Parpol agama butuh kerja keras

Minggu, 10 Juni 2012 - 09:03 WIB
Parpol agama butuh kerja...
Parpol agama butuh kerja keras
A A A
Sindonews.com – Partai politik (parpol) berbasis agama masih butuh usaha yang besar untuk memenangi Pemilu 2014. Sebab, mengacu pada berbagai survei, partai-partai yang beridentitaskan agama belum menjadi saluran aspirasi utama masyarakat.

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengakui sejumlah hasil survei tentang partai berbasis agama. Menurut dia, Indonesia memang mayoritas beragama Islam sehingga logikanya parpol berbasis Islam bisa menang. “Kenyataannya tidak demikian,” kata dia di Jakarta, Sabtu (9/6/2012). Sebelumnya, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) merilis survei yang menyatakan mayoritas responden memilih partai nasionalis dibandingkan partai agama.

Partai nasionalis itu adalah PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, NasDem, dan Hanura. Sementara itu, partai berasas agama adalah PKS, PAN, PPP, dan PKB. Hasilnya, Golkar unggul dengan raihan 23%, disusul PDIP dengan 19,6%, Partai Demokrat 10,7%, Gerindra 10,5%. PKS menjadi satu-satunya partai Islam yang lolos ke parlemen dengan raihan 6,9%.

Posisi selanjutnya diikuti Partai NasDem dengan 4,8%, sedangkan partai berbasis Islam lain tidak lolos. Partai-partai tersebut adalah PPP 3%, PAN 2,2%, dan PKB 2%. “Karena itu intinya harus bekerja keras. Parpol berbasis agama memiliki modal sejarah prestasi yang sangat baik. PKB pernah menjadi nomor tiga pada Pemilu 1999 dan 2004. Itu harus diingat. Karena itu, kalau serius digarap bisa membalikkan keadaan di Pemilu 2014,” beber dia.

Menurut dia, dalam politik itu semuanya fluktuatif. Sebenarnya soal agama yang dikaitkan dengan politik ini perdebatan klasik, menentukan landasan teokratis atau sekularisme. Namun jika ada keinginan dari umat untuk membangun partai besar, kemenangan politik itu bisa diraih. Dia menjelaskan, warga Nahdlatul Ulama (NU) pun jika disatukan akan menang. Saat ini warga NU menyebar di partai-partai nasionalis seperti Partai Demokrat dan Golkar.

Jadi, sangat mungkin PKB mengambil kembali suara warga NU yang ada di partai nasionalis besar pada Pemilu 2014. Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR Teguh Juwarno mengemukakan, era keemasan partai berbasis agama terjadi pada Pemilu 1955. Saat itu, dia menceritakan, Partai Masyumi mampu meraup suara lebih dari 20%.

Karena itu, Teguh meminta parpol berbasis agama bisa mencontoh perjuangan Partai Masyumi pada Pemilu 1955. Salah satu kunci kemenangannya adalah arah perjuangan dan platform partai yang jelas serta dilaksanakan secara konsisten. (lil)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4761 seconds (0.1#10.140)