Nyaringnya bisnis pengikut berkicau
A
A
A
Bagi sejumlah orang, memiliki banyak follower (pengikut) di Twitter punya kebanggaan tersendiri. Tak heran jika mereka terus berupaya menggaet follower sebanyak mungkin. Alasan sederhananya agar mereka terkenal.
Jejaring sosial Twitter saat ini tak lagi sekadar media berkicau untuk saling menanggapi komentar atau sapaan antarteman. Mereka juga bisa menciptakan percakapan populer (trending)
mengenai sebuah topik hanya dengan “berkicau”.
Twitter telah menjelma menjadi sebuah kebudayaan baru, rutinitas, komunitas, bahkan sampai
menjadi media mencari popularitas. Tidak sedikit pengguna yang rela bersusah payah membangun citra di Twitter.
Untuk itu, dibutuhkan banyak follower. Umumnya, pengguna Twitter menggunakan cara-cara
konvensional untuk menjaring follower. Biasanya teman lama yang menjadi target utama untuk diburu.
Selain itu, ada juga yang menggunakan pola saling menyapa antarpengguna. Tidak sedikit juga yang mengajak teman lain untuk bergabung. Malah ada cara yang ekstrem, bikin gara-gara alias membangun twitwar. Ada juga yang menggunakan kata “folbek” untuk disebarkan ke banyak akun.
Untuk menjaring follower, pemilik akun terlebih dahulu mem-follow akun lain. Nah, dengan cara
konvensional seperti ini, harus ada kesukarelaan pemilik akun Twitter tersebut untuk menyetujui keikutsertaan si pemohon.
Untuk orang biasa, para follower umumnya teman yang dikenal secara langsung. Sementara
bagi para pesohor seperti selebritas, politisi yang umumnya dikenal luas biasanya banyak di-follow pemilik akun Twitter lain.
Tak heran jika para pesohor ini memiliki lebih banyak followerdibanding yang dia follow (following) sebab para pesohor umumnya lebih banyak dikenal daripada mengenal orang lain. Fenomena jumlah follower dan following ini sering dijadikan penilaian sejumlah orang tentang tingkat popularitas
mereka sehingga banyak yang berkeinginan untuk mendapatkan sebanyak mungkin follower.
Ada cara yang tidak wajar yang kerap dilakukan untuk mendapatkan follower yakni dengan membuat akun palsu yang dipergunakan untuk memfollow akun sendiri. Fenomena untuk mendapatkan
follower rupanya oleh sejumlah kalangan, terutama mereka yang kerap berkecimpung di dunia maya sebagai sebuah peluang bisnis. Mereka pun menyediakan jasa membantu mendapatkan follower.
Ya, bisnis jual beli follower pun mencuat. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di mancanegara. Sejumlah paket ditawarkan dengan harga tertentu, termasuk berapa lama yang dibutuhkan untuk mendapatkan follower sesuai keinginan yang diminta. Uniknya lagi, para penjual
follower ini mengklaim “produk” mereka bukan follower fiktif alias “ghost”.
Malah tidak sedikit dari mereka menawarkan jasa jual beli follower lewat laman yang kerap dikunjungi pengguna. Kaskus misalnya cukup dengan mengetik kalimat “jual follower” atau “ingin menambah follower”, sudah keluar ratusan jasa yang keluar dengan harga yang bervariasi.
Sebut saja Kaskuser (sebutan pengguna situs Kaskus) bernama Budi Kurnia dengan nomor ID 1971248 yang menawarkan 17 akun Twitter.
Akun yang ditawarkan mempunyai follower mulai dari 2.100 hingga 150.000 follower. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp180 ribu hingga Rp12 juta. Namun sebagaimana tradisi Kaskus, harga itu masih bisa dinegosiasikan.
Menurut Budi, bisnis jual beli akun ini cukup banyak peminatnya. Sedangkan cara pemasarannya melalui mulut ke mulut dan juga melalui website tertentu. Budi yang tinggal di Subang, Jawa Barat ini
tidak hanya menjual akun miliknya, namun juga akun teman- temannya yang dititipkan di “lapaknya”yang ada di Kaskus.
“Tiga hari lalu saya baru menjual akun yang mempunyai follower sebanyak 67.000 dengan harga
Rp5 juta. Pembelinya datang dari Jakarta dan mengaku akan menggunakan akun tersebut untuk keperluan politik,” kata Budi yang dihubungi harian Seputar Indonesia (SINDO).
Untuk mendapatkan follower yang besar,menurut Budi, kuncinya adalah dengan rajin saling mempromosikan akun milik sendiri.
Dia mengaku akunakun Twitter-nya dibuka pada awal 2012. Saat itu dia dipromosikan oleh akun besar sehingga dengan sendirinya akun yang dimilikinya juga ikut besar. Cara saling mempromosikan ini
menjadi kunci sukses yang untuk mendapatkan banyak follower.
“Semakin rajin kita saling mempromosikan, akan semakin banyak follower yang didapat.Saya kebetulan tidak terlalu rajin karena juga berjalan secara online,” kata Budi.
Contoh lain jual beli follower dipraktikkan pengelola situs yukfollow. com. Situs ini mengklaim merupakan satu-satunya layanan yang menawarkan jasa penambahan follower khusus Indonesia dengan menggunakan metode yang aman dan sesuai ketentuan Twitter.
Mereka menjanjikan follower-nya adalah orang-orang “nya-ta”. Untuk kepentingan ini pun mereka mengaku hanya menggunakan metode yang sesuai dengan jangka penggunaan Twitter.
Ada empat paket harga yang ditawarkan yukfollow.com kepada konsumen. Pertama adalah paket Bronze Plan yang bisa menargetkan 1.000 follower yang bisa didapatkan selama 20 hari. Untuk paket ini mereka menawarkan harga Rp500.000 hingga Rp1 juta.
Paket kedua adalah Silver Planyang bisa menargetkan hingga 5.000 follower. Paket ini ditawarkan dengan harga Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta dengan lama pengerjaan 75 hari.
Paket ketiga yaitu Gold Plan yang menjanjikan follower hingga 10.000 dengan waktu pengerjaan tiga
bulan. Paket ini ditawarkan dengan harga berkisar Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta. Sedangkan paket terakhir adalah Diamond Plan dengan follower lebih dari 10.000.
Untuk paket terakhir ini yukfollow.com meminta pengorder untuk menghubungi langsung ke nomor kontak mereka. Semua follower yang mereka janjikan 100% berasal dari Indonesia.
Mereka juga berani menggaransi 100% uang kembali jika konsumen tidak mendapatkan apa yang telah mereka janjikan. “Dengan mendaftar dilayanan kami, dijamin peningkatan pada follower Twitter
Anda dalam waktu 24–48 jam setelah Anda memesan. Tergantung pada paket yang Anda pesan. Anda akan melihat peningkatan yang luar biasa pada followerAnda yang akan menerima pesan Anda setiap kali Anda ‘tweet’ mereka,” janji yukfollow.com dalam situs mereka.
Menggaet follower dengan cara membeli mungkin terdengar agak sedikit aneh.Tetapi, itulah yang terjadi saat ini bahwa “para pengikut” di jejaring sosial bisa dibeli dan ini menjadi bisnis yang menggiurkan.Tak heran jika muncul slogan, “Bayarlah Daku, Kau Ku Follow”.
Jejaring sosial Twitter saat ini tak lagi sekadar media berkicau untuk saling menanggapi komentar atau sapaan antarteman. Mereka juga bisa menciptakan percakapan populer (trending)
mengenai sebuah topik hanya dengan “berkicau”.
Twitter telah menjelma menjadi sebuah kebudayaan baru, rutinitas, komunitas, bahkan sampai
menjadi media mencari popularitas. Tidak sedikit pengguna yang rela bersusah payah membangun citra di Twitter.
Untuk itu, dibutuhkan banyak follower. Umumnya, pengguna Twitter menggunakan cara-cara
konvensional untuk menjaring follower. Biasanya teman lama yang menjadi target utama untuk diburu.
Selain itu, ada juga yang menggunakan pola saling menyapa antarpengguna. Tidak sedikit juga yang mengajak teman lain untuk bergabung. Malah ada cara yang ekstrem, bikin gara-gara alias membangun twitwar. Ada juga yang menggunakan kata “folbek” untuk disebarkan ke banyak akun.
Untuk menjaring follower, pemilik akun terlebih dahulu mem-follow akun lain. Nah, dengan cara
konvensional seperti ini, harus ada kesukarelaan pemilik akun Twitter tersebut untuk menyetujui keikutsertaan si pemohon.
Untuk orang biasa, para follower umumnya teman yang dikenal secara langsung. Sementara
bagi para pesohor seperti selebritas, politisi yang umumnya dikenal luas biasanya banyak di-follow pemilik akun Twitter lain.
Tak heran jika para pesohor ini memiliki lebih banyak followerdibanding yang dia follow (following) sebab para pesohor umumnya lebih banyak dikenal daripada mengenal orang lain. Fenomena jumlah follower dan following ini sering dijadikan penilaian sejumlah orang tentang tingkat popularitas
mereka sehingga banyak yang berkeinginan untuk mendapatkan sebanyak mungkin follower.
Ada cara yang tidak wajar yang kerap dilakukan untuk mendapatkan follower yakni dengan membuat akun palsu yang dipergunakan untuk memfollow akun sendiri. Fenomena untuk mendapatkan
follower rupanya oleh sejumlah kalangan, terutama mereka yang kerap berkecimpung di dunia maya sebagai sebuah peluang bisnis. Mereka pun menyediakan jasa membantu mendapatkan follower.
Ya, bisnis jual beli follower pun mencuat. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di mancanegara. Sejumlah paket ditawarkan dengan harga tertentu, termasuk berapa lama yang dibutuhkan untuk mendapatkan follower sesuai keinginan yang diminta. Uniknya lagi, para penjual
follower ini mengklaim “produk” mereka bukan follower fiktif alias “ghost”.
Malah tidak sedikit dari mereka menawarkan jasa jual beli follower lewat laman yang kerap dikunjungi pengguna. Kaskus misalnya cukup dengan mengetik kalimat “jual follower” atau “ingin menambah follower”, sudah keluar ratusan jasa yang keluar dengan harga yang bervariasi.
Sebut saja Kaskuser (sebutan pengguna situs Kaskus) bernama Budi Kurnia dengan nomor ID 1971248 yang menawarkan 17 akun Twitter.
Akun yang ditawarkan mempunyai follower mulai dari 2.100 hingga 150.000 follower. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp180 ribu hingga Rp12 juta. Namun sebagaimana tradisi Kaskus, harga itu masih bisa dinegosiasikan.
Menurut Budi, bisnis jual beli akun ini cukup banyak peminatnya. Sedangkan cara pemasarannya melalui mulut ke mulut dan juga melalui website tertentu. Budi yang tinggal di Subang, Jawa Barat ini
tidak hanya menjual akun miliknya, namun juga akun teman- temannya yang dititipkan di “lapaknya”yang ada di Kaskus.
“Tiga hari lalu saya baru menjual akun yang mempunyai follower sebanyak 67.000 dengan harga
Rp5 juta. Pembelinya datang dari Jakarta dan mengaku akan menggunakan akun tersebut untuk keperluan politik,” kata Budi yang dihubungi harian Seputar Indonesia (SINDO).
Untuk mendapatkan follower yang besar,menurut Budi, kuncinya adalah dengan rajin saling mempromosikan akun milik sendiri.
Dia mengaku akunakun Twitter-nya dibuka pada awal 2012. Saat itu dia dipromosikan oleh akun besar sehingga dengan sendirinya akun yang dimilikinya juga ikut besar. Cara saling mempromosikan ini
menjadi kunci sukses yang untuk mendapatkan banyak follower.
“Semakin rajin kita saling mempromosikan, akan semakin banyak follower yang didapat.Saya kebetulan tidak terlalu rajin karena juga berjalan secara online,” kata Budi.
Contoh lain jual beli follower dipraktikkan pengelola situs yukfollow. com. Situs ini mengklaim merupakan satu-satunya layanan yang menawarkan jasa penambahan follower khusus Indonesia dengan menggunakan metode yang aman dan sesuai ketentuan Twitter.
Mereka menjanjikan follower-nya adalah orang-orang “nya-ta”. Untuk kepentingan ini pun mereka mengaku hanya menggunakan metode yang sesuai dengan jangka penggunaan Twitter.
Ada empat paket harga yang ditawarkan yukfollow.com kepada konsumen. Pertama adalah paket Bronze Plan yang bisa menargetkan 1.000 follower yang bisa didapatkan selama 20 hari. Untuk paket ini mereka menawarkan harga Rp500.000 hingga Rp1 juta.
Paket kedua adalah Silver Planyang bisa menargetkan hingga 5.000 follower. Paket ini ditawarkan dengan harga Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta dengan lama pengerjaan 75 hari.
Paket ketiga yaitu Gold Plan yang menjanjikan follower hingga 10.000 dengan waktu pengerjaan tiga
bulan. Paket ini ditawarkan dengan harga berkisar Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta. Sedangkan paket terakhir adalah Diamond Plan dengan follower lebih dari 10.000.
Untuk paket terakhir ini yukfollow.com meminta pengorder untuk menghubungi langsung ke nomor kontak mereka. Semua follower yang mereka janjikan 100% berasal dari Indonesia.
Mereka juga berani menggaransi 100% uang kembali jika konsumen tidak mendapatkan apa yang telah mereka janjikan. “Dengan mendaftar dilayanan kami, dijamin peningkatan pada follower Twitter
Anda dalam waktu 24–48 jam setelah Anda memesan. Tergantung pada paket yang Anda pesan. Anda akan melihat peningkatan yang luar biasa pada followerAnda yang akan menerima pesan Anda setiap kali Anda ‘tweet’ mereka,” janji yukfollow.com dalam situs mereka.
Menggaet follower dengan cara membeli mungkin terdengar agak sedikit aneh.Tetapi, itulah yang terjadi saat ini bahwa “para pengikut” di jejaring sosial bisa dibeli dan ini menjadi bisnis yang menggiurkan.Tak heran jika muncul slogan, “Bayarlah Daku, Kau Ku Follow”.
(kur)