Menkopolhukam: Tangkap pengeroyok Irwandi
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto memerintahkan Kapolri, dan Kapolda Aceh segera menangkap pelaku pemukulan terhadap mantan Gubernur Nanggroe Aceh Darusallam (NAD) Aceh Irwandi Yusuf.
"Saya memerintahkan Kapolri agar Kapolda segera mencari dan menemukan pelaku pemukulan terhadap mantan Gubernur Aceh Irwandi, untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Joko melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Dia mengungkapkan, jika tidak segera diusut, dirinya khawatir akan merusak demokrasi yang telah terbangun di Aceh. "Tindakan-tindakan kekerasan seperti itu bukan cara yang baik dalam demokrasi yang justru selalu harus dikembangkan di Aceh," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Irwandi Yusuf dikeroyok tujuh pria tidak dikenal. Irwandi dikeroyok seusai menghadiri pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017. Pengeroyokan terjadi ketika Irwandi meninggalkan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Banda Aceh.
Menurut saksi mata, pemukulan terjadi di luar pelataran gedung saat mantan wakil juru bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini hendak masuk ke mobilnya. "Saat sedang melintasi barisan pengamanan dari Satgas PA yang berbaju merah, Bapak (Irwandi) memang sudah dimaki-maki, namun dia diam saja," beber seorang saksi mata yang juga merupakan polisi yang mengawal Irwandi, Senin 25 Juni 2012.
Empat pengawal Irwandi juga tidak melakukan perlawanan. "Mereka ramai sekali, bahkan ada (petugas) Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) yang melihat, juga diam saja," lanjutnya.
Akibat pemukulan itu, bagian belakang kepala Irwandi bengkak di tiga titik dan tulang pipi bagian kanan mengalami memar. Dia sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Saat ditemui wartawan di ruang penanganan trauma rumah sakit tersebut, Irwandi mengaku mengenal pelaku. Menurut dia, seorang di antara pelaku turut memprovokasi dan seorang lainnya pernah membakar rumahnya di Maheng, Aceh Besar. "Saat awal-awal pelaksanaan pilkada dia membakar rumah saya, sudah saya tangkap dan saya maafkan," katanya.
Gubernur Aceh periode 2006-2012 yang diusung Partai Aceh (PA) waktu itu berharap polisi segera melakukan penyelidikan meski dia tidak melaporkan kasus ini. Hingga kini para pelaku belum tertangkap. (lil)
"Saya memerintahkan Kapolri agar Kapolda segera mencari dan menemukan pelaku pemukulan terhadap mantan Gubernur Aceh Irwandi, untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Joko melalui pesan singkatnya, di Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Dia mengungkapkan, jika tidak segera diusut, dirinya khawatir akan merusak demokrasi yang telah terbangun di Aceh. "Tindakan-tindakan kekerasan seperti itu bukan cara yang baik dalam demokrasi yang justru selalu harus dikembangkan di Aceh," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Irwandi Yusuf dikeroyok tujuh pria tidak dikenal. Irwandi dikeroyok seusai menghadiri pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017. Pengeroyokan terjadi ketika Irwandi meninggalkan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Banda Aceh.
Menurut saksi mata, pemukulan terjadi di luar pelataran gedung saat mantan wakil juru bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini hendak masuk ke mobilnya. "Saat sedang melintasi barisan pengamanan dari Satgas PA yang berbaju merah, Bapak (Irwandi) memang sudah dimaki-maki, namun dia diam saja," beber seorang saksi mata yang juga merupakan polisi yang mengawal Irwandi, Senin 25 Juni 2012.
Empat pengawal Irwandi juga tidak melakukan perlawanan. "Mereka ramai sekali, bahkan ada (petugas) Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) yang melihat, juga diam saja," lanjutnya.
Akibat pemukulan itu, bagian belakang kepala Irwandi bengkak di tiga titik dan tulang pipi bagian kanan mengalami memar. Dia sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Saat ditemui wartawan di ruang penanganan trauma rumah sakit tersebut, Irwandi mengaku mengenal pelaku. Menurut dia, seorang di antara pelaku turut memprovokasi dan seorang lainnya pernah membakar rumahnya di Maheng, Aceh Besar. "Saat awal-awal pelaksanaan pilkada dia membakar rumah saya, sudah saya tangkap dan saya maafkan," katanya.
Gubernur Aceh periode 2006-2012 yang diusung Partai Aceh (PA) waktu itu berharap polisi segera melakukan penyelidikan meski dia tidak melaporkan kasus ini. Hingga kini para pelaku belum tertangkap. (lil)
(hyk)