SBY nilai intelijen Polri & TNI lemah

Senin, 27 Agustus 2012 - 12:11 WIB
SBY nilai intelijen Polri & TNI lemah
SBY nilai intelijen Polri & TNI lemah
A A A
Sindonews.com - Kembali terjadinya insiden kekerasan di Sampang, Madura, mengindikasikan belum tuntasnya persoalan yang diduga dipicu persoalan keyakinan itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahkan menilai, insiden yang menewaskan dua orang pengikut Syiah itu menunjukkan lemahnya intelijen.

"Setelah mendengarkan laporan para menteri dan Gubernur Jawa Timur, saya menilai memang ada yang belum optimal. Pertama, maksud saya yang mengait pada solusi pertama," kata Presiden SBY di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2012).

Dia mengungkapkan, insiden kekerasan tersebut sebenarnya bisa diantisipasi jika intelijen lokal kepolisian, dan intelijen teritorial TNI bekerja dengan baik dalam membaca keganjilan terjadi di wilayah tersebut.

"Pemerintah daerah harus antisipasi dengan nyata, sehingga tidak terlambat merespons. Demikian juga kita soroti kesiagaan dan respons Polri dibantu TNI. Ini juga menjadi catatan, disamping itu saya menilai penyelesaian peristiwa Desember 2011 lalu tidak tuntas benar," tegasnya.

Menurutnya, perlu keterpaduan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan di Sampang, Madura. "BIN (Badan Intelijen Negara), Polri, TNI, Pemerintah daerah, pemuka agama, tokoh masyarakat, dan semua harus disertakan dalam menyelesaikan persoalan itu, dengan harapan bisa mencegah kekerasan serupa," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden SBY juga menyebutkan jika insiden yang terjadi di Sampang pada 26 Agustus 2012 kemarin merupakan kejadian kedua setelah Desember 2011 lalu.

"Saya berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Timur, saya mendapatkan penjelasan yang lengkap. Beliau memberikan penjelasan ke saya tentang apa yang terjadi pada Desember tahun lalu, maupun pada 26 Agustus 2012 kemarin," tukasnya.
(lil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7314 seconds (0.1#10.140)