Golkar tak khawatir eksodus kader
A
A
A
Sindonews.com - Pasca mundurnya Jeffrie Geovanie, Partai Golkar tidak mengkhawatirkan potensi eksodus para kadernya di pusat dan daerah ke Partai NasDem. Golkar juga menanggapi dingin kabar bakal mundurnya puluhan legislator mereka di DPR.
Ketua Dewan Pelaksana Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Golkar Indra Jaya Piliang mengatakan, Golkar sama sekali tidak takut kehilangan para kadernya termasuk bila kabar bahwa puluhan anggota DPR dari Golkar berencana mundur dan pindah ke NasDem benar.
”Itu tidak menjadi persoalan. Keputusan pindah partai adalah dinamika politik yang lumrah asalkan tujuannya bukan mencari keuntungan pribadi. Jadi kalau nanti ada lagi kader dan anggota DPR dari Golkar pindah, misalnya sebanyak 25 orang, ya silakan dan kami ucapkan selamat berjuang. Adalah hak setiap warga negara memilih partai yang cocok,” ungkap Indra di Jakarta kemarin.
Meski begitu, dia menegaskan bahwa sejauh ini pihaknya belum mendengar akan ada lagi legislator Golkar yang akan pindah parpol ke Partai NasDem atau parpol lain.
Sejauh ini anggota DPR dari Golkar yang sudah pasti pindah ke NasDem hanya Jeffrie Geovanie. Menurut Indra, Golkar menyampaikan ucapan selamat kepada pendiri Syafii Maarif Foundation-Maarif Institute itu.
Indra juga menekankan bahwa Golkar tidak merasa digembosi dengan perpindahan kader ke NasDem.
Anggota DPR dari Golkar adalah manusia-manusia dewasa yang telah matang berpolitik serta sangat memahami strategi dan etika. ”Golkar justru merasa terbantu karena banyak figur potensial kami yang mungkin tak tertampung aspirasi dan perjuangannya. NasDem kan juga kawan kami,”ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Jeffrie pekan lalu menyatakan mundur dari keanggotaan DPR sekaligus mundur dari Partai Golkar. Selanjutnya, mantan anggota Komisi I DPR yang juga pendiri The Indonesian Institute dan anggota Dewan Penasihat Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu menjadi anggota Partai NasDem.
Jeffrie menilai NasDem memiliki potensi sangat besar untuk mempercepat pembenahan politik di negeri ini, sekaligus mempercepat roda perubahan pasca reformasi. Partai NasDem juga memiliki proses dan orientasi politik yang tegas.
Menurut Jeffrie, Naskah Restorasi Indonesia yang dimiliki Partai NasDem adalah arahan tegas tentang gerak perubahan yang dituju.
Sementara itu, Ketua Forum Silaturahmi DPD Tingkat Kabupaten/Kota Partai Golkar Muntasir Hamid mengungkapkan, setelah Jeffrie akan ada lagi beberapa anggota DPR dari Golkar yang menyusul pindah ke parpol baru.
”Diprediksi akan ada 19-25 anggota DPR Golkar yang menyeberang ke parpol baru.Fenomena ini harus disikapi karena bisa membuat Golkar menuju kehancuran. DPP Golkar kami harap proaktif,”katanya.
Muntasir menolak menyebutkan nama parpol baru yang dimaksudnya. Dia juga enggan menyebutkan satu per satu nama anggota DPR dari Golkar yang dikabarkan akan hengkang.
”Yang jelas, kabar ini sudah diketahui hingga jajaran pengurus DPD II (kabupaten/kota) Golkar. Salah satunya adalah Meutya Viada Hafid (anggota Komisi I DPR),” ucap Muntasir.
Di tempat terpisah,Meutya mengaku dirinya hingga kemarin masih fokus bekerja sebagai anggota Fraksi Partai Golkar DPR yang ditugaskan di Komisi I dan belum berpikir pindah parpol.
”Saya sedang mendapat kesempatan mengabdi kepada bangsa dan negara melalui jalur parlemen. Ini akan terus saya digunakan sebaik- baiknya. Meski tidak pindah parpol, saya memang aktif di organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat,” katanya.
Menanggapi kabar eksodus kader Golkar ke parpol baru, Meutya menyatakan, hal itu murni keputusan individu sehingga siapa pun tak bisa memengaruhinya.
”Yang penting didasari niat pengabdian, bukan pragmatis,” tandas mantan presenter televisi itu.
Sementara itu, Sekjen Garda Pemuda NasDem Saiful Haq mengatakan, Partai NasDem membuka diri bagi siapa pun yang ingin bergabung dan setuju dengan platform perubahan yang sudah digagas. ”Termasuk dari parpol lain,” imbuhnya.
Sejumlah kader Golkar, lanjut dia, selama ini memang aktif di ormas Nasional Demokrat. Mereka antara lain Syamsul Muarif, Ferry Mursyidan Baldan, dan Meutya Hafid. Secara perspektif pergerakan, kata Saiful, mereka sudah tidak ada perbedaan cara pandang dengan NasDem.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah memprediksi eksodus politisi Golkar ke Partai NasDem akan terus terjadi. Hal ini tak lepas dari sikap politik Golkar yang buntu.
”Golkar bagi banyak pihak memang sangat tertutup, budaya demokrasinya mulai luntur. Itu harus diakui dan gelombang eksodus akan terus terjadi,” paparnya. Padahal kata dia, Golkar pada awal era reformasi, di bawah pimpinan Akbar Tandjung, sudah melakukan kemajuan dalam membangun sistem demokrasi yang terbuka. Termasuk dalam sistem perekrutan capres.(lin)
Ketua Dewan Pelaksana Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Golkar Indra Jaya Piliang mengatakan, Golkar sama sekali tidak takut kehilangan para kadernya termasuk bila kabar bahwa puluhan anggota DPR dari Golkar berencana mundur dan pindah ke NasDem benar.
”Itu tidak menjadi persoalan. Keputusan pindah partai adalah dinamika politik yang lumrah asalkan tujuannya bukan mencari keuntungan pribadi. Jadi kalau nanti ada lagi kader dan anggota DPR dari Golkar pindah, misalnya sebanyak 25 orang, ya silakan dan kami ucapkan selamat berjuang. Adalah hak setiap warga negara memilih partai yang cocok,” ungkap Indra di Jakarta kemarin.
Meski begitu, dia menegaskan bahwa sejauh ini pihaknya belum mendengar akan ada lagi legislator Golkar yang akan pindah parpol ke Partai NasDem atau parpol lain.
Sejauh ini anggota DPR dari Golkar yang sudah pasti pindah ke NasDem hanya Jeffrie Geovanie. Menurut Indra, Golkar menyampaikan ucapan selamat kepada pendiri Syafii Maarif Foundation-Maarif Institute itu.
Indra juga menekankan bahwa Golkar tidak merasa digembosi dengan perpindahan kader ke NasDem.
Anggota DPR dari Golkar adalah manusia-manusia dewasa yang telah matang berpolitik serta sangat memahami strategi dan etika. ”Golkar justru merasa terbantu karena banyak figur potensial kami yang mungkin tak tertampung aspirasi dan perjuangannya. NasDem kan juga kawan kami,”ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Jeffrie pekan lalu menyatakan mundur dari keanggotaan DPR sekaligus mundur dari Partai Golkar. Selanjutnya, mantan anggota Komisi I DPR yang juga pendiri The Indonesian Institute dan anggota Dewan Penasihat Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu menjadi anggota Partai NasDem.
Jeffrie menilai NasDem memiliki potensi sangat besar untuk mempercepat pembenahan politik di negeri ini, sekaligus mempercepat roda perubahan pasca reformasi. Partai NasDem juga memiliki proses dan orientasi politik yang tegas.
Menurut Jeffrie, Naskah Restorasi Indonesia yang dimiliki Partai NasDem adalah arahan tegas tentang gerak perubahan yang dituju.
Sementara itu, Ketua Forum Silaturahmi DPD Tingkat Kabupaten/Kota Partai Golkar Muntasir Hamid mengungkapkan, setelah Jeffrie akan ada lagi beberapa anggota DPR dari Golkar yang menyusul pindah ke parpol baru.
”Diprediksi akan ada 19-25 anggota DPR Golkar yang menyeberang ke parpol baru.Fenomena ini harus disikapi karena bisa membuat Golkar menuju kehancuran. DPP Golkar kami harap proaktif,”katanya.
Muntasir menolak menyebutkan nama parpol baru yang dimaksudnya. Dia juga enggan menyebutkan satu per satu nama anggota DPR dari Golkar yang dikabarkan akan hengkang.
”Yang jelas, kabar ini sudah diketahui hingga jajaran pengurus DPD II (kabupaten/kota) Golkar. Salah satunya adalah Meutya Viada Hafid (anggota Komisi I DPR),” ucap Muntasir.
Di tempat terpisah,Meutya mengaku dirinya hingga kemarin masih fokus bekerja sebagai anggota Fraksi Partai Golkar DPR yang ditugaskan di Komisi I dan belum berpikir pindah parpol.
”Saya sedang mendapat kesempatan mengabdi kepada bangsa dan negara melalui jalur parlemen. Ini akan terus saya digunakan sebaik- baiknya. Meski tidak pindah parpol, saya memang aktif di organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat,” katanya.
Menanggapi kabar eksodus kader Golkar ke parpol baru, Meutya menyatakan, hal itu murni keputusan individu sehingga siapa pun tak bisa memengaruhinya.
”Yang penting didasari niat pengabdian, bukan pragmatis,” tandas mantan presenter televisi itu.
Sementara itu, Sekjen Garda Pemuda NasDem Saiful Haq mengatakan, Partai NasDem membuka diri bagi siapa pun yang ingin bergabung dan setuju dengan platform perubahan yang sudah digagas. ”Termasuk dari parpol lain,” imbuhnya.
Sejumlah kader Golkar, lanjut dia, selama ini memang aktif di ormas Nasional Demokrat. Mereka antara lain Syamsul Muarif, Ferry Mursyidan Baldan, dan Meutya Hafid. Secara perspektif pergerakan, kata Saiful, mereka sudah tidak ada perbedaan cara pandang dengan NasDem.
Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah memprediksi eksodus politisi Golkar ke Partai NasDem akan terus terjadi. Hal ini tak lepas dari sikap politik Golkar yang buntu.
”Golkar bagi banyak pihak memang sangat tertutup, budaya demokrasinya mulai luntur. Itu harus diakui dan gelombang eksodus akan terus terjadi,” paparnya. Padahal kata dia, Golkar pada awal era reformasi, di bawah pimpinan Akbar Tandjung, sudah melakukan kemajuan dalam membangun sistem demokrasi yang terbuka. Termasuk dalam sistem perekrutan capres.(lin)
()