Negara tak mampu lindungi warganya
A
A
A
Sindonews.com – Kemampuan negara untuk melindungi atau menekan kejahatan hingga level terendah dinilai sangat minim sekali. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala mengatakan, ada tujuh hal mengapa negara gagal dalam melindungi warganya. Yang pertama, katanya, APBN yang jumlahnya terbatas dan selalu turun terlambat itu sebagian besar habis untuk belanja pegawai dan operasional instansi.
"Artinya, kemampuan negara untuk melindungi atau mempertahankan kejahatan hingga level terendah, itu sedikit sekali," ujarnya saat talk show di Dewan Perwailan Daerah (DPD) RI dengan topik 'Bila Negara Gagal Melindungi Warganya' di pressroom DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (27/1/2012).
Adrianus melanjutkan, ketika pada tingkat pemerintah pusat atau daerah sedang mengalami tiga masalah sekaligus. Menurutnya, tidak ada lagi perhatian dan kemampuan bertindak bagi yang selanjutnya.
Aparat juga dinilai melakukan pembiaran terhadap aksi bentrok massa yang terjadi. Pembiaran tersebut terlihat ketika massa dalam jumlah besar melakukan pengrusakan.
“Padahal di lokasi ada petugas, tapi cenderung dibiarkan. Massa pun makin beringas,” paparnya.(azh)
Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala mengatakan, ada tujuh hal mengapa negara gagal dalam melindungi warganya. Yang pertama, katanya, APBN yang jumlahnya terbatas dan selalu turun terlambat itu sebagian besar habis untuk belanja pegawai dan operasional instansi.
"Artinya, kemampuan negara untuk melindungi atau mempertahankan kejahatan hingga level terendah, itu sedikit sekali," ujarnya saat talk show di Dewan Perwailan Daerah (DPD) RI dengan topik 'Bila Negara Gagal Melindungi Warganya' di pressroom DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (27/1/2012).
Adrianus melanjutkan, ketika pada tingkat pemerintah pusat atau daerah sedang mengalami tiga masalah sekaligus. Menurutnya, tidak ada lagi perhatian dan kemampuan bertindak bagi yang selanjutnya.
Aparat juga dinilai melakukan pembiaran terhadap aksi bentrok massa yang terjadi. Pembiaran tersebut terlihat ketika massa dalam jumlah besar melakukan pengrusakan.
“Padahal di lokasi ada petugas, tapi cenderung dibiarkan. Massa pun makin beringas,” paparnya.(azh)
()