Nazaruddin sedih ingat istri tercinta
Nazaruddin sedih ingat istri tercinta
A
A
A
Sindonews.com - Kisah sedih campur haru mewarnai sidang lanjutan perkara Wisma Atlet SEA Games dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.
Dalam kesaksiannya, Nazaruddin teringat akan istri tercinta Neneng Sri Wahyuni dan ketiga anaknya yang masih balita.
Sejak terjerat kasus tersebut, Nazar mengaku tidak pernah berkumpul kembali dengan keluarga tercintanya. Mantan bendahara umum Partai Demokrat ini merasa terzalimi dalam kasus yang menjeratnya. Dengan berlinang air mata, Nazaruddin tampak menyesali semua perbuatannya di muka sidang.
"Saya merasa dizalimi secara kejam oleh pihak-pihak yang membuat kasus ini. Membuat saya berpisah dengan istri tercinta saya, Neneng Sri Wahyuni dan ketiga anak saya yang masih balita. Saya sekarang sakit-sakitan, jiwa saya sakit," ujar Nazaruddin sedu sedan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (9/4/2012).
Ditambahkan dia, selain kehilangan waktu keluarga, semua harta benda dan usaha yang selama ini digelutinya juga seolah tak ada harganya lagi. Kemerdekaannya sebagai seorang manusia direnggut oleh persidangan dan hukuman yang menjeratnya.
"Saya selama ini sudah bekerja keras untuk menjadi seorang pengusaha sukses seperti sekarang, namun sekarang hasilnya seperti ini," sesalnya. (san)
Dalam kesaksiannya, Nazaruddin teringat akan istri tercinta Neneng Sri Wahyuni dan ketiga anaknya yang masih balita.
Sejak terjerat kasus tersebut, Nazar mengaku tidak pernah berkumpul kembali dengan keluarga tercintanya. Mantan bendahara umum Partai Demokrat ini merasa terzalimi dalam kasus yang menjeratnya. Dengan berlinang air mata, Nazaruddin tampak menyesali semua perbuatannya di muka sidang.
"Saya merasa dizalimi secara kejam oleh pihak-pihak yang membuat kasus ini. Membuat saya berpisah dengan istri tercinta saya, Neneng Sri Wahyuni dan ketiga anak saya yang masih balita. Saya sekarang sakit-sakitan, jiwa saya sakit," ujar Nazaruddin sedu sedan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (9/4/2012).
Ditambahkan dia, selain kehilangan waktu keluarga, semua harta benda dan usaha yang selama ini digelutinya juga seolah tak ada harganya lagi. Kemerdekaannya sebagai seorang manusia direnggut oleh persidangan dan hukuman yang menjeratnya.
"Saya selama ini sudah bekerja keras untuk menjadi seorang pengusaha sukses seperti sekarang, namun sekarang hasilnya seperti ini," sesalnya. (san)
()
Explore More