Angka golput Pilgub DKI Jakarta akan meningkat

Angka golput Pilgub DKI Jakarta akan meningkat
A
A
A
Sindonews.com – Golongan Putih (Golput) atau kalangan yang tidak menggunakan hak suaranya untuk memilih Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendatang diperkirakan akan meningkat karena dua hal.
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi mengatakan, salah satu penyebabnya adalah opsi Cagub dan Cawagub yang maju pada Pilkada mendatang tidak mewakili keinginan masyarakat DKI Jakarta.
“Terus terang pemilih golput disebabkan dua hal. Pertama adalah terkait dengan opsi pilihan calon gubernur yang akan maju. Kalau misalnya pilihan yang tersedia tidak banyak, bahkan terjadi skenario 2007 yang terulang kembali, hanya ada dua pasangan maka golput akan meningkat karena pemilih golput tidak akan terwakili oleh dua pasang yang bertarung pada pilkada mendatang,” jelas BurhanuDdin kepada wartawan di kantor LSI, Senin (12/3/2012).
Sementara itu alasan yang kedua yang memperngaruhi peningkatan golput ialah banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemilih sebelum menyalurkan hak suaranya. Hal ini dikarenakan masyarakat Jakarta yang cenderung sibuk dan tidak ingin terlalu repot sebelum memilih Cagub dan Cawagub DKI Jakarta periode 2012-2017.
“Kedua, golput juga dipengaruhi oleh persoalan yang bersifat teknis administrasi, misalnya kalau KPUD provinsi DKI Jakarta terlalu banyak menetapkan persyaratan atau aturan. Kemungkinan golput juga akan meningkat,” paparnya.
Burhanudin menambahkan apabila golput tidak diberi kesempatan agar pemilih hanya menggunakan persyaratan yang mudah seperti KTP saat mendaftar sebagai pemilih maka jelas peningkatan golput akan tinggi.
“Apalagi jika pemilih Jakarta diwajibkan untuk proaktif mendatangi Kelurahan untuk mendaftar. Saya kira itu sulit, apalagi dengan karakteristik pemilih DKI Jakarta kelas menengah ke atas yang manja,” tandasnya. (wbs)
Peneliti Senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi mengatakan, salah satu penyebabnya adalah opsi Cagub dan Cawagub yang maju pada Pilkada mendatang tidak mewakili keinginan masyarakat DKI Jakarta.
“Terus terang pemilih golput disebabkan dua hal. Pertama adalah terkait dengan opsi pilihan calon gubernur yang akan maju. Kalau misalnya pilihan yang tersedia tidak banyak, bahkan terjadi skenario 2007 yang terulang kembali, hanya ada dua pasangan maka golput akan meningkat karena pemilih golput tidak akan terwakili oleh dua pasang yang bertarung pada pilkada mendatang,” jelas BurhanuDdin kepada wartawan di kantor LSI, Senin (12/3/2012).
Sementara itu alasan yang kedua yang memperngaruhi peningkatan golput ialah banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemilih sebelum menyalurkan hak suaranya. Hal ini dikarenakan masyarakat Jakarta yang cenderung sibuk dan tidak ingin terlalu repot sebelum memilih Cagub dan Cawagub DKI Jakarta periode 2012-2017.
“Kedua, golput juga dipengaruhi oleh persoalan yang bersifat teknis administrasi, misalnya kalau KPUD provinsi DKI Jakarta terlalu banyak menetapkan persyaratan atau aturan. Kemungkinan golput juga akan meningkat,” paparnya.
Burhanudin menambahkan apabila golput tidak diberi kesempatan agar pemilih hanya menggunakan persyaratan yang mudah seperti KTP saat mendaftar sebagai pemilih maka jelas peningkatan golput akan tinggi.
“Apalagi jika pemilih Jakarta diwajibkan untuk proaktif mendatangi Kelurahan untuk mendaftar. Saya kira itu sulit, apalagi dengan karakteristik pemilih DKI Jakarta kelas menengah ke atas yang manja,” tandasnya. (wbs)
()