Teroris bobol situs forex hingga Rp7 M
A
A
A
Sindonews.com – Fakta mencengangkan diungkap penyidik Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dan unit Cyber Crime Direktorat II Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
Kelompok teroris Solo yang pernah meledakkan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo, ternyata mengumpulkan dana lewat modus kejahatan dunia maya hingga mencapai Rp7 miliar (pada berita sebelumnya disebut Rp8 miliar).
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution memaparkan, modus kejahatan itu terungkap dari keterangan tersangka teroris Rizki Gunawan alias Rizki alias Roni alias Umar alias Udin alias Ronny Setiawan, yang ditangkap pertengahan Mei lalu di sebuah hotel di Kota Bandung.
Dari tersangka, polisi juga menyita asetnya senilai Rp5,9 miliar. Aset-aset itu berupa rumah, mobil, motor, dan peralatan elektronik serta barang-barang lainnya. "Dari hasil hacking itu, yang bersangkutan membeli aset senilai Rp5,9 miliar dan juga untuk dana kegiatan terorisme senilai Rp667 juta. Uang itu disumbangkan untuk kegiatan pelatihan militer di Poso," ujar Saud di Mabes Polri, Jumat 22 Juni 2012.
Saud menjelaskan, modus Roni adalah meretas situs forex trading bernama www.speedlineinc.com. Di situs itu, Roni mencuri poin-poin milik member situs perdagangan valuta asing itu. Dari kejahatan ini, Roni mengeruk uang hingga Rp7 miliar. “Nah, dari uang itulah tersangka membeli aset-asetnya dan membiayai gerakan teroris,” papar Saud.
Dalam aksinya, Roni dibantu seorang perempuan yang diduga istri sirinya, Cahya Fitriyanta, yang juga ditangkap berbarengan. Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Petrus R Golose sebelumnya mengatakan terdapat seorang teroris perempuan ahli teknologi informasi yang ditangkap. Perempuan itu ternyata Cahya.
Dari hasil kejahatannya, kelompok teroris ini membeli beberapa ruko dan rumah di Kota Medan, Sumatera Utara. Kelompok ini membeli ruko tiga lantai, satu unit bangunan rumah tinggal beralamat di Jalan Karya Kasih, Medan. Satu rumah tinggal di Jalan Ekawarni Medan, satu ruko di Jalan Jenderal Sudirman, satu mobil Daihatsu, satu Toyota Avanza, satu mobil jenis pikap Mitsubishi, satu motor Kawasaki Ninja, dua motor Yamaha Jupiter.
Selain itu, satu Yamaha Vega, satu Honda Supra, dua Honda Vario. “Kemudian berupa peralatan elektronik lainnya yang diestimasikan senilai Rp36 juta. Peralatan ini dibeli dari Hong Kong melalui internet. Barang-barang tersebut kini statusnya sudah penyitaan oleh Densus 88 Antiteror Polri,” ujar Kepala Bagian Penerangan Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar.
Uang hasil kejahatan cyber, ucap Boy juga digunakan untuk mendanai kegiatan pelatihan militer di Poso, Sulawesi Tengah. (lil)
Kelompok teroris Solo yang pernah meledakkan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo, ternyata mengumpulkan dana lewat modus kejahatan dunia maya hingga mencapai Rp7 miliar (pada berita sebelumnya disebut Rp8 miliar).
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution memaparkan, modus kejahatan itu terungkap dari keterangan tersangka teroris Rizki Gunawan alias Rizki alias Roni alias Umar alias Udin alias Ronny Setiawan, yang ditangkap pertengahan Mei lalu di sebuah hotel di Kota Bandung.
Dari tersangka, polisi juga menyita asetnya senilai Rp5,9 miliar. Aset-aset itu berupa rumah, mobil, motor, dan peralatan elektronik serta barang-barang lainnya. "Dari hasil hacking itu, yang bersangkutan membeli aset senilai Rp5,9 miliar dan juga untuk dana kegiatan terorisme senilai Rp667 juta. Uang itu disumbangkan untuk kegiatan pelatihan militer di Poso," ujar Saud di Mabes Polri, Jumat 22 Juni 2012.
Saud menjelaskan, modus Roni adalah meretas situs forex trading bernama www.speedlineinc.com. Di situs itu, Roni mencuri poin-poin milik member situs perdagangan valuta asing itu. Dari kejahatan ini, Roni mengeruk uang hingga Rp7 miliar. “Nah, dari uang itulah tersangka membeli aset-asetnya dan membiayai gerakan teroris,” papar Saud.
Dalam aksinya, Roni dibantu seorang perempuan yang diduga istri sirinya, Cahya Fitriyanta, yang juga ditangkap berbarengan. Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Petrus R Golose sebelumnya mengatakan terdapat seorang teroris perempuan ahli teknologi informasi yang ditangkap. Perempuan itu ternyata Cahya.
Dari hasil kejahatannya, kelompok teroris ini membeli beberapa ruko dan rumah di Kota Medan, Sumatera Utara. Kelompok ini membeli ruko tiga lantai, satu unit bangunan rumah tinggal beralamat di Jalan Karya Kasih, Medan. Satu rumah tinggal di Jalan Ekawarni Medan, satu ruko di Jalan Jenderal Sudirman, satu mobil Daihatsu, satu Toyota Avanza, satu mobil jenis pikap Mitsubishi, satu motor Kawasaki Ninja, dua motor Yamaha Jupiter.
Selain itu, satu Yamaha Vega, satu Honda Supra, dua Honda Vario. “Kemudian berupa peralatan elektronik lainnya yang diestimasikan senilai Rp36 juta. Peralatan ini dibeli dari Hong Kong melalui internet. Barang-barang tersebut kini statusnya sudah penyitaan oleh Densus 88 Antiteror Polri,” ujar Kepala Bagian Penerangan Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar.
Uang hasil kejahatan cyber, ucap Boy juga digunakan untuk mendanai kegiatan pelatihan militer di Poso, Sulawesi Tengah. (lil)
(hyk)