Pengakuan Angie

Rabu, 08 Februari 2012 - 08:17 WIB
Pengakuan Angie
Pengakuan Angie
A A A
Sindonews.com - Akhirnya Angelina Sondakh buka suara. Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada kasus Wisma Atlet SEA Games 2011, Angie, panggilan Angelina Sondakh memang memilih tutup mulut dan hanya berdiam diri di rumah.

Namun, kepada harian Seputar Indonesia (SINDO) dia berani berbicara kemarin Selasa 7 Februari 2012. Angie belum menunjuk pengacara untuk mendampinginya pada pemeriksaan nanti. Dia juga mengaku siap bersikap kooperatif terhadap KPK. Seperti yang telah diduga, Angie membantah semua pengakuan Muhammad Nazaruddin dan Mindo Rosalina Manulang. Semua pihak pantas menghormati bantahan Angie karena asas praduga tak bersalah tetap harus dijunjung tinggi dalam kasus hukum.

Angie mengaku sama sekali tidak pernah berbicara kepada Nazaruddin dan Rosa mengenai proyek Wisma Atlet SEA Games 2011, apalagi sampai mengatur dan menerima uang dari proyek tersebut. Pernyataan Angie dengan Nazaruddin dan Rosa tentu bertolak belakang sama sekali. Kondisi ini yang harus diperhatikan KPK. Lembaga yang dipimpin Abraham Samad ini harus mampu mencari kebenaran dari dua pernyataan yang berbeda terhadap kasus besar di negeri ini.

Langkah KPK dengan menetapkan Angie sebagai tersangka pantas diberi apresiasi. Angie adalah pejabat di partai politik yang saat ini tengah berkuasa. Namun, tantangan KPK bukan hanya berhenti dengan menetapkan seorang tokoh partai politik sebagai tersangka, melainkan mengungkap tabir misteri kasus ini. KPK tentu mempunyai kemampuan untuk mengungkap tabir misteri tentang kasus proyek Wisma Atlet SEA Games 2011 ini.

Abraham Samad, ketua KPK, pun mengakui bahwa penetapan Angie sebagai tersangka merupakan pintu masuk untuk mengembangkan kasus ini. Banyak pihak yang berharap pernyataan Abraham tersebut bukan hanya pemanis sesaat, melainkan menjadi kenyataan. Mengungkap kasus ini telah menjadi harapan masyarakat.

Masyarakat akan menunggu, apakah KPK berhasil mengungkap kasus Wisma Atlet SEA Games 2011 atau justru menghentikan kasus ini di tengah jalan? Ini yang menjadi tantangan KPK dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus ini.Penyelidikan dan penyidikan sebuah kasus bak memakan sepiring bubur dan kasus dugaan korupsi Wisma Atlet SEA Games 2011 adalah sepiring bubur panas.

Jika salah dalam “menyantap”-nya, kasus ini bisa-bisa dimuntahkan lagi. Ini yang masyarakat tidak mau. Bak makan bubur panas, KPK memang harus memakan dari pinggirnya dulu lalu menghabiskan di tengahnya. Saat ini bagian pinggir dari bubur panas ini sudah masuk ke mulut KPK. Apakah akan berlanjut hingga ke tengah nanti? Hadangan berupa intervensi politik sudah ada di depan mata.

Jika sebelumnya lebih banyak orang di luar parpol yang dijerat,setelah ini mungkin akan lebih banyak tokoh parpol yang bisa dijerat.KPK bahkan didesak untuk masuk dan memeriksa pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR yang diduga terlibat dalam kasus ini. Setelah ini tekanan politik terhadap pengungkapan kasus ini semakin kuat. KPK tentu sudah menyadari ini.

Dibutuhkan endurance dari pimpinan KPK untuk terus menyantap bubur panas ini hingga tuntas. Keberhasilan KPK dalam menuntaskan kasus ini akan menjadi prestasi besar bagi formasi baru pimpinan lembaga antikorupsi ini. Kita yakin, jika KPK berhasil keluar dari tekanan politik dan mengungkap kasus ini secara tuntas, kepercayaan masyarakat tentang upaya pemberantasan korupsi semakin meningkat.

Semua kembali kepada KPK. Masyarakat hanya bisa mengamati bagaimana KPK menyantap bubur panas tersebut. Mungkin bubur panas itu akan membakar lidah KPK, namun jika mampu dituntaskan, rasa panas itu akan hilang. Jangan sampai KPK berhenti menyantap bubur panas tersebut karena tekanan politik. Karena jika tidak tuntas, sisa bubur panas itu akan tertumpah kepada KPK.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7179 seconds (0.1#10.140)