Politik 2014, diprediksi banyak pengusaha dan artis
Politik 2014, diprediksi banyak pengusaha dan artis
A
A
A
Sindonews.com - Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 diprediksi akan banyak diikuti pengusaha dan artis yang nyalon jadi anggota DPR maupun DPRD.
Anggota Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa menyatakan, hal itu dipicu adanya sistem proposional terbuka dan suara terbanyak dalam UU Pemilu.
"Sistem proposional terbuka dalam UU Pemilu saat ini membuat partai politik seperti Event Organizer (EO). Ini akan berdampak serius dalam berpolitik," kata dia, di Bandung, Kamis (19/4/2012).
Lanjut anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sistem proposional terbuka akan berdampak fatal dalam sistem politik di Indonesia.
"Jangan kaget 2014 nanti banyak artis dan pengusaha jadi anggota dewan," ujarnya.
Menurutnya, PKS sendiri sejak awal sudah menolak sistem proposional terbuka itu. Pasalnya, PKS ingin memakai sistem proposional tertutup yang mampu menyiapkan kadernya untuk menjadi anggota dewan yang faham politik.
Sebaliknya, sistem proposional terbuka dinilai tidak akan memperbaiki kualitas para anggota dewan. Sebab, anggota dewan yang dihasilkan bukan kader partai yang memang sudah disiapkan untuk berpolitik.
Dengan begitu, dia khawarir nantinya kebijakan yang dihasilkan tidak matang. "Sistem terbuka membuat partai tidak punya tanggung jawab untuk mengupgrade kadernya," pungkasnya. (wbs)
Anggota Komisi VIII DPR RI Ledia Hanifa menyatakan, hal itu dipicu adanya sistem proposional terbuka dan suara terbanyak dalam UU Pemilu.
"Sistem proposional terbuka dalam UU Pemilu saat ini membuat partai politik seperti Event Organizer (EO). Ini akan berdampak serius dalam berpolitik," kata dia, di Bandung, Kamis (19/4/2012).
Lanjut anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sistem proposional terbuka akan berdampak fatal dalam sistem politik di Indonesia.
"Jangan kaget 2014 nanti banyak artis dan pengusaha jadi anggota dewan," ujarnya.
Menurutnya, PKS sendiri sejak awal sudah menolak sistem proposional terbuka itu. Pasalnya, PKS ingin memakai sistem proposional tertutup yang mampu menyiapkan kadernya untuk menjadi anggota dewan yang faham politik.
Sebaliknya, sistem proposional terbuka dinilai tidak akan memperbaiki kualitas para anggota dewan. Sebab, anggota dewan yang dihasilkan bukan kader partai yang memang sudah disiapkan untuk berpolitik.
Dengan begitu, dia khawarir nantinya kebijakan yang dihasilkan tidak matang. "Sistem terbuka membuat partai tidak punya tanggung jawab untuk mengupgrade kadernya," pungkasnya. (wbs)
()
Explore More