Agum Gumelar: Intelijen kita memang lemah

Senin, 10 September 2012 - 14:52 WIB
Agum Gumelar: Intelijen kita memang lemah
Agum Gumelar: Intelijen kita memang lemah
A A A
Sindonews.com - Maraknya ancaman terorisme di sejumlah daerah belakangan ini, dinilai akibat lemahnya fungsi intelijen. Pasalnya, jika peran intelijen berfungsi dengan baik, hal tersebut bisa mencegah aksi-aksi teror yang terjadi di negeri ini.

Hal tersebut diungkap Ketua Umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Jenderal (Purn) Agum Gumelar saat ditemui dalam acara HUT Pepabri ke-53 di Palm Hill Golf, Sentul, Kabupaten Bogor, Senin (10/9/2012).

"Persoalan teror memang seperti itu, teror berada di tempat gelap, kita di tempat terang. Teror bisa terjadi pada siapa dan kapan saja. Harus diakui, kesimpulannya intelijen kita saat ini lemah," kata Agum.

Untuk itu, menurutnya peran dan fungsi intelijen harus diperkuat dan ditata kembali sedemikian rupa. "Saya pikir jika intelijen kuat, data-data mengenai terorisme yang diperoleh, bisa menjadi acuan untuk mencegah aksi-aksi teror. Tapi kenyataannya sekarang ini," jelasnya.

Meski demikian, pihaknya mengakui peran dan fungsi intelijen saat ini berbeda dengan masa Orde Baru (Orba). Akan tetapi, menurutnya hal tersebut tidak menjadi alasan untuk memperkuatnya.

"Ya memang sekarang ini intelijen harus mengedepankan fakta hukum ketimbang data awal. Namun, jika begitu terus kita akan ketinggalan oleh para pelaku teror," tandasnya.

Menurutnya, data intelijen bisa dijadikan dasar untuk mencegah terjadinya terorisme. Tambahnya, masa Orba bisa dijadikan pelajaran, dan pengalaman.

"Mungkin sekarang ini suasana kebatinan aparatur dan masyarakat kita masih terbawa oleh euforia reformasi. Tidak semuanya fungsi intelijen di era Orde Baru sudah usang. Tapi masih ada relevansinya untuk dilanjutkan. Jadi tidak harus semuanya dihilangkan atau diubah total," paparnya.

Hal senada diungkapkan Mantan Gubernur DKI Jakarta Jenderal (Purn) Sutiyoso saat ditemui ditempat yang sama. "Saya pikir masalah ancaman teror berkaitan erat dengan kondisi keamanan atau pengamanan. Bukan hanya intelijen Polri maupun TNI saja yang berperan. Keterlibatan seluruh masyarakat juga penting," jelasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5354 seconds (0.1#10.140)