Tak ada rumput, sisa sayuran juga jadi
Sabtu, 13 Oktober 2012 - 05:12 WIB

Tak ada rumput, sisa sayuran juga jadi
A
A
A
Sindonews.com - Para pemilik hewan ternak, harus mengganti pakan rumput dengan sampah sayuran. Pasalnya, musim kemarau panjang telah menyebabkan pakan rumput mengalami kekeringan.
Salah seorang peternak di Tanjung Enim, Darwis (70), mengatakan sejak musim kemarau ia rutin mengambil sampah sayuran di Pasar Baru Bantingan Tanjung Enim untuk pakan ternaknya. Sebab, untuk mencari pakan rumput yang baik dirinya mengalami kesulitan.
"Sekarang ini, rumput-rumput banyak yang mati. Daripada, hewan ternak kita tidak makan ya kita kasih saja sampah sayuran," ujar Darwis di Tanjung Enim, Jumat (12/10/2012).
Menurut Darwis, setiap hari dirinya mampu mengumpulkan sedikitnya enam karung sampah sayuran daripara pedagang di Pasar Baru Bantingan, Tanjung Enim. Adapun sampah sayuran yang diambil di antaranya, sawi, kubis, wortel, kulit jagung, dan lain-lain.
Dirinya, mulai mengumpulkan dan mencari sampah sayuran menjelang sore hari, saat para pedagang sayuran akan menutup jualan mereka. Yakni, sekira pukul 14.00-16.00 WIB.
Darwis berharap, agar sampah-sampah yang dibuang oleh para pedagang sayur, khususnya di Pasar Baru Bantingan Tanjung Enim, tidak dibuang secara sembarangan. Tetapi dikumpulkan, sehingga dirinya maupun pihak dinas kebersihan Tanjung Enim mudah mengambil dan mengangkut sampah-sampah tersebut.
"Selama pakan rumput masih sulit didapatkan, maka pihaknya masih akan mengumpulkan sisa sayuran di pasar," ucap dia.
Senada, peternak lainnya Mahmud (45), menuturkan, saat ini pihaknya kesulitan untuk mendapatkan rumput untuk pakan sapi dan kambingnya. Meskipun masih ada, namun lokasinya cukup jauh. Sehingga, pihaknya terpaksa memanfaatkan sisa sayuran yang dijual pedagang untuk pakan ternak.
"Sekarang ini memang susah sekali nyari pakan ternak. Kalaupun ada lokasinya sangat jauh. Jadi, kita terpaksa harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Jadi, sebagai penggantinya kita cari sisa sayuran," ujarnya.
Salah seorang peternak di Tanjung Enim, Darwis (70), mengatakan sejak musim kemarau ia rutin mengambil sampah sayuran di Pasar Baru Bantingan Tanjung Enim untuk pakan ternaknya. Sebab, untuk mencari pakan rumput yang baik dirinya mengalami kesulitan.
"Sekarang ini, rumput-rumput banyak yang mati. Daripada, hewan ternak kita tidak makan ya kita kasih saja sampah sayuran," ujar Darwis di Tanjung Enim, Jumat (12/10/2012).
Menurut Darwis, setiap hari dirinya mampu mengumpulkan sedikitnya enam karung sampah sayuran daripara pedagang di Pasar Baru Bantingan, Tanjung Enim. Adapun sampah sayuran yang diambil di antaranya, sawi, kubis, wortel, kulit jagung, dan lain-lain.
Dirinya, mulai mengumpulkan dan mencari sampah sayuran menjelang sore hari, saat para pedagang sayuran akan menutup jualan mereka. Yakni, sekira pukul 14.00-16.00 WIB.
Darwis berharap, agar sampah-sampah yang dibuang oleh para pedagang sayur, khususnya di Pasar Baru Bantingan Tanjung Enim, tidak dibuang secara sembarangan. Tetapi dikumpulkan, sehingga dirinya maupun pihak dinas kebersihan Tanjung Enim mudah mengambil dan mengangkut sampah-sampah tersebut.
"Selama pakan rumput masih sulit didapatkan, maka pihaknya masih akan mengumpulkan sisa sayuran di pasar," ucap dia.
Senada, peternak lainnya Mahmud (45), menuturkan, saat ini pihaknya kesulitan untuk mendapatkan rumput untuk pakan sapi dan kambingnya. Meskipun masih ada, namun lokasinya cukup jauh. Sehingga, pihaknya terpaksa memanfaatkan sisa sayuran yang dijual pedagang untuk pakan ternak.
"Sekarang ini memang susah sekali nyari pakan ternak. Kalaupun ada lokasinya sangat jauh. Jadi, kita terpaksa harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi. Jadi, sebagai penggantinya kita cari sisa sayuran," ujarnya.
(mhd)