Menjadi perempuan yang tahu persis menanam uang
A
A
A
Pada Desember 2011, Citibank melakukan Survei Fin-Q (financial quotient: kecerdasan finansial) kepada 500 perempuan di Indonesia. Hasilnya menunjukkan, 74% perempuan Indonesia belum memiliki rencana pensiun yang matang, sementara hanya 43% responden yang mengatakan bahwa mereka “tahu persis” apa yang harus dilakukan terkait investasi.
Dari seluruh responden yang tahu persis apa yang harus dilakukan terkait investasi, 53%-nya “berinvestasi” di deposito. Padahal dalam jangka panjang bunga deposito tidak dapat mengalahkan laju inflasi. Sementara itu hanya 9% perempuan Indonesia yang berinvestasi di reksa dana dan surat utang negara.
Temuan ini cukup mengkhawatirkan, apalagi harapan hidup perempuan Indonesia adalah empat tahun lebih lama dari laki-laki (sumber: WHO). Jelas, perempuan Indonesia harus lebih cermat dalam mempersiapkan diri menjelang masa pensiun mereka agar dapat memiliki kemandirian finansial.
Banyak faktor yang menyebabkan temuan-temuan ini. Pertama adalah kesadaran (awareness) yang rendah tentang investasi. Berinvestasi bagi sebagian perempuan terkadang menjadi sesuatu yang dianggap problematis dan rumit. Padahal, sudah banyak financial advisor yang siap berbagi informasi dan juga mekanismemekanisme yang memudahkan investasi.
Di lain pihak, perempuan yang tahu persis apa yang harus dilakukan terkait investasi menunjukkan, portofolio mereka terlalu condong ke deposito.
Artinya, perempuan cenderung menggunakan pendekatan yang lebih konservatif dan sangat berhati-hati. Kaum perempuan juga cenderung mencari pendapat temannya (peers recommendation) dari pada mencari data dan fakta untuk berinvestasi.
Walau demikian, bukan berarti semua buruk. Aspek kehati-hatian dan persepsi bahwa investasi itu rumit menyebabkan kaum perempuan terhindar dari keputusan investasi yang salah, seperti: herding (ikut-ikutan), dan overtrading (trading yang berlebihan).
Data Citibank Indonesia menunjukkan, 53% investor yang menerapkan metode dollar cost averaging (lihat boks) adalah perempuan mengukuhkan hal ini.
Sikap investor perempuan yang terlalu konservatif dan berhati-hati pun masih dapat diubah sesuai dengan kebutuhannya. Data di Citibank mengungkapkan bahwa nasabah perempuan yang berinvestasi rata-rata menempatkan 48% dari portofolionya di reksa dana saham. Lalu apa yang harus dilakukan untuk perempuan Indonesia mulai berinvestasi?
Be Informed
Dengan menjamurnya bisnis financial advisor atau wealth management, calon investor (baik pria maupun perempuan) kini dapat melakukan perencanaan keuangan sebagai langkah awal. Tidak ada salahnya memanfaatkan benefit dari menjamurnya bisnis ini secara cuma-cuma. Sebagai contoh, Citibank Goal Planner memudahkan calon investor untuk merencanakan keuangannya dengan gratis.
Lalu, kenali profil risiko Anda. Buatlah janji dengan financial advisor Anda untuk mengenal toleransi risiko Anda dan juga instrumen-instrumen investasi yang ada (misal reksa dana, SUN, saham, logam mulia dsb).
Setelah itu susunlah portofolio Anda dengan instrumen investasi yang sesuai toleransi risiko Anda. Dengan begitu, Anda dapat berinvestasi dengan informed, yaitu berinvestasi di instrumen yang Anda mengerti dan sesuai dengan toleransi risiko dan kebutuhan Anda.
Terapkan Disiplin Investasi
Untuk menerapkan disiplin investasi, gunakan metode dollar cost averaging. Selain disiplin investasi Anda menjadi maksimal, metode ini juga mengurangi kerumitan berinvestasi. Karena, dengan metode ini, anda tidak harus dipusingkan kondisi pasar dan dana Anda akan diinvestasikan secara reguler.
Beberapa agen penjual efek reksa dana menawarkan kemudahan untuk melakukan dollar cost averaging. Dollar cost averaging adalah metode investasi dengan menginvestasikan uang dengan teratur secara bulanan tanpa mengindahkan kondisi pasar. Metode ini memberikan manfaat berlapis bagi investor.
Pertama, metode ini menghindarkan investor dari godaan timing the market (mencoba-coba masuk di harga yang terendah dan menjual di harga yang tertinggi) dan over trading.
Selain itu, metode ini membantu investor menerapkan disiplin investasi sambil mengurangi harga rata-rata pembelian unit saat pasar sedang bergejolak.
Dengan metode ini, investor memiliki kesempatan untuk membeli lebih banyak unit investasi ketika harga sedang rendah dan lebih sedikit unit investasi ketika harga sedang tinggi sehingga mengurangi harga rata-rata pembelian unit investasi. Apakah metode ini membuahkan hasil yang optimal?
Studi yang dilakukan Citibank Asia Pasifik menggunakan simulasi tingkat pengembalian pasar saham global periode Agustus 2008–Juli 2012 menunjukkan, investor yang menerapkan metode dollar cost averaging (berinvestasi USD2.000 setiap bulan selama 46 bulan) memiliki nilai portofolio yang lebih tinggi dari investor yang berinvestasi dalam jumlah besar (USD92.000) di awal periode (USD111.103 vs USD92.740).
Tentu saja kuncinya hanya satu: bersabar. Karena, fluktuasi pasar saham yang tinggi sering membuat investor tergoda untuk over trading atau bahkan kapok berinvestasi.
Dengan langkah-langkah di atas, kaum perempuan dapat menjadi investor yang informed, berdisiplin investasi yang tinggi, dan secara naluri, lebih bersabar dari pada rekan prianya.Nah, tunggu apa lagi? Selamat Berinvestasi!
Dari seluruh responden yang tahu persis apa yang harus dilakukan terkait investasi, 53%-nya “berinvestasi” di deposito. Padahal dalam jangka panjang bunga deposito tidak dapat mengalahkan laju inflasi. Sementara itu hanya 9% perempuan Indonesia yang berinvestasi di reksa dana dan surat utang negara.
Temuan ini cukup mengkhawatirkan, apalagi harapan hidup perempuan Indonesia adalah empat tahun lebih lama dari laki-laki (sumber: WHO). Jelas, perempuan Indonesia harus lebih cermat dalam mempersiapkan diri menjelang masa pensiun mereka agar dapat memiliki kemandirian finansial.
Banyak faktor yang menyebabkan temuan-temuan ini. Pertama adalah kesadaran (awareness) yang rendah tentang investasi. Berinvestasi bagi sebagian perempuan terkadang menjadi sesuatu yang dianggap problematis dan rumit. Padahal, sudah banyak financial advisor yang siap berbagi informasi dan juga mekanismemekanisme yang memudahkan investasi.
Di lain pihak, perempuan yang tahu persis apa yang harus dilakukan terkait investasi menunjukkan, portofolio mereka terlalu condong ke deposito.
Artinya, perempuan cenderung menggunakan pendekatan yang lebih konservatif dan sangat berhati-hati. Kaum perempuan juga cenderung mencari pendapat temannya (peers recommendation) dari pada mencari data dan fakta untuk berinvestasi.
Walau demikian, bukan berarti semua buruk. Aspek kehati-hatian dan persepsi bahwa investasi itu rumit menyebabkan kaum perempuan terhindar dari keputusan investasi yang salah, seperti: herding (ikut-ikutan), dan overtrading (trading yang berlebihan).
Data Citibank Indonesia menunjukkan, 53% investor yang menerapkan metode dollar cost averaging (lihat boks) adalah perempuan mengukuhkan hal ini.
Sikap investor perempuan yang terlalu konservatif dan berhati-hati pun masih dapat diubah sesuai dengan kebutuhannya. Data di Citibank mengungkapkan bahwa nasabah perempuan yang berinvestasi rata-rata menempatkan 48% dari portofolionya di reksa dana saham. Lalu apa yang harus dilakukan untuk perempuan Indonesia mulai berinvestasi?
Be Informed
Dengan menjamurnya bisnis financial advisor atau wealth management, calon investor (baik pria maupun perempuan) kini dapat melakukan perencanaan keuangan sebagai langkah awal. Tidak ada salahnya memanfaatkan benefit dari menjamurnya bisnis ini secara cuma-cuma. Sebagai contoh, Citibank Goal Planner memudahkan calon investor untuk merencanakan keuangannya dengan gratis.
Lalu, kenali profil risiko Anda. Buatlah janji dengan financial advisor Anda untuk mengenal toleransi risiko Anda dan juga instrumen-instrumen investasi yang ada (misal reksa dana, SUN, saham, logam mulia dsb).
Setelah itu susunlah portofolio Anda dengan instrumen investasi yang sesuai toleransi risiko Anda. Dengan begitu, Anda dapat berinvestasi dengan informed, yaitu berinvestasi di instrumen yang Anda mengerti dan sesuai dengan toleransi risiko dan kebutuhan Anda.
Terapkan Disiplin Investasi
Untuk menerapkan disiplin investasi, gunakan metode dollar cost averaging. Selain disiplin investasi Anda menjadi maksimal, metode ini juga mengurangi kerumitan berinvestasi. Karena, dengan metode ini, anda tidak harus dipusingkan kondisi pasar dan dana Anda akan diinvestasikan secara reguler.
Beberapa agen penjual efek reksa dana menawarkan kemudahan untuk melakukan dollar cost averaging. Dollar cost averaging adalah metode investasi dengan menginvestasikan uang dengan teratur secara bulanan tanpa mengindahkan kondisi pasar. Metode ini memberikan manfaat berlapis bagi investor.
Pertama, metode ini menghindarkan investor dari godaan timing the market (mencoba-coba masuk di harga yang terendah dan menjual di harga yang tertinggi) dan over trading.
Selain itu, metode ini membantu investor menerapkan disiplin investasi sambil mengurangi harga rata-rata pembelian unit saat pasar sedang bergejolak.
Dengan metode ini, investor memiliki kesempatan untuk membeli lebih banyak unit investasi ketika harga sedang rendah dan lebih sedikit unit investasi ketika harga sedang tinggi sehingga mengurangi harga rata-rata pembelian unit investasi. Apakah metode ini membuahkan hasil yang optimal?
Studi yang dilakukan Citibank Asia Pasifik menggunakan simulasi tingkat pengembalian pasar saham global periode Agustus 2008–Juli 2012 menunjukkan, investor yang menerapkan metode dollar cost averaging (berinvestasi USD2.000 setiap bulan selama 46 bulan) memiliki nilai portofolio yang lebih tinggi dari investor yang berinvestasi dalam jumlah besar (USD92.000) di awal periode (USD111.103 vs USD92.740).
Tentu saja kuncinya hanya satu: bersabar. Karena, fluktuasi pasar saham yang tinggi sering membuat investor tergoda untuk over trading atau bahkan kapok berinvestasi.
Dengan langkah-langkah di atas, kaum perempuan dapat menjadi investor yang informed, berdisiplin investasi yang tinggi, dan secara naluri, lebih bersabar dari pada rekan prianya.Nah, tunggu apa lagi? Selamat Berinvestasi!
(kur)