Sewa perkantoran masih melambung

Kamis, 13 September 2012 - 10:58 WIB
Sewa perkantoran masih...
Sewa perkantoran masih melambung
A A A
Harga sewa perkantoran diperkirakan masih akan berpotensi naik hingga akhir tahun. Dua atau tiga tahun mendatang harga sewa baru akan stabil karena adanya keseimbangan antara permintaan dan kebutuhan. Di samping itu, para penyewa juga akan disuguhi banyak pilihan.

Tren tarif sewa gedung perkantoran kerap mengalami kenaikan setiap tahun. Keterbatasan lahan dan ramainya perusahaan yang berekspansi dinilai menjadi penyebab utama harga dasar sewa melambung tinggi.

Meski begitu, bisnis pada sektor ini tetap prospektif sampai 3 tahun ke depan. Krisis ekonomi yang melanda negara- negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat perkembangan ekonomi di Indonesia.

Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi dalam negeri cenderung berlanjut hingga Kuartal II/2012. Bukan hanya itu, angka inflasi yang masih terkendali juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya bisnis properti.

Begitu pun dengan harga sewa perkantoran, pada kuartal II/2012 sektor ini tetap mengalami kenaikan tarif, tetapi bukan disebabkan krisis ekonomi yang terjadi di Eropa atau akibat antisipasi naiknya tarif tegangan listrik (TTL), namun lebih dipicu keterbatasan suplai pasokan dan lahan.

Sementara yang terjadi saat ini, permintaan meningkat tajam.Kenaikan terbesar terjadi pada sektor perkantoran kelas premium.

Director Office Services Colliers International Bagus Adikusumo mengatakan, ketersediaan gedung perkantoran (supplay offices) sangat terbatas, penyerapan (take up) hampir 70%. Padahal, masih banyak perusahaan yang berekspansi mencari gedung- gedung perkantoran baru yang disewakan.

Mereka mencari ruang-ruang (spaces) yang tingkatnya paling istimewa (grade A), padahal itu terbatas, oleh sebab itu harganya mengalami kenaikan.

“Pada kuartal I/2012, tarif sewa dasar (base rental) perkantoran dalam dolar AS rata-rata harganya mencapai USD23,26 per meter persegi per bulan. Sedangkan, pada kuartal II/2012 bernilai sekitar USD26,60 per meter persegi per bulan,” kata Bagus kepada Seputar Indonesia (SINDO).

Harga sewa perkantoran pada kuartal II/2012 dinilai masih akan berpotensi naik sampai kuartal/IV 2012. Diperkirakan baru pada kuartal I/2014 sampai 2015,harga sewa perkantoran ini akan mengalami kestabilan kembali. Karena antara permintaan dan kebutuhan kian seimbang.

Sehingga para tenant (penyewa) yang mencari gedung perkantoran baru akan disuguhi banyak pilihan. Hal ini karena akan banyak dibukanya gedung-gedung perkantoran di luar CBD.

“Artinya bisnis perkantoran, dua sampai tiga tahun lagi masih prospektif,” ujar Bagus.

Hal yang serupa juga diungkapkan Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto.Menurut dia, tren kenaikan harga sewa perkantoran diperkirakan akan terus terjadi karena ketersediaan jumlah ruang perkantoran yang berkualitas di daerah sentra bisnis semakin langka.

Saat ini diperkirakan hanya terdapat sekitar 4,1% ruang perkantoran yang kosong. Selain itu, tingkat kenaikan harga sewa perkantoran yang berstatus grade A diprediksi akan mencapai 30–50 % dibanding tahun lalu.

Kenaikan harga pada gedung perkantoran grade A juga akan diikuti gedung perkantoran grade B dan grade C yang telah melakukan market assesment (penilaian pasar).

Lebih lanjut dia mengatakan, berdasarkan hasil survei Colliers, tahun depan pasokan gedung perkantoran hanya akan bertambah 1 lokasi yaitu Menara Prima di daerah Kuningan (Jl HR Rasuna Said), maka harga sewa dalam 1 tahun mendatang juga diprediksi akan semakin melonjak dibanding tahun ini.

“Kendati demikian, karena biasanya setiap perusahaan pasti telah menyediakan waktu jauh-jauh hari sebelum menyewa kantor baru, maka kemungkinan kenaikan harga yang terjadi tidak akan terlalu jauh berbeda,” jelasnya.

Manager Research and Advisory Cushman & Wakefield Nurdin Setyawan mengatakan, sampai pada kuartal I dan II/2012, sebagian besar perusahaan yang mengisi dan mencari perkantoran-perkantoran baru adalah perusahaan di bidang pertambangan dan perminyakan, serta mereka yang bergerak di bidang telekomunikasi (IT), agrobisnis, dan asuransi.

“Meningkatnya permintaan sewa diperkirakan akan terus terjadi di kuartal-kuartal mendatang dengan banyaknya penyewa yang saat ini masih mencari ruangan perkantoran untuk perluasan kantor,” urai Nurdin.

Namun, untuk permintaan ruangan berukuran besar tampaknya akan sulit dipenuhi mengingat terbatasnya ketersediaan ruangan kosong pada gedung-gedung perkantoran existing yang akan selesai pembangunannya pada tahun ini.

Terbatasnya pasokan ruang perkantoran ini membuka peluang bagi tumbuhnya ekspansi lokasi hingga ke wilayah lain di luar CBD misalnya di Jakarta Timur.

Daerah di luar CBD ini tidak kalah prestisius, sebab bisa terhindar dari kemacetan dan jaminan keamanan yang relatif terjamin. Selain itu, pada kawasan ini menjadi pusat bisnis alternatif yang nilai harga sewa perkantorannya lebih murah dibanding di lingkaran CBD.

Kemudian, kondisi di kawasan ini juga relatif tenang dan lebih efisien mengingat banyak karyawan atau pegawai yang tinggal di pinggiran Jakarta.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0857 seconds (0.1#10.140)