Singapura tetap menjadi magnet

Jum'at, 14 September 2012 - 14:39 WIB
Singapura tetap menjadi...
Singapura tetap menjadi magnet
A A A
Singapura terus menjadi pilihan sejumlah perusahaan internasional untuk ekspansi bisnis di kawasan Asia Tenggara. Tak pelak, kondisi tersebut menjadikan bisnis perkantoran di Negeri Singa seakan tidak pernah surut.

Memang, menurut laporan kuartal II/2012 Colliers Internasional, ada penurunan tipis harga sewa perkantoran di Singapura.

Penurunan terlihat di sejumlah kantor dengan kategori grade A. Raffles Place Downtown, misalnya, pada kuartal II/2012 turun 0,5% menjadi USD2.447 dibanding kuartal pertama sebesar yang sebesar USD2.459.

Penurunan ini salah satunya disebabkan jumlah pasokan yang terus bertambah yang tidak diimbangi dengan jumlah permintaan.

Hal ini membuat tingkat kekosongan semakin besar dan hal ini berimbas pada penurunan harga sewa yang diberlakukan kepada perusahaan yang mencari kantor di Singapura.

Contoh pasokan baru adalah Oxley Tower yang terletak di Robinson Road. Oxley Tower ini terdiri dari 104 unit kantor,121 toko, delapan kafe, dan empat restoran.

Perkantoran dijual dengan harga berkisar USD2.800 hingga USD3.490 per meter persegi yang sudah ditawarkan pada kuartal kedua tahun ini. Sejumlah perkantoran baru juga menawarkan gedung kepada konsumen.

Menurut Colliers, penurunan sewa kantor bisa menjadi pertanda baik bagi pasar karena meningkatkan daya saing Singapura sebagai lokasi kantor yang menarik di jkawasan Asia Pasifik.

Apalagi, Singapura dikenal pusat regional yang menarik untuk bisnis dan perusahaan dapat mengambil kesempatan untuk mengamankan gedung kantor pada tingkat sewa yang menarik.

Penurunan nilai sewa ini mendapatkan sambutan positif bagi sejumlah perusahaan untuk membuka kantor di Singapura. Mulai dari perusahaan yang bergerak di sektor energi, komoditas dan sektor private banking.

Sebagai contoh, Dubai Mercantile Exchange telah mengumumkan rencana untuk membuka kantor di Singapura. Ini merupakan kantor pertama di luar Emirat, untuk memfasilitasi perdagangan berjangka pada komoditas minyak mentah Oman.

Sementara itu minat perusahaan di bidang keuangan untuk berkantor di Singapura ditunjukkan hadirnya Tata Capital. Perusahaan multinasional asal India ini memasuki industri private banking di Singapura sebagai jalan untuk merambah negara lainnya di Asia.

Baru-baru ini dilaporkan bahwa Tata Capital telah menandatangani perjanjian dengan Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura (Singapore’s Economic Development Board) untuk mendirikan sebuah bisnis investasi perbankan swasta.

Selain itu, di City Fringe akan ada permintaan kantor baru untuk kebutuhan industri pendidikan swasta.
Seperti lembaga pendidikan Kaplan yang dilaporkan sedang bernegosiasi untuk menyewa sekitar 90.000 meter persegi ruang kantor di Pomo sepanjang Selegie Road di the City Fringe.

Sebelumnya mereka menempati kampus di 51 Cuppage Road dengan kapasitas sebesar 60.000 meter persegi. Kaplan akan meningkatkan jumlah lembaga pendidikan. Pada semester akhir 2013 Kaplan akan mulai beroperasi di kantor baru mereka.

Sementara itu dari Indonesia ada PT Petrosea Tbk (PTRS) yang menyewa ruang kantor milik PT Tripatra (TRIS) di Singapura sebesar Rp8,928 miliar selama tiga tahun.

Ruangan yang disewa PTS seluas 2.936 meter persegi yang terletak di Suntec Tower 2, Singapura. “PTRS dan TRIS adalah perusahaan terkendali dari PT Indika Energy Tbk (Indika) sehingga merupakan transaksi afiliasi,” ujar perseroan.

Walaupun banyak yang perusahaan yang membuka kantor baru di Singapura, secara umum permintaan ruang kantor diramalkan akan tetap tertekan seiring masih adanya krisis dalam zona Euro. Sehingga membatasi permintaan ekspansif antara lembaga keuangan.

Pada sisa tahun ini diperkirakan masih ada ancaman overhang pasokan. Ini berasal dari sejumlah besar ruang yang dapat dikembalikan ke pasar pada saat berakhirnya masa penyewaan. Dengan demikian, penurunan harga sewa kantor seperti di Raffles Place/New Downtown diperkirakan akan berlanjut hingga semester akhir 2012.

Penurunan harga sewa di Singapura tidak hanya terlihat pada laporan Colliers Internasional, sejumlah lembaga lain juga menyatakan serupa. Seperti lembaga riset properti DTZ yang menyebutkan pada Kuartal II/2012 harga kantor di Singapura mengalami penurunan 3%. Penurunan ini akan berlanjut mengingat tingkat kekosongan ruang kantor masih naik.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6506 seconds (0.1#10.140)