Mudahnya pakai uang plastik
A
A
A
Praktis dan cepat, begitulah kemudahan bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit. Tak heran jika saat ini jumlah pengguna kartu kredit terus meningkat. Pihak perbankan pun semakin agresif menawarkan kartu kredit kepada masyarakat.
Selama ini konsumen pusat perbelanjaan merupakan salah satu target penting nasabah kartu kredit. Pusat keramaian seperti mal, perkantoran, hingga hotel, menjadi sasaran bank membuka stan khusus untuk menjaring nasabah.
Ini strategi “jemput bola”. Agresivitas perbankan tersebut berbanding lurus dengan jumlah nasabah dan kartu kredit yang tersebar. Setiap tahun jumlah pemegang kartu kredit terus bertambah.
Pertumbuhan kartu kredit dalam lima tahun mencapai rata-rata pertumbuhan 18%. Tren kenaikan pemegang kartu tersebut, selama kurun waktu lima tahun berturut-turut, mendorong peningkatan penggunaannya.
Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), hingga Agustus 2012 kartu kredit yang beredar mencapai 15,43 juta unit, tumbuh 8,89% dibanding setahun sebelumnya. Sementara, volume transaksi mencapai Rp17,17 triliun.
Pada semester I/2012, Bank Mandiri menjadi bank penerbit kartu kredit terbanyak dengan total 2,7 juta kartu, disusul Bank Central Asia (BCA) dengan 2,3 juta kartu dan Bank BNI 1,9 juta kartu.
Groceries (supermarket dan department store) menjadi salah satu penyumbang utama pendapatan dan transaksi kartu kredit . Orang-orang yang suka bepergian (traveling) juga merupakan penyumbang penting pendapatan dan transaksi kartu kredit. Maklum, traveling saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Karena itu, pihak bank melakukan sejumlah strategi untuk mendapatkan nasabah. Sejumlah promo pun dilakukan. Seperti promosi diskon di sejumlah outlet tertentu, cicilan 0%, membebaskan biaya masuk bandara hingga penarikan tunai, serta sejumlah promosi yang untuk keperluan gaya hidup (lifestyle). Perbankan berusaha memberikan promosi yang sesuai dengan target konsumen yang mereka inginkan.
Mereka juga bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk strategi promo, seperti buy one get one ketika membeli suatu produk. Sejumlah penerbit kartu kredit mencoba menunjukkan bahwa mereka mengetahui kebutuhan konsumen. Citibank misalnya, bank asing yang mempunyai sejumlah produk kartu kredit yang ditawarkan kepada calon konsumen.
Seperti Citibank Platinium Card, Garuda Indonesia Card, Citibank Gold Card, Citibank Telokomsel Card, Citibank Clear Card dan lainnya. Citibank menyatakan bahwa kartu kredit yang mereka keluarkan bukan sekadar alat untuk pembayaran, melainkan suatu gaya hidup.
Sementara, BNI menyatakan bahwa kartu kredit saat ini bukan hanya gaya hidup, tetapi merupakan kebutuhan masyarakat modern untuk menunjang semua aktivitas sehari-hari.
“Semua keperluan bisnis maupun pribadi, mulai dari membiayai perjalanan dinas, menjamu klien hingga biaya kelahiran si kecil, belanja kebutuhan harian atau berlibur bersama keluarga tercinta, dapat dipenuhi Kartu Kredit BNI,” tulis promo BNI.
Sedangkan, BCA dengan kartu kredit berbasis Smart Chip (EMV-Europay Master Visa) mempunyai sejumlah kartu seperti Kartu Kredit BCA Card, MasterCard, dan BCA Visa.
BCA mengklaim bahwa kartu kredit mereka diterima di lebih dari 100.000 EDC (electronic data capture) BCA di merchant-merchant seluruh Indonesia dan jutaan tempat lain di seluruh dunia.
Usaha perbankan menarik nasabah lebih banyak didukung dengan survei Bank Indonesia (BI) yang menyebutkan prospek kredit termasuk melalui kartu kredit akan semakin meningkat.
Dalam survei tersebut, responden menyatakan bahwa permintaan kredit pada triwulan II/2012 mengalami peningkatan, tecermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 95,7%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya, 60,4%. Peningkatan permintaan kredit baru terjadi pada semua kelompok terutama bank besar dan menengah.
Permintaan kredit baru melalui kartu kredit yang menjadi bagian dari kredit konsumsi pada triwulan II/2012 mencapai 24,6%, naik dibanding triwulan sebelumnya yang hanya 14,5%.
Khusus untuk kredit konsumsi, permintaan terbesar pada kredit perumahan (KPR) yang mencapai 52%. Permintaan kredit baru berasal dari kelompok nasabah lama (50%) dan nasabah baru (50%).
Kondisi ini berbeda dengan periode-periode sebelumnya yang umumnya berasal dari kelompok nasabah lama. Berdasarkan asumsi BI tersebut, permintaan kartu kredit diprediksi akan semakin meningkat. Terlebih, kartu kredit diluncurkan untuk memberikan berbagai kemudahan bagi pengguna dalam mengatasi masalah keuangan. Apalagi, proses pengajuan aplikasi kartu kredit selama ini juga tidak terlalu sulit.
Orang tidak perlu datang ke bank untuk mengajukan aplikasi. Sambil berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan mereka sudah bisa mengajukannya.
Kegemaran berbelanja sebagian orang telah menjadi peluang tersendiri bagi penerbit kartu kredit.Kelemahan- kelemahan dalam pembayaran konvensional menjadi kekuatan daya tawar kartu kredit.
Selama ini konsumen pusat perbelanjaan merupakan salah satu target penting nasabah kartu kredit. Pusat keramaian seperti mal, perkantoran, hingga hotel, menjadi sasaran bank membuka stan khusus untuk menjaring nasabah.
Ini strategi “jemput bola”. Agresivitas perbankan tersebut berbanding lurus dengan jumlah nasabah dan kartu kredit yang tersebar. Setiap tahun jumlah pemegang kartu kredit terus bertambah.
Pertumbuhan kartu kredit dalam lima tahun mencapai rata-rata pertumbuhan 18%. Tren kenaikan pemegang kartu tersebut, selama kurun waktu lima tahun berturut-turut, mendorong peningkatan penggunaannya.
Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), hingga Agustus 2012 kartu kredit yang beredar mencapai 15,43 juta unit, tumbuh 8,89% dibanding setahun sebelumnya. Sementara, volume transaksi mencapai Rp17,17 triliun.
Pada semester I/2012, Bank Mandiri menjadi bank penerbit kartu kredit terbanyak dengan total 2,7 juta kartu, disusul Bank Central Asia (BCA) dengan 2,3 juta kartu dan Bank BNI 1,9 juta kartu.
Groceries (supermarket dan department store) menjadi salah satu penyumbang utama pendapatan dan transaksi kartu kredit . Orang-orang yang suka bepergian (traveling) juga merupakan penyumbang penting pendapatan dan transaksi kartu kredit. Maklum, traveling saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Karena itu, pihak bank melakukan sejumlah strategi untuk mendapatkan nasabah. Sejumlah promo pun dilakukan. Seperti promosi diskon di sejumlah outlet tertentu, cicilan 0%, membebaskan biaya masuk bandara hingga penarikan tunai, serta sejumlah promosi yang untuk keperluan gaya hidup (lifestyle). Perbankan berusaha memberikan promosi yang sesuai dengan target konsumen yang mereka inginkan.
Mereka juga bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk strategi promo, seperti buy one get one ketika membeli suatu produk. Sejumlah penerbit kartu kredit mencoba menunjukkan bahwa mereka mengetahui kebutuhan konsumen. Citibank misalnya, bank asing yang mempunyai sejumlah produk kartu kredit yang ditawarkan kepada calon konsumen.
Seperti Citibank Platinium Card, Garuda Indonesia Card, Citibank Gold Card, Citibank Telokomsel Card, Citibank Clear Card dan lainnya. Citibank menyatakan bahwa kartu kredit yang mereka keluarkan bukan sekadar alat untuk pembayaran, melainkan suatu gaya hidup.
Sementara, BNI menyatakan bahwa kartu kredit saat ini bukan hanya gaya hidup, tetapi merupakan kebutuhan masyarakat modern untuk menunjang semua aktivitas sehari-hari.
“Semua keperluan bisnis maupun pribadi, mulai dari membiayai perjalanan dinas, menjamu klien hingga biaya kelahiran si kecil, belanja kebutuhan harian atau berlibur bersama keluarga tercinta, dapat dipenuhi Kartu Kredit BNI,” tulis promo BNI.
Sedangkan, BCA dengan kartu kredit berbasis Smart Chip (EMV-Europay Master Visa) mempunyai sejumlah kartu seperti Kartu Kredit BCA Card, MasterCard, dan BCA Visa.
BCA mengklaim bahwa kartu kredit mereka diterima di lebih dari 100.000 EDC (electronic data capture) BCA di merchant-merchant seluruh Indonesia dan jutaan tempat lain di seluruh dunia.
Usaha perbankan menarik nasabah lebih banyak didukung dengan survei Bank Indonesia (BI) yang menyebutkan prospek kredit termasuk melalui kartu kredit akan semakin meningkat.
Dalam survei tersebut, responden menyatakan bahwa permintaan kredit pada triwulan II/2012 mengalami peningkatan, tecermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 95,7%, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya, 60,4%. Peningkatan permintaan kredit baru terjadi pada semua kelompok terutama bank besar dan menengah.
Permintaan kredit baru melalui kartu kredit yang menjadi bagian dari kredit konsumsi pada triwulan II/2012 mencapai 24,6%, naik dibanding triwulan sebelumnya yang hanya 14,5%.
Khusus untuk kredit konsumsi, permintaan terbesar pada kredit perumahan (KPR) yang mencapai 52%. Permintaan kredit baru berasal dari kelompok nasabah lama (50%) dan nasabah baru (50%).
Kondisi ini berbeda dengan periode-periode sebelumnya yang umumnya berasal dari kelompok nasabah lama. Berdasarkan asumsi BI tersebut, permintaan kartu kredit diprediksi akan semakin meningkat. Terlebih, kartu kredit diluncurkan untuk memberikan berbagai kemudahan bagi pengguna dalam mengatasi masalah keuangan. Apalagi, proses pengajuan aplikasi kartu kredit selama ini juga tidak terlalu sulit.
Orang tidak perlu datang ke bank untuk mengajukan aplikasi. Sambil berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan mereka sudah bisa mengajukannya.
Kegemaran berbelanja sebagian orang telah menjadi peluang tersendiri bagi penerbit kartu kredit.Kelemahan- kelemahan dalam pembayaran konvensional menjadi kekuatan daya tawar kartu kredit.
(kur)