga derah yang masuk dalam Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I. Sehingga, menjadi tempat lalu lintas kapal-kapal asing, baik kapal niaga, pesiar, tanker dan lainnya.
Karenanya, sudah menjadi keharusan bagi negara untuk melakukan pemantauan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai negara kepulauan dan sebagai anggota International Maritime Organization (IMO). Selama ini Bakorkamla memiliki Rescue Coordinating Center (RCC) untuk pengelolaan keamanan laut dan hal lainnya yang berkaitan dengan kemaritiman di Natuna.
Bambang menyebut, selama dua tahun kerja sama pertama, Pemkab Natuna secara aktif telah berkoordinasi dengan Bakorkamla melalui RCC.
"RCC bisa dimanfaatkan Pemkab Natuna untuk sharing informasi berupa pemantauan perairan wilayah Kabupaten Natuna melalui visual dan radio komunikasi, kegiatan intelijen dalam rangka penanggulangan perompakan di perairan," tuturnya, di Jakarta, Rabu (7/11/2012).
Bupati Natuna Ilyas Sabli berharap, Bakorkamla bisa lebih mengamankan perairan Natuna yang rawan terjadi pencurian ikan. Masyarakat Natuna berharap potensi yang ada khususnya di laut Natuna dapat dinikmati oleh masyarakat Natuna sendiri.
"Laut Natuna rawan terjadinya pencurian ikan, baik oleh nelayan asing maupun nelayan yang berada di luar Natuna. Kita siap memberikan dukungan baik materil maupun moral terhadap pengamanan laut," katanya.
Pemkab Natuna berharap Bakorkamla juga dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada nelayan-nelayannya agar tidak melakukan penangkapan ikan dengan bom ikan atau pukat harimau.
Sebab, hal itu bisa mengancam kelangsungan sumber daya laut, terutama ikan, yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat. "Di Natuna, perikanan menjadi andalan kita," ucapnya.
(mhd)