Tak lagi sekadar urus duit
A
A
A
Kondisi ekonomi global yang semakin sulit ditebak menyulitkan para pimpinan perusahaan dalam mengembangkan bisnis. Situasi tersebut memosisikan sosok Direktur Keuangan/chief financial officer (CFO) sebagai orang penting dalam tugasnya mengintegrasikan informasi.
Sebuah pergeseran sedang berlangsung secara radikal di era digital saat ini. Kerja-kerja perusahaan menuntut upaya otomatisasi dan optimalisasi informasi yang memadai. Saat ini peran CFO tidak saja terjebak dalam urusan keuangan internal, juga yang lebih mendasar adalah menggali, memadukan, dan mengendalikan segala informasi.
Karena itu, dalam artikel bertajuk The Journey Along an Information-Led Transformation yang diterbitkan di laman resmi IBM disebutkan, kinerja mengintegrasikan informasi bagi seorang yang berkedudukan sebagai CFO memegang peran kunci dalam mendorong pertumbuhan yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan.
Dengan demikian, biaya untuk menanggulangi terjadinya risiko bisa lebih diminimalisir. “Pertumbuhan informasi yang luar biasa menuntut manajemen proaktif CFO,” seperti dilansir dalam laman IBM.
Global Business Services Partner IBM ASEAN Philip Thrush mengatakan, pada situasi perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis, kemampuan keuangan yang kokoh belum pernah disorot seperti sekarang.
“Karena itu, penelitian yang kami lakukan memperlihatkan bahwa CFO diharapkan dapat mewujudkan kepemimpinan yang berbasis fakta dan keputusan bisnis yang didasari analisa canggih untuk membantu menavigasikan perusahaan melalui situasi perekonomian yang baru,” kata Philip.
Dari penelitian IBM bertajuk CFO Study, ada fakta yang mengejutkan bahwa demi membuat perubahan iklim perekonomian yang benar-benar baru dan bisa keluar dari jeratan krisis ekonomi, para CFO dituntut pintar-pintar mengintegrasikan informasi. Ada lebih dari 60% CFO yang berkeinginan melakukan perubahan mendasar dengan menitikberatkan pada upaya memadukan informasi.
“Kinerja tersebut ditentukan bertujuan untuk membuat strategi perusahaan secara berlanjut dan mengatasi kesenjangan besar dalam efektivitas perusahaan, ” ujar Philip.
Saat ini seorang CFO dituntut bukan sekadar melakukan pengaturan keuangan, tetapi juga harus berperan penting dalam melihat laju pertumbuhan dan perkembangan dari sebuah analisa data. Selanjutnya, kinerja kepala keuangan diteruskan dengan menciptakan skenario perusahaan dan menuntut kemampuan prediktif yang canggih untuk mengatasi kerumitan ketidakpastian dan perubahan yang semakin meningkat di kawasan tertentu.
Sementara, Global Business Services Partner IBM Indonesia Widita P Sardjono mengatakan, memang tidak bisa dimungkiri akan adanya kesenjangan performa dalam setiap bagian divisi di perusahaan. Apalagi jika melihat fakta bahwa kesenjangan paling tinggi kerap terjadi di tubuh bagian keuangan. Karena itu, peran CFO dianggap perlu ditingkatkan dalam mendorong pengintegrasian dan koordinasi informasi di seluruh bagian perusahaan.
“Dari sini dapat disaksikan bahwa CFO kian memiliki performa yang penting di tubuh perusahaan,” tutur Widita kepada Seputar Indonesia (SINDO).
Karena hal itu,para pemimpin perusahaan menyadari bahwa demi memenuhi tujuan profitabilitas, pendapatan, dan pengurangan biaya serta manajemen risiko pada kondisi ekonomi sekarang ini, tidak bisa menggunakan pola atau strategi masa lalu. Para CEO melihat bahwa manajemen otomatisasi inisiatif bisnis hanya bisa dilakukan bila menggunakan informasi- informasi yang dikumpulkan.
Sedangkan, wilayah ini bisa dikerjakan para CFO. “Dengan begitu, para pimpinan atau bahkan kepala keuangan baru bisa menentukan keputusan dan mengoptimalkan berjalannya perusahaan,” kata Widita.
Perusahaan yang telah menerapkan strategi integrasi informasi yang dikepalai CFO bisa dikategorikan sebagai perusahaan yang progresif. Sebab, pola transformasi dan perpaduan informasi bertujuan mencapai optimalisasi bisnis dan stabilisasi keuangan dari serangan krisis. Meski begitu, CFO dalam hal ini dituntut memiliki kapasitas kecerdasan yang tidak biasa.
Pasalnya, CFO menjadi pengendali informasi yang strategis untuk mempercepat inovasi, op-timalisasi bisnis, serta diferensiasi kompetitif dan berkelanjutan.
Perusahaan yang dapat membuat perencanaan strategi informasi, bisa menentukan waktu yang tepat, bisa melakukan prediksi dan analisis bisnis yang selalu tersedia dan dapat menciptakan platform informasi yang akan menghasilkan lebih banyak pendapatan, lebih rendah biaya, mengurangi risiko, dan dapat memprediksi keuntungan di masa yang akan datang dengan perasaan yang optimistis.
Sebuah pergeseran sedang berlangsung secara radikal di era digital saat ini. Kerja-kerja perusahaan menuntut upaya otomatisasi dan optimalisasi informasi yang memadai. Saat ini peran CFO tidak saja terjebak dalam urusan keuangan internal, juga yang lebih mendasar adalah menggali, memadukan, dan mengendalikan segala informasi.
Karena itu, dalam artikel bertajuk The Journey Along an Information-Led Transformation yang diterbitkan di laman resmi IBM disebutkan, kinerja mengintegrasikan informasi bagi seorang yang berkedudukan sebagai CFO memegang peran kunci dalam mendorong pertumbuhan yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan.
Dengan demikian, biaya untuk menanggulangi terjadinya risiko bisa lebih diminimalisir. “Pertumbuhan informasi yang luar biasa menuntut manajemen proaktif CFO,” seperti dilansir dalam laman IBM.
Global Business Services Partner IBM ASEAN Philip Thrush mengatakan, pada situasi perekonomian dunia yang sedang dilanda krisis, kemampuan keuangan yang kokoh belum pernah disorot seperti sekarang.
“Karena itu, penelitian yang kami lakukan memperlihatkan bahwa CFO diharapkan dapat mewujudkan kepemimpinan yang berbasis fakta dan keputusan bisnis yang didasari analisa canggih untuk membantu menavigasikan perusahaan melalui situasi perekonomian yang baru,” kata Philip.
Dari penelitian IBM bertajuk CFO Study, ada fakta yang mengejutkan bahwa demi membuat perubahan iklim perekonomian yang benar-benar baru dan bisa keluar dari jeratan krisis ekonomi, para CFO dituntut pintar-pintar mengintegrasikan informasi. Ada lebih dari 60% CFO yang berkeinginan melakukan perubahan mendasar dengan menitikberatkan pada upaya memadukan informasi.
“Kinerja tersebut ditentukan bertujuan untuk membuat strategi perusahaan secara berlanjut dan mengatasi kesenjangan besar dalam efektivitas perusahaan, ” ujar Philip.
Saat ini seorang CFO dituntut bukan sekadar melakukan pengaturan keuangan, tetapi juga harus berperan penting dalam melihat laju pertumbuhan dan perkembangan dari sebuah analisa data. Selanjutnya, kinerja kepala keuangan diteruskan dengan menciptakan skenario perusahaan dan menuntut kemampuan prediktif yang canggih untuk mengatasi kerumitan ketidakpastian dan perubahan yang semakin meningkat di kawasan tertentu.
Sementara, Global Business Services Partner IBM Indonesia Widita P Sardjono mengatakan, memang tidak bisa dimungkiri akan adanya kesenjangan performa dalam setiap bagian divisi di perusahaan. Apalagi jika melihat fakta bahwa kesenjangan paling tinggi kerap terjadi di tubuh bagian keuangan. Karena itu, peran CFO dianggap perlu ditingkatkan dalam mendorong pengintegrasian dan koordinasi informasi di seluruh bagian perusahaan.
“Dari sini dapat disaksikan bahwa CFO kian memiliki performa yang penting di tubuh perusahaan,” tutur Widita kepada Seputar Indonesia (SINDO).
Karena hal itu,para pemimpin perusahaan menyadari bahwa demi memenuhi tujuan profitabilitas, pendapatan, dan pengurangan biaya serta manajemen risiko pada kondisi ekonomi sekarang ini, tidak bisa menggunakan pola atau strategi masa lalu. Para CEO melihat bahwa manajemen otomatisasi inisiatif bisnis hanya bisa dilakukan bila menggunakan informasi- informasi yang dikumpulkan.
Sedangkan, wilayah ini bisa dikerjakan para CFO. “Dengan begitu, para pimpinan atau bahkan kepala keuangan baru bisa menentukan keputusan dan mengoptimalkan berjalannya perusahaan,” kata Widita.
Perusahaan yang telah menerapkan strategi integrasi informasi yang dikepalai CFO bisa dikategorikan sebagai perusahaan yang progresif. Sebab, pola transformasi dan perpaduan informasi bertujuan mencapai optimalisasi bisnis dan stabilisasi keuangan dari serangan krisis. Meski begitu, CFO dalam hal ini dituntut memiliki kapasitas kecerdasan yang tidak biasa.
Pasalnya, CFO menjadi pengendali informasi yang strategis untuk mempercepat inovasi, op-timalisasi bisnis, serta diferensiasi kompetitif dan berkelanjutan.
Perusahaan yang dapat membuat perencanaan strategi informasi, bisa menentukan waktu yang tepat, bisa melakukan prediksi dan analisis bisnis yang selalu tersedia dan dapat menciptakan platform informasi yang akan menghasilkan lebih banyak pendapatan, lebih rendah biaya, mengurangi risiko, dan dapat memprediksi keuntungan di masa yang akan datang dengan perasaan yang optimistis.
(kur)